Kwang Soo yang sedang duduk santai di ruang keluarga tampak bingung melihat Kyun Sook yang pulang dengan wajah lusuhnya.
“Ada apa? Semua baik-baik saja,kan?”
Kyun Sook menghela napas beberapa kali. Tampak kekecewaan di wajahnya.
“Pengacaraku mengatakan jika Gi Nam dibebaskan dengan jaminan dan menurut polisi aku sama sekali tidak punya cukup bukti memenjarakannya,”ujar Kyun Sook penuh kekecewaan.
Ia memang sampai saat ini belum memiliki bukti yang cukup untuk memenjarakan Gi Nam. Bahkan orang suruhan Gi Nam waktu itu tidak ia ketahui bagaimana rupanya. Belum lagi pengacara Gi Nam berhasil meyakinkan pihak kepolisian membebaskan Gi Nam dengan jaminan.
“Lalu, apa rencanamu selanjutnya?”tanya Kwang Soo.
“Aku masih akan tetap berusaha mencari keberadaan orang itu. Mungkin saja mantan sopir pribadi Gi Nam mengetahui siapa orang itu. Aku sudah meminta kenalanku untuk menemuinya. Semoga saja ada informasi yang bisa ia dapatkan,”jelas Kyun Sook. Ia sangat berharap kenalannya itu bisa mengorek informasi sekecil apapun itu pada mantan sopir Gi Nam. “Oh ia, mungkin saja besok aku tidak bisa menemanimu menemui Pak Lee. Aku harus menyelesaikan secepatnya perceraiannya dengan Gi Nam. Aku tidak ingin terus terkait lagi dengan segala hal mengenai dirinya.”
Kwang Soo mengangguk memahami apa yang kini sang adik rasakan. Ia hanya bisa mendukung dan sedikit memberi nasehat padanya. Kwang Soo lantas ke kamar karena malam juga sudah larut. Meski ia tahu perpisahan memang pantas dilakukan adiknya ke Gi Nam, tapi ia juga kasihan melihat Ji Yun yang harus menerima kenyataan atas perpisahan kedua orang tuanya.
“Sepertinya kau sedang banyak pikiran,”ucap Ratna yang baru saja masuk ke kamar.
“Apa eomma sudah tidur?”
“Sudah, sepertinya nafsu makannya juga sudah bertambah. Ia makan dua kali lipat dari biasanya yang bisa ia makan,”ujar Ratna. “Oh ia aku juga sudah menananyakan soal Taeyong dan Ji Yun pada Dita. Ternyata Taeyong sudah jauh-jauh hari mengatakan semuanya pada Dita. Tapi, kemungkinan besar dia juga baru mengetahui semuanya setelah Dita memberitahunya.”
“Syukurlah kalau seperti itu. Harapanku sama seperti Kyun Sook, semoga saja Ji Yun bisa melupakan Taeyong. Aku sama sekali tidak ingin hubungan baik yang kembali terjalin diantara keluarga kita ini kembali tergores,”sahut Kwang Soo.*****
Gi Nam yang baru saja bebas tampak sedang meninjau sebuah apartemen yang akan menjadi tempat tinggalnya. Pasalnya sangat tidak mungkin jika dia kembali ke kediaman keluarga 'PARK' sedangkan dirinya sedang proses cerai dengan Kyun Sook. Tampak juga Ji Yun yang menemani sang ibu.
“Besok ajak temanmu itu, kita diskusikan rencana yang akan kita lakukan,”ucao Gi Nam.
“Tapi, apa eomma yakin dengan rencana itu? Maksudku, apa ini tidak terlalu berisiko. Mengingat mereka juga tentunya tidak segampang itu percaya,”Ji Yun tampak ragu.
“Ji Yun-a, kau tidak perlu khawatir. Bukankah ini semua juga untuk dirimu juga,”ucap Gi Nam. “Sekarang lebih baik kau pulang saja. Bukankah kau masih semester? Ingat, bersikap biasa saja. Jangan terlalu menanggapi mereka!”ujar Gi Nam memperingati Ji Yun.
