Chapter 46 (The Red Bag - Part 2)
"Tolong bantu aku berikan ini pada tuan Kim!" Anna menjulurkan sebuah paper bag yang dia bawa ditangan kanannya. Kepalanya dia gerakan menunduk satu kali (menunjukan kesopanannya) sebelum kembali tegak lurus dan menambahkan. "Aku tidak bisa menghubunginya jadi ku mohon, tolong bantu aku tuan Nam!"
Paman Nam menatap paper bag yang dihadapkan Anna padanya, menebak-nebak isinya kemudian bibirnya tersenyum mengingat tugas yang diperintahkan Jun padanya untuk membeli sebuah tas kemarin. Senyuman masih hadir diwajah tua paman Nam lalu tatapannya yang tulus menatap Anna, bibirnya bergerak untuk berkata. "Maaf sekali nona Park! Aku tidak bisa membantumu mengembalikan itu pada tuan Kim!"
Anna sudah bisa menduganya! Tuan Nam yang Anna ketahui sebagai sekertaris pribadi orang gila itu tidak akan mau membantunya. Bukan karena Tuan Nam orang yang sama gilanya seperti tuannya itu! Anna pikir tuan Nam hanya akan mau mengerjakan apa yang diperintahkan Jun untuknya, karena sangat setiap pada Jun.
Beruntung sekali orang gila yang sombong itukan? Sudah terlahir kaya raya, memiliki keluarga yang lengkap dan sangat menyayanginya, memiliki otak pintar yang sayangnya tidak digunakan untuk membantu orang lain dan hanya digunakan untuk berpikiran licik juga memiliki orang-orang yang sangat setia padanya!
Kenapa bisa dunia berlaku sangat tidak adil begini?
Anna memperbaiki letak tali paper bag nya, memeganginya erat dengan kedua tangannya (sadar kalau barang yang dia bawa saat ini bukanlah barang biasa dan Anna tidak mau bertingkah ceroboh hingga menimbulkan beberapa masalah baru). Didalam hatinya, Anna sedikit merasa menyesal karena sudah memblokir nomor Jun. Jika saja kemarin-kemarin dia tidak memblokir nomor Jun, mungkin saja Jun tidak ikut memblokir nomornya sekarang ini. Tapi mungkin tanpa Anna memblokir nomor Jun, orang gila itu bisa saja memblokir nomornya lebih dulu. Orang yang berkuasa biasanya senang melakukan hal yang semena-mena. Sama halnya dengan apa yang dilakukan Jun pada Anna selama ini.
Jun menyiksa Anna kemudian membayar Anna. Jun mengeluarkan pistol yang katanya kesayangannya, bukan semata-mata untuk pamer tapi untuk menegaskan pada Anna kalau dengan mudanya Jun bisa merenggut nyawa Anna lalu Jun memberikan Anna sebuah tas yang Anna ketahui punya nilai harga yang melambung tinggi.
Apapun yang dilakukan lelaki gila itu, hanyalah untuk memainkan Anna dan selama Anna masih menjadi target mainannya, itu artinya Anna tidak akan pernah bisa terlepas dari genggaman tangan Jun yang begitu kuat mencengkram dirinya.
Tapi kenapa harus Anna? Kenapa harus Anna yang yang diperlakukan seperti barang mainan oleh si gila itu?
Tatapan Anna penuh permohonan, masih berharap paman Nam mau membantunya. "Aku tidak mengerti kenapa dia memberiku tas ini! Yang aku tahu, tuan Kim hanya ingin mempermainkanku selama ini dan aku tidak ingin dipermainkan lagi olehnya! Aku takut kalau menerima tas ini itu artinya sama saja dengan meladeni permainannya. Aku rasa anda juga sangat mengetahui sifat tuan Kim yang licik itukan?!"
Sifat licik, suka menyiksa perempuan, ambisius dan harus memiliki apa yang diinginkannya walau harus memaksa juga sikap serta sifat kelabu dari seorang Jun yang lainnya juga sudah sangat difahami oleh paman Nam tapi mendengar Anna mengatakan kalimatnya barusan entah kenapa terdengar lucu baginya. Mungkin karena selama ini belum ada yang membicarakan keburukan Jun secara terang-terangan padanya makanya semua dumalan Anna padanya tentang Jun terdengar sangat lucu menurutnya.
Paman Nam belum mengambil paper bag berisi tas mewah dari Anna. Dia hanya tersenyum (terlihat sangat tulus) dan berkomentar. "Aku akan membantumu meski kemungkinannya gajiku akan dipotong selama beberapa tahun nantinya!"
"Apa maksud tuan Nam?" Sepasang mata bulat Anna berkedip-kedip, benar-benar terlihat menggemaskan hingga mungkin seorang Jun yang sangat membenci perempuan pun bisa terpana saat melihat Anna yang bertingkah seperti sekarang ini menurut paman Nam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Shades Grey Of Mr.Kim
RomanceSeorang Kim Jun terlahir dengan memiliki segalanya Lahir dari keluarga yang terhormat, wajah yang tampan, tubuh yang tinggi-kekar, pintar juga cerdas, karir yang cemerlang, berpendidikan tinggi dan membuat semua orang sudah pasti menyukainya. Tapi k...