He's Mr.Kim

169 37 17
                                    

Chapter 29 (He's Mr.Kim!)

Sewaktu kecil, ibu sambung Jun memang sering menyiksa dirinya. Ibu sambungnya itu biasanya mencambuknya, menampar pipinya cukup keras atau menendang tulang kering pada kakinya. Tapi semakin dia tumbuh, Jun mencoba memberi perlawanan hingga ibu sambungnya tidak lagi melakukan kekerasan fisik padanya walau ibu sambungnya tetap melakukan serangan secara tidak langsung padanya.

Jun yang tidak bisa memercayai semua orang yang berada disisinya mulai dekat dengan sekertaris Nam hingga memanggil lelaki itu dengan sebutan paman. Jun tidak begitu ingat kapan pertama kalinya dia memanggil sekertarisnya itu untuk meminta bantuan dulu. Entah mungkin saat Jun berusia sepuluh atau sebelas tahun. Jun lupa dan hanya ingat kalau dia meminta bantuan pada paman Nam untuk menemukan seorang guru paling hebat yang bisa mengajarinya untuk membela diri jika seseorang mencoba menyerangnya. Saat itu Jun belajar karate, taekwondo, aikido, jujitsu, tinju, judo hingga wushu. Kalau memang ada, Jun bahkan ingin belajar kungfu dan memiliki keahlian itu.

Selain keterampilan bela diri yang memumpuni, Jun kecil juga mulai belajar menembak yang membuat ibu sambungnya sedikit terkejut saat mengetahui aktifitas baru yang dijalaninya itu. 

Tidak ada yang pernah menyangka kalau seorang anak lelaki yang betubuh sangat kurus, berwajah kecil dan terlihat sangat menyedihkan itu pada akhinya tumbuh menjadi seorang lelaki dewasa yang tampan, bertubuh tinggi-kekar dan memiliki hampir semua keahlian yang seharusnya dimiliki seorang lelaki. Anak kecil yang tersiksa dan sering menangis itu bahkan disebut-sebut sebagai sosok yang sempurna hingga dielu-elukan semua orang terutama para wanita saat ini.

Tapi sosok sempurna yang katanya sangat tampan dan terlihat seperti seorang dewa itu tidak ada apa-apanya dihadapan seorang perempuan miskin bernama Park Anna. Sosok sempurna yang begitu diagung-agungkan itu terlihat begitu menjijikan dimata perempuan itu dan sosok sempurna yang begitu ahli dalam membela diri itu ternyata baru saja mendapat sebuah pukulan telak diwajahnya dalam sekali tinju.

Ha! Lucu sekali bukan?

Tidak akan ada orang yang berani menantang seorang Jun! Tidak akan ada termasuk ibu sambungnya yang terus saja mencoba melawannya itu dan terus mencari perkara dengannya walau pada akhirnya Jun lah yang akan menang darinya. Semua orang yang hidup dan bersisian dengan Jun adalah orang-orang murahan yang dengan mudahnya bisa Jun atur. Mereka semua tidak akan pernah bisa menentang apalagi melawan Jun.

Tapi Anna?

Apa perempuan itu sadar dengan apa yang baru saja dia lakukan pada Jun?

Bukan hanya melemparkan sebuah kotak makanan bekas menyimpan sisa makanan yang bau pada punggung Jun tapi Anna juga telah meninju wajah Jun dengan sangat kuatnya. Apa Anna benar-benar sudah kehilangan seluruh kewarasannya setelah Jun memberi sedikit kejutan untuknya pagi ini?

Meski kesal, Jun jusru menggelakan tawa kecilnya. Lelaki itu jadi terlihat seperti orang gila yang semula bereskpresi sangat kesal dengan sepasang mata tajam yang memerah menyimpan dendam kini justru tertawa dengan kegeliannya. Jun terus saja dibuat tidak percaya dengan seluruh tingkah si perempuan miskin itu.

Apa semua orang miskin yang tidak memiliki apa-apa akan bertingkah sangat lucu dan diluar batas pemikiran orang normal seperti Anna?

Jun menyentuh pipi kirinya yang kini punya sedikit noda membiru (agak bengkak) pada sudut bibirnya kemudian tawanya perlahan terganti dengan seringai saat dia mengeluarkan ponselnya. Dia memainkan ponsel ditangan kanannya, mengetikan sebuah pesan dan mengirimnya pada Anna. Dengan gaya santainya dia kembali memasukan ponsel kedalam saku celananya.

Park Anna, seberapa besar terhiburnya diri Jun darinya, dia tetaplah sebuah mainan yang tidak boleh melanggar batas dari tuannya.  Jadi sore ini, ayo kita balas semua yang dilakukan mainannya itu padanya. 

Seven Shades Grey Of Mr.KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang