First Rejection

162 36 7
                                    

Chapter 13 (First Rejection)

"Hachiiiiimm...!" Anna menggosok ujung hidungnya yang terasa sangat gatal dengan jemari tangannya kemudian dia kembali menutup mulutnya saat ingin bersin lagi. "Hachiim...!"

Bibi Kwon memincingkan sepasang matanya, menatap Anna tajam walau suara yang dia keluarkan kedengaran khawatir dan penuh perhatian. "Apa kau yakin kau baik-baik saja?"

Ujung hidung Anna terlihat memerah kemudian dia menganggukan kepalanya lemah. Nada suara Anna yang memanglah tipikal lembut itu mulai terdengar aneh, seperti bukan suarannya (sedikit serak). Sambil tersenyum, Anna menjawab dengan pasti. "Tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja! Hanya terkena flu ringan tidak akan membuatku mati!"

"Jangan berbicara sembarangan!" Bibi Kwon semakin menajamkan tatapