Chapter 2 (Poor Girl - Anna)
Park Anna lahir sebagai seorang adik (anak terakhir) dalam keluarganya. Dengan kata lain dia adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kata orang, menjadi si anak bungsu akan menjadikanmu tipikal orang yang akan selalu dimanja oleh orang tuamu, akan selalu dilimpahkan kasih sayang besar oleh saudara-saudaramu dan akan menjadikanmu anak yang selalu bisa bergantung dengan mereka. Tapi kenyataan yang Anna terima kenapa justru sebaliknya?
Dengan ekspresi kesal dan sepasang mata bulat yang memerah, Anna mengeluarkan suaranya yang sebenernya sulit untuk keluar karena rasanya lehernya baru saja dicekik oleh seseorang walau nyatanya tidak betul-betul dicekik. Dia juga harus menghela nafasnya dengan nada seolah sangat lelah. Huft... "Ibu, aku sudah tidak punya apa-apa lagi! Tidak dengan uang, atau apapun jadi bagaimana bisa aku menolong kakak?"
"Bukankah kau bilang kau akan mengirimkan ibu uang? Kenapa sekarang kau jadi pelit setelah ibu bilang kalau kakakmu sedang kesulitan dan membutuhkan bantuan kita?"
Selalu saja begitu! Ibunya akan selalu membantu kakak lelakinya. Ibunya akan selalu menolong kakaknya setiap kali kakaknya mengatakan kalau dia memerlukan bantuan tapi ibunya Anna tidak bisa menolong, tidak bisa membantu atau bahkan setidaknya menanyakan kabar Anna lebih dulu sebelum menghubungi hanya untuk meminta apapun pada Anna!
Inikah yang dimaksud dengan si anak bungsu yang akan selalu dimanja dan dilimpahi kasih sayang?
Omong kosong macam apa itu? Ha! Jika bisa memilih, Anna lebih memilih untuk tidak dilahirkan saja ke dunia ini atau dia ingin menjadi sesuatu yang jika hidup, tidak perlu memerlukan uang untuk segala sesuatunya! Terserah dia hidup menjadi tanaman atau bahkan binatang juga sejenis serangga paling menjijikan di dunia ini! Anna pikir dia lebih suka menjadi begitu dari pada menjadi manusia dan menjalani hidupnya seperti sekarang ini.
Hidup yang begitu brengsek! SANGAT MEMUAKAN!
Lagi, Anna harus menghela nafasnya lelah (tentu dengan gaya yang sangat dramatis). Huft... "Ibu, bukannya aku pelit tapi kenyataannya memang tidak ada apapun lagi yang bisa aku jual untuk mendapatkan uang!"
Anna bisa menebak ekspresi kesal dari ibunya saat ibunya kembali membuka suaranya dengan nada yang tinggi, "Lalu kenapa kau menjanjikan ibumu untuk mengirimkan uang kemarin-kemarin? Dan sekarang, setelah ibu menagih janjimu dan mengatakan kalau kakakmu butuh bantuanmu, kau justru mengatakan kalau kau tidak punya uang. Apa kau sudah benar-benar tidak ingin menjadi keluarga dari kita lagi, Anna? Kau ingin hidup enak sendirian dan meninggalkan keluargamu yang miskin ini?"
Hidup enak dalam kesendirian dan meninggalkan keluarga yang miskin! Sepertinya kalimat itu memang ide yang sangatlah bagus! Sangat bagus hingga rasanya membayangkannya saja membuat bibir Anna melengkung tersenyum dengan senangnya tapi itu hanyalah sebuah kalimat asal yang ada dalam bayang-bayangnya saja!
Bayang-bayang semu yang menyenangkan dari belasan atau bahkan puluhan bayang-bayang juga angan-angan lainnya yang Anna sering impikan baik dalam tidur lelapnya atau dunia nyatanya!
Mana bisa Anna meninggalkan keluarganya yang miskin dan hidup enak dalam kesendiriannya? Buktinya, Anna bahkan lebih memilih untuk merencanakan bunuh diri agar bisa mendapatkan uang asuransi kematiannya kemarin-kemarin. Buktinya, sekarang saja Anna sudah bekerja di club malam, mencoba menjual dirinya walau masih belum laku (sebenarnya sudah tapi kemarin justru menjadi sebuah tragedi, ck!). Jadi, bagaimana mungkin Anna meninggalkan keluarganya yang miskin walau dia sangat ingin?
Anna pikir serpihan debu masuk kedalam matanya makanya sudut matanya jadi berair saat ini. Dia menyeka sudut matanya dulu, mengambil nafas dan berkata melalui ponselnya dalam satu kali tarikan nafasnya itu. "Ibu, aku minta maaf tapi aku benar-benar tidak punya uang atau apapun sekarang ini! Aku akan segera mengirimkan uang padamu setelah aku memilikinya, sunguh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Shades Grey Of Mr.Kim
RomansSeorang Kim Jun terlahir dengan memiliki segalanya Lahir dari keluarga yang terhormat, wajah yang tampan, tubuh yang tinggi-kekar, pintar juga cerdas, karir yang cemerlang, berpendidikan tinggi dan membuat semua orang sudah pasti menyukainya. Tapi k...