Chapter 15 (The End of Game)
"Minum lalu habiskan kuenya! Aku tidak ingin mainanku rusak sebelum aku bosan memainkannya!"
Tidak ada yang salah dengan apa yang dikatakan Jun pada Anna saat ini. Seharusnya begitu karena Anna memang hanyalah seorang perempuan bayaran yang rela diperlakukan apa saja agar bisa mendapatkan uang termasuk disiksa dan disebut sebagai mainan. Sekali lagi, seharusnya memang begitu!
Tapi Anna juga perempuan!
Seorang perempuan biasanya selalu mengutamakan perasaannya dibanding pemikiran rasionalnya. Seberapa keras seorang perempuan mencoba untuk menghilangkan sebuah perasaannya, tetap saja masih ada terasa sisa-sisa dari jejak perasaan yang coba dihilangkan itu. Dan sekuat-kuatnya Anna tetap saja dia hanyalah seorang perempuan yang memiliki perasaan walau dia sudah berulang kali mematikan perasaannya itu.
Seolah sesuatu baru saja menghantam sudut dada kirinya, sulit untuk Anna ungkapkan rasanya tapi yang pasti rasanya sangat tidak nyaman. Kalau dia bisa menunjukan sisi cengengnya, mungkin Anna akan menangis saat ini.
Jadi bibir Anna semakin bergetar ketika bergerak terbuka untuk meminum minuman yang Jun tawarkan padanya.
Sisksaan pada tubuh memang sakit juga perih dan pedih, tapi menurut Anna ucapan Jun juga terlalu menyiksanya karena kenyataan yang telalu mendukung, begitu realistis menghantamnya.
Tapi walau Anna seorang perempuan, dia bukanlah perempuan yang lemah dan memang harus menjadi kuat sedari dini!
Park Anna adalah perempuan yang kuat, yang bisa melakukan segala-galanya jadi dia akan terus bertahan dengan keadaan apapun!
Apa karena Anna sedang sakit makanya dia jadi lebih sensitif dari biasanya? Atau, apa mungkin Anna akan segera mendapatkan masa periode datang bulannya makanya perasaannya jadi lebih tajam seperti sekarang? Atau bisa jadi, semua perempuan akan merasakan terluka saat seseorang terus memperlakukan hal yang sama seperti yang tuan Kim lakukan pada Anna?
Anna menelan air mineralnya tapi suguhan gelas dari tangan Jun pada mulutnya terus terdorong hingga aliran air mengalir lebih banyak dan sedikit membuat Anna kesulitan untuk menelannya. Akibatnya, beberapa tetes air mengalir tumpah dari sudut kiri bibir Anna.
Penampakan air yang mengalir adalah hal yang biasa. Jun bahkan sudah sering menyaksikan pertunjukan air mancur yang menari-nari yang sengaja dikemas sangat indah agar orang dibuat takjub saat melihatnya tapi menurut Jun itu semua justru biasa saja. Pemandangan air terjun Niagara yang sudah dia lihat beberapa kali juga biasa saja. Lalu kabarnya The Angel Falls, salah satu air terjun paling cantik yang ada di dunia dan pernah Jun kunjungi juga tidak begitu memikat perhatiannya. Menyaksikan pemandangan alam memang membuat pening dikepala dan stres akibat tumpukan pekerjaan yang sering kalian lakukan sedikit menghilang tapi melihat secara langsung dan dari dekat tentang pemandangan alami dari seorang Park Anna yang menumpahkan airnya dari sudut bibirnya adalah suatu hal yang luar biasa, begitu aneh menurut Jun.
Apa Anna sengaja menumpahkan airnya? Apa perempuan itu sengaja melakukannya untuk tujuan lainnya? Ingin mencoba menggoda Jun?
Sejenak Jun menyeringai, merasa bodoh dengan pemikirannya sendiri. Mata tajamnya melirik tangannya yang masih memegangi gelas, yang masih bergetar hanya karena ujung gelasnya menyentuh bibir merah muda Anna. Tapi kenapa jemari tangannya harus bergetar hanya karena itu? Dan sekarang kenapa atensinya terus tertuju pada air disudut mulut Anna?
Jun mengencangkan rahangnya, menelan salivanya dan kembali memerintah. "Seka mulutmu, itu sangat kotor!"
Sangat kotor katanya? Haruskah Anna berteriak dan mengatakan kalau tangan tuan Kim yang gila itu lebih kotor dari apapun karena sudah menyiksa banyak perempuan? Sungguh, Anna ingin meneriaki hal itu tapi tenggorokannya kembali mengkhianati dirinya. Anggota tubuhnya mulai berontak dan terus bertolak belakang dari apa yang ingin dia lakukan. Buktinya tangan kanannya kini sudah bergerak terangkat, menyeka mulutnya sesuai dengan apa yang diperintahkan Jun padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Shades Grey Of Mr.Kim
RomansaSeorang Kim Jun terlahir dengan memiliki segalanya Lahir dari keluarga yang terhormat, wajah yang tampan, tubuh yang tinggi-kekar, pintar juga cerdas, karir yang cemerlang, berpendidikan tinggi dan membuat semua orang sudah pasti menyukainya. Tapi k...