The Chocolate Milk

162 36 16
                                    

Chapter 20 (The Chocolate Milk)

"Tolong kenakan penutup mata ini sekarang, nona!"

Anna mengedipkan sepasang matanya dengan cepat, sedikit bingung saat seorang perempuan (terlihat seperti pegawai hotel) yang berdiri menunggunya didepan pintu kamar yang biasanya Anna datangi dan memintanya untuk mengenakan blind fold yang dia bawa diatas nampan yang dihias berlebihan menurut Anna. Sebenarnya apa yang diminta oleh perempuan dihadapannya sekarang ini bukanlah sesuatu yang aneh (walau sebenarnya aneh dibanding dengan hal normal lainnya) tapi biasanya Anna akan mengenakan penutup matanya setelah dia memasuki kamar utama juga melepas pakaiannya.

Anna melirik pintu kokoh yang berada disisi kirinya, pintu ruangan mewah yang biasanya menjadi tempat penyiksaannya lalu Anna membasahi bibirnya yang terasa kering kemudian sambil menatap perempuan yang masih berdiri menunggunya, dia kembali mengeluarkan pertanyaannya. "Apa seseorang berada di dalam dan menungguku?"

Perempuan itu tersenyum, menganggukan kepalanya. "Tuan Kim sudah menunggu anda didalam dan tolong kenakan penutup matanya sebelum masuk, nona!"

Jadi tuan Kim sudah lebih dulu tiba dibanding dirinya dan sudah menunggunya didalam sana? Itu artinya Anna harus segera mengenakan penutup matanya lalu masuk untuk menemuinya sebelum lelaki gila itu kehilangan kesabarannya dan menjadi kesal karena menunggu Anna terlalu lama bukan?

Anna segera meraih blind fold yang kali ini berwarna hitam, memasang dan mengikatnya dikepalanya. Perempuan yang berdiri dihadapan Anna juga membantu Anna mengenakannya juga menuntun Anna untuk berjalan ke depan pintu, membukakan pintunya untuk Anna lalu menutup pintunya saat Anna sudah melangkah masuk kedalamnya kemudian pergi meninggalkan Anna.

Semuanya terlalu gelap dan walau Anna sudah beberapa kali masuk dan berada didalam ruangan ini, tetap saja agak sulit baginya untuk berjalan ke kamar utama dengan mata ditutup. Kaki kiri Anna bahkan harus terbentur kaki kursi yang terbuat dari kayu hingga dia harus meringis kesakitan.

"Aw!" Anna sedikit menundukan tubuhnya agar tangan kanannya bisa mengusap bagian atas dari mata kakinya yang baru saja berbenturan dengan kayu kursi dan mungkin akan membiru nantinya. Lalu saat Anna menegakan tubuhnya dan berusaha untuk kembali melangkah menuju kamar utama, seseorang dengan langkah tergesa-gesa mendekatinya, menarik pergelangan tangannya hingga Anna lagi-lagi harus terbentur namun kali ini tidak begitu sakit karena dia hanya berbenturan dengan dada bidang yang cukup keras.

Sepasang mata Anna berkedip, lagi-lagi sedikit bingung dengan situasinya kemudian dia bertambah bingung saat orang yang dia kenali lewat wangi dari aroma perfume yang sudah tidak asing baginya itu kini mengangkat dirinya, menggendongnya seolah dia sekarung beras yang mudah diangkat-angkat, membawa Anna ke kamar utama lalu melempar Anna ke atas ranjang.

Tidak sampai disitu kagilaannya! Jun menindih tubuh Anna, memegangi kedua tangan Anna disetiap sisi tubuhnya dengan kuat lalu menyerang bibir Anna, menciumnya liar dan panas seperti yang terakhir kalinya. Lidahnya terus mendesak masuk, menggali langit-langit dalam mulut Anna, menggelitik seluruh mulut Anna.

Butuh waktu sekitar belasan menit untuk Jun menikmati bibir Anna sebelum lelaki itu benar-benar melepas ciumannya (sedari tadi dia hanya menjauhkan bibirnya sedikit hanya untuk mengambil udara: bernafas).

Sepasang mata elang Jun memincing, memerhatikan wajah Anna yang terlihat lebih berbeda dari posisinya saat ini (masih menindih tubuh dan memegangi kedua tangan Anna). Ada sisa jejak lipstick dibibir merah mudanya juga perona pipi yang masih terlihat ketara. Lalu Jun memeriksa pakaian yang melekat menutupi tubuh Anna yang juga terlihat agak berbeda dari biasanya. Sepasang alisnya menyatu seolah habis melihat suatu keanehan kemudian suara beratnya mengalun bertanya-tanya dengan nada yang tidak suka. "Apa kau baru saja pergi ke suatu tempat?"

Seven Shades Grey Of Mr.KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang