Chapter 31 (Envy?!)
Anna tidak tahu saat ini tengah malam atau sudah masuk ke hari berikutnya ketika dia membuka sepasang matanya. Ingatan terakhir yang ada dikepalanya hanyalah dia yang terikat tidak berdaya, menangis dan terus dibuat menangis oleh orang gila yang sombong dan sangat brengsek menurutnya. Anna bahkan sampai benar-benar pingsan (mulanya merasa sangat lelah hingga tidak mampu membuka matanya dan ketiduran). Dan sekarang, Anna tidak tahu harus melakukan apa tapi yang jelas tenggorokannya terasa sangat kering. Dia merasa sangat kehausan setelah Jun terus saja menciumnya, membuatnya menangis terlalu banyak dan membuatnya berkali-kali mengeluarkan cairan yang lebih banyak lagi dari tubuhnya itu.
Anna pikir dia benar-benar tidak sanggup untuk menggerakan tubuhnya kemudian dia sadar kalau tangan dan kakinya kini sudah terbebas (sudah tidak diborgol). Tubuhnya yang sudah sangat kepayahan itu dia miringkan ke arah nakas kemudian dahinya mengernyit memerhatikan nakas disamping ranjangnya.
Di sana! Di atas nakas yang sangat dekat jaraknya dari ranjang tempatnya berbaring sudah terdapat berbagai macam makanan juga minuman. Dan kalau Anna perhatikan sekelilingnya lebih rinci, bunga-bunga yang menghias sudah terganti dengan bunga yang lainnya walau warna dan jenisnya masih sama.
Bunga cantik bewarna merah muda dan melihat warna merah muda membuat Anna menjadi kesal!
Tidak ada yang salah dengan bunganya tapi melihat warna merah muda membuat Anna menjadi ingat dengan setiap kata yang diucapkan oleh Jun soal warna merah muda dan dirinya.
Anna memejamkan sepasang matanya, mencoba meredam emosinya kemudian dia mengumpulkan setiap sisa tenaganya untuk sedikit bangun, bersender pada head board ranjang dan meraih botol air mineral terdekat yang bisa dia jangkau. Anna segera meminum arinya, menghabiskannya dalam sekejap kemudian dia melempar botol kosong itu ke sembarang arah tanpa segan-segan. Dia sudah tidak mau peduli pada apapun lagi. Pada kamera cctv yang mungkin masih merekamnya ataupun pada kamar mahal ini yang mungkin saja akan dia bayar karena Anna sendiri tidak tahu sudah berapa lama dia tertidur diatas ranjang super empuk ini.
Sepasang mata Anna kembali menatap ke sekelilingnya kemudian bibirnya yang sudah punya banyak luka dan terlihat kering kini terangkat, tersenyum tidak percaya melihat sebuah dress cantik bewarna putih tergantung tidak jauh dari ranjangnya.
Apa yang sedang direncanakan oleh orang gila yang ternyata sangat sombong dan begitu brengsek itu?
Apa orang itu mencoba membayar semua tingkah yang sangat menyebalkannya itu pada Anna dengan sebuah kamar mewah, beragam makanan dan minuman yang lezat serta pakaian mahal?
Tidak mungkin!
Lelaki paling gila itu hanya ingin mempermainkan Anna. Dia hanya senang membuat Anna menangis hingga memohon ampun padanya, tertunduk dan bersimpuh dikakinya. Anna yakin akan hal itu seratus persen jadi tidak mungkin ada kebaikan yang tersisa dari lelaki yang sekarang Anna ketahui kalau si tuan Kim gila itu adalah orang yang sama (tuan sombong) yang juga sering dia temui di lingkungan kerjanya saat ini.
Tapi bagaimana jika Anna bertemu dengan lelaki itu di mall nantinya?
Anna menghempaskan nafasnya lelah, membasahi bibirnya yang terasa sangat kebas. Ekspresi nya terlihat sedikit frustasi kemudian Anna menatap dress putih yang memang berada lurus dari penglihatannya.
"Haruskah aku berhenti bekerja saja? Atau, tidak bisakah aku menghilang dari dunia yang sangat menyebalkan ini?"
***
"Jadi dia sudah bangun dan pergi?"
Paman Nam tersenyum, menganggukan kepalanya kemudian Jun menaikan sebelah alisnya dan kembali menanyakan pertanyaannya. "Kenapa dia tidak mau diantar pulang olehmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Shades Grey Of Mr.Kim
RomansaSeorang Kim Jun terlahir dengan memiliki segalanya Lahir dari keluarga yang terhormat, wajah yang tampan, tubuh yang tinggi-kekar, pintar juga cerdas, karir yang cemerlang, berpendidikan tinggi dan membuat semua orang sudah pasti menyukainya. Tapi k...