Chapter 21 (The First Night)
Seperti halnya pada warna, Jun tidak memiliki selera tertentu (kesukaannya) pada susu dengan aneka varian rasanya. Jun meminum susu karena dia pikir tubuhnya membutuhkan itu (dia juga sangat jarang sebetulnya mengonsumsinya). Dan tadi ketika tangannya hanya bergerak asal dan mengambil satu kotak susu cokelat, tidak ada pemikiran apapun yang terlintas karena dia memang hanya ingin mengambil satu kotak susu, entah itu dengan varian rasa apapun. Jun hanya ingin cairan susu dan menyiramnya ke wajah Anna sebenarnya. Tapi kemudian setelah ibu jarinya untuk kedua kali masuk kedalam mulut kecil yang terasa hangat itu, membuatnya ingin memasukan cairan susunya kedalam mulut Anna dan terjadilah!
Dan kini, saat kedua tangannya terus menyentuh dan meraba-raba kulit punggung Anna yang lembut dan juga hangat membuatnya ingin terus menyentuh bagian tubuh Anna yang lainnya dengan telapak tangannya sendiri. Tidak ada hal lainnya, harus kulit dengan kulit tanpa dialasi apapun lagi!
Pada awalnya Jun ingin memasukan susu cokelatnya kedalam mulut Anna, hanya susu cokelatnya saja! Jun juga ingin menyentuh kulit lainnya ditubuh Anna makanya dia mencoba menggerayangi punggungnya. Tapi kemudian dia menjadi sadar kalau itu semua benar-benar hanya permulaannya saja. Permulaan dari keinginan barunya yang begitu kuat. Keinginan pertamanya akan sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya dan begitu tidak bermoral baginya.
Tapi memangnya sejak kapan seorang Kim Jun memerhatikan soal moral dan kenormalan?
Jun ingin memasukan apa saja kedalam mulut kecil Anna yang hangat itu! Bukan hanya sebatas ibu jarinya juga susu cokelat! Dalam mimpi terliarnya (baru terjadi setelah terakhir kali mereka bertemu) Jun bahkan memasukan ujung pistol kesayangannya yang selalu dia bawa didalam saku jasnya ke mulut Anna, membiarkan Anna mengulum ujung pistol yang sudah diisi peluru mematikan itu dengan gerakan menggodanya, keluar-masuk didalam mulut Anna dengan sangat mengesankan hingga ujung pistolnya menjadi basah akan saliva Anna.
Jun ingin menyentuh seluruh kulit telanjang Anna. Bukan hanya sebatas lengan, leher, sepanjang bahu juga dada dan punggungnya saja. Jun pikir dia bisa gila, akan mengamuk dan menendang apapun yang ada didekatnya jika kedua tangannya tidak bisa menyentuh kulit Anna. Jun bahkan sudah membayangkan betapa lembutnya kulit dari dada Anna tadi saat dia mandi dipagi harinya.
Park Anna sudah menjadi perempuan pertama yang membangkitkan hasrat terbesarnya akan nafsu seksualnya. Park Anna menjadi pembeda dari semua perempuan yang selalu Jun anggap menjijikan. Tapi Park Anna tetaplah perempuan!
Sepanjang perjalanan ke sini, Jun sudah memikirkannya secara matang-matang tentang apa yang harus dilakukannya. Pertama, dia memang harus mengakui soal Anna yang berbeda dari perempuan lainnya karena hanya Park Anna lah yang kenyataannya bisa membuatnya menjadi bergairah. Kedua, jangan menganggap suatu perbedaan yang didapati Anna adalah kekalahan bagi Jun atas perasaannya karena yang Jun pikirkan tentang Anna bukanlah soal perasaan melainkan hanyalah sekedar nafsunya. Dan Jun pikir itu juga sesuatu yang bisa bermanfaat baginya kelak. Dia bisa memanfaatkan Anna suatu hari nanti. Memanfaatkan perempuan yang akan melakukan segalanya hanya untuk mendapatkan uang. Dan yang ketiga, Jun akan mencoba melampiaskan segala bentuk emosi juga hasratnya malam ini pada Anna. Mungkin, jika dia sudah mencobanya satu kali (melakukan hubungan secara biologisnya dengan Anna seperti sepasang lelaki dan perempuan dewasa), bisa saja Jun menjadi bosan dan tidak akan menginginkannya lagi. Itu berarti, Jun hanya perlu membuang Anna seperti mainannya yang lain dengan mudahnya.
Jun menyeringai, melepas gigitan kecilnya pada leher Anna. Sepasang mata elangnya terbuka kemudian dia memerhatikan leher Anna yang baru saja dia gigiti itu. Gerakan kedua tangannya yang meraba-raba punggung Anna (sudah tidak terhalang tali belakang bra karena Jun sudah berhasil melepasnya) kini menjadi lebih pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Shades Grey Of Mr.Kim
RomanceSeorang Kim Jun terlahir dengan memiliki segalanya Lahir dari keluarga yang terhormat, wajah yang tampan, tubuh yang tinggi-kekar, pintar juga cerdas, karir yang cemerlang, berpendidikan tinggi dan membuat semua orang sudah pasti menyukainya. Tapi k...