Gi Nam juga menambahkan agar Ji Yun bisa bersabar dan menunggu beberapa waktu agar mereka bisa melaksanakan rencana mereka. Pasalnya mereka harus benar-benar menyiapkannya dengan matang rencana tersebut.
*****Tepat pada pukul 10 menjelang siang, Kwang Soo tiba di sebuah resto yang menjadi tempat yang telah dipilih oleh Kyun Sook sebagai tempat pertemuan mereka dengan Hwan Jae. Seorang pelayan resto menghampiri Kwang Soo dan mengantarnya ke sebuah meja. Kwang Soo sebelumnya menerima telepon dari Hwan Jae dan permintaan maafnya karena akan sedikit telat tiba di resto.
Sekitar 15 menit berlalu, Hwan Jae tiba di resto. Ia tampak sejenak bertanya pada pelayan yang tadi mengantar Kwang Soo. Setelahnya ia pun diantar ke meja nomor 7 tepat dimana Kwang Soo berada saat ini.
“Maaf, membuatmu lama menunggu,”ucap Hwan Jae basa-basi.
“Tidak apa-ap...,”Kwang Soo menjeda ucapannya saat bangkit dan melihat Hwan Jae. Ia tiba-tiba teringat sesuatu. Beberapa kali memori masa lalu terputar dalam benaknya berusaha memastikan sesuatu.
Tampaknya bukan hanya Kwang Soo, Hwan Jae pun demikian. Ia meneguk dalam salivanya kala melihat Kwang Soo. Suasana menjadi sangat canggung. Keduanya berkutat di pikiran masing-masing. Berusaha mencerna apa yang telah terjadi di masa lalu.
“Tidak, bagaimana mungkin?”batin Kwang Soo.
“Bagaimana mungkin dia? Ayah Dita? Kakak Kyun Sook?”batin Hwan Jae.
Cukup lama keduanya saling bertanya tanpa mengucapkannya. Hingga, pelayan datang memecah keheningan diantara keduanya. Setelah mencatat menu yang keduanya pesan, pelayan tersebut kemudian pergi.
“A, Park Kwang Soo!”Kwang Soo mengulurkan tangannya yang diterima sedikit ragu oleh Hwan Jae. “Kau sangat mirip dengan putramu!”
“Ya, banyak orang berkata demikian,”ucap Hwan Jae diujungi senyum singkat. Ia tampak sedikit gusar.
Sembari menunggu makanan, keduanya kembali berusaha bersikap profesional dan mulai membahas tentang kerja sama perusahaan mereka. Meski terkadang kecanggungan menyisipkan diri di tengah pembahasan.
Pertemuan yang singkat namun terasa lama, utamanya bagi Hwan Jae yang seakan ingin sesegera mungkin mengakhiri pertemuannya kali ini. Keduanya kemudian bangkitkan dari tempat duduk dan mengakhiri pertemuan dengan saling berjabat tangan.
“Kuharap kau tidak lagi membuka hal telah tertutupi hingga saat ini,"bisik Hwan Jae pada Kwang Soo. “Aku tahu anak-anak kita saling mencintai satu sama lain. Kau tentunya tidak ingin membuat putrimu bersedih,bukan? Maka, kau tentunya tidak akan melakukan hal yang akan membuatnya bersedih dan menjatuhkan air mata.”
Tidak ada kata yang Kwang Soo keluarkan bahkan setelah Hwan Jae melangkah lebih dulu meninggalkan resto. Ia terdiam memikirkan kalimat yang Kwang Soo bisikkan padanya yang seolah semacam pengancaman.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEREWHITAL (TAMAT)
Fiksi PenggemarBerusaha sama-sama kuat atas apa yang bertubi-tubi datang. Hingga saat salah satunya memilih mundur dengan dalih untuk kebaikan sang kekasih. Namun, nyatanya itu justru membuatnya sakit dan terpuruk bagi keduanya.