NJ-05

11.4K 575 7
                                    

"Aku berangkat sama abang kan?" tanya Aisley saat berusaha menyamai langkah Raden yang kini melangkah keluar dari rumah.

Raden menghentikan langkahnya. Ia menatap malas ke arah Aisley. "Lo punya mobil dan gue punya motor sendiri kalau lo lupa. Kita berangkat ke sekolah sendiri-sendiri."

"Eitss... Sekedar mengingatkan ya Bang, aku ini amnesia! Jadi, mana aku tahu kalau biasanya kita berangkat sendiri-sendiri. Aku juga lupa caranya nyetir, aku juga nggak tahu arah jalannya ke sekolah, " ujar Aisley dengan jujur walau dibumbui dengan kebohongan yang mengatasnamakan amnesianya.

Aslinya, dia memang bukan Aisley yang asli. Dan tubuh Aisley ini sebenarnya tidak amnesia. Tapi ia yang kini menempati tubuh Aisley terpaksa berbohong soal amnesia karena faktanya ia memang tidak bisa naik mobil yang akan menyebabkan dirinya mual-mual. Apalagi menyetir?! Dia tidak ahli dalam hal itu!

"Yaudah siniin kunci mobil lo. Gue yang nyetir," pinta Raden yang mengambil jalan keluar dengan berangkat bersama.

Aisley menggeleng tidak mau. "Aku mau naik motornya abang aja."

"Emang lo mau berangkat naik motor butut gue? Nanti skincare mahal lo sia-sia kena sinar matahari," sindir Raden.

Raden tidak bohong soal ini. Aisley asli memang sosok yang hampir tidak pernah mau naik motor karena takut perawatan wajahnya yang mahal berakhir sia-sia entah akibat terkena sinar matahari atau debu di jalanan. Aisley asli yang the real princess itu terbiasa naik mobil sejak kecil.

Aisley merasa pusing sekarang. Perbedaannya dengan Aisley asli sangat banyak. Salah satunya ya, masalah mobil dan motor. Aisley yang sekarang tidak bisa naik mobil, sedangkan Aisley asli tidak pernah naik motor.

Lalu ia harus menjelaskan bagaimana agar Raden mengerti dirinya.

Tiba-tiba saja ia kepikiran sesuatu. Ia perlu melakukan sedikit drama agar Raden mau berangkat dengan menggunakan motor. Aisley pun memulai dramanya.

"Abang mau kita telat? Kalau kita naik motor, kita pasti bisa nyampe sekolah tepat waktu. Karena kalau semisal jalannya macet abang masih bisa nyelip-nyelip. Kalau naik mobilku udah pasti nggak bisa nyelip-nyelip, Bang!" peringat Aisley dengan wajah panik yang meyakinkan.

"Lo bener, tapi lo yang biasanya nggak peduli mau telat apa nggak yang penting lo masuk sekolah buat ngisi absen," balas Raden.

"Kan aku amnesia, mana aku tahu diriku yang dulu kayak gimana! Udahlah naik motor aja, Bang!" Aisley tetap kukuh dengan mengatasnamakan amnesia yang dialaminya.

Raden yang sudah malas berdebat pun akhirnya mengalah. "Oke, kita berangkat naik motor."

Ia segera mengambil motor bututnya dan menuntunnya ke dekat Aisley.

"Ini helm-nya Ibu, tapi lo pake aja!" Raden menyerahkan helm sederhana berwarna merah ke Aisley. Ia sendiri mengenakan helm-nya.

"Makasih," ucap Aisley tulus seraya menerima helm tersebut lalu mengenakannya.

Keduanya kini telah memakai helm dan sudah berada di atas motor.

"Udah siapkan?" tanya Raden.

"Udah, tapi aku izin pegang pinggang abang ya buat pegangan! Bolehkan?"

"Terserah." Setelahnya Aisley langsung memegang pinggang Raden.

"Ayo berangkat!" seru Aisley dengan penuh semangat.

Raden yang mendengar seruan Aisley pun segera menyalakan motor bututnya. Lalu motor butut Raden mulai melaju menyusuri jalanan desa.

Perjalanan yang mereka tempuh amat jauh, tapi Raden sudah terbiasa. Ia sangat menyukai udara yang ada di desa, apalagi saat masih pagi seperti ini. Sedangkan Aisley sendiri sudah sangat terbiasa dulu, tapi karena jalanannya beda dia sesekali memperhatikan jalan yang mereka lewati.

new journey!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang