The Late Lunch

98 27 3
                                    

Chapter 32 (The Late Lunch)

"Aku senang kau terlihat baik-baik saja dan sudah bisa masuk hari ini, Anna!"

Anna menolehkan kepalanya ke sisi kirinya dimana Wendy baru saja mengajaknya mengobrol. Yah pada akhirnya setelah dua hari Anna tidak masuk bekerja dan beralasan sakit dan memang Anna benar-benar sakit dua hari ini, kini Anna sudah bisa masuk bekerja seperti biasanya. Anna tersenyum dan bersyukur didalam hatinya karena berhasil tampil baik-baik saja dengan menutupi semua luka dibibir keringnya juga tanda sialan yang tersebar dikulit lehernya (Ada lebih banyak lagi disekujur tubuhnya tapi yang harus dia tutupi adalah bagian lehernya). "Aku juga senang bisa kembali bekerja." Sebenarnya Anna lebih senang membaringkan tubuhnya di rumah sewa usangnya dan bermasalas-masalan seperti kemarin tapi dia tidak ingin merepotkan Yerim yang sejak dia sakit terus datang dan sibuk merawatnya.

"Apa kau tahu Anna?"

Tidak! Anna tidak ingin tahu apapun dan dia hanya ingin bekerja seperti biasanya walau dia terus saja merasa waspada sedari datang pagi ini karena takut bertemu dengan si tuan Kim yang sombong yang gila dan yang brengsek itu. Dan Anna tidak mungkin menjawab tidak karenanya dia terus memasang senyumannya dan menjawab, "Memangnya ada apa?"

Sepasang mata Wendy bergerak ke kiri dan ke kanan, mengecek situasi di sekeliing mereka kemudian dia lebih mendekatkan dirinya pada Anna dan berkata dengan volume suara yang lebih rendah dari biasanya (ekspresinya sudah mulai ingin bergosip). "Tuan Kim sejak senin kemarin sudah mulai mengetes kita semua! Dan aku yakin sebentar lagi kita berdua yang akan mendapat giliran!"

Tuan Kim!

Tuan Kim!

Tuan Kim!

Tidak bisakah Anna menutup mulut semua orang yang mencoba menyebutkan nama itu dan bolehkan Anna memberi larangan bagi semua orang untuk tidak memanggil nama itu?

Anna tahu kalau tuan Kim yang sedang Wendy bicarakan dan maksudkan saat ini bukanlah tuan Kim yang gila dan sombong itu karena mereka berdua pastilah orang yang berbeda apalagi yang Anna selalu dengar kalau tuan Kim si pemilik mall ini adalah tuan sempurna yang tampan nan baik hati dan berbanding terbalik dengan tuan Kim si super brengsek itu tapi tetap saja Anna kesal dan merasa benci setiap kali nama tuan Kim terdengar ke telinganya.

"Bukankah bagus jika kita berdua bisa mengikuti tesnya bersama?"

Ekspresi Wendy terlihat sedikit menyebalkan saat dia menaikan sebelah bibirnya karena tidak suka dengan respon yang Anna berikan padanya (respon yang teramat biasa saja menurutnya). "Yah, kabarnya itu hanya sebuah tes wawancara biasa dan kita berdua bisa melewatinya! Tapi yang membuatnya berbeda karena orang yang mengetes kita adalah si tuan sempurna yang akan membuat mulut kita bergerak kaku, terlalu gugup berhadapan dengannya, Anna!" Wendy mengedipkan sepasang matanya dengan cepat kemudian dia tersenyum. "Tapi sepertinya aku yakin kan akan dengan mudah bisa menyelesaikan tes itu!"

"Kenapa kau yakin aku bisa mengatasinya dengan mudah?"

Kini Wendy tersenyum cukup misterius kemudian dia mencolek bahu Anna pelan saat menjawab. "Bukankah kau terbiasa berhadapan dengan lelaki tampan?"

"Apa maksudmu?" Dahi Anna mengernyit bingung sedangkan senyuman Wendy semakin melebar.

Mata Wendy kembali melirik ke kiri dan kanannya, mengecek ke sekelilingnya kemudian dia berjinjit untuk berbisik ke telinga Anna. "Manager Kim si manager baru yang tampan itu mencarimu sejak senin kemarin! Tenang saja, dia hanya bertanya padaku jadi rahasia hubungan kalian berdua sudah pasti aman berada ditanganku!"

Rahasia hubungan apa?

Sepasang mata bulat Anna membelalak. Kepalanya segera menoleh hingga leher Anna terasa sedikit sakit, menatap Wendy dengan pandangan tidak percayanya. "Aku tidak memiliki hubungan apapun dengan siapapun disini jadi jangan salah faham!"

Seven Shades Grey Of Mr.KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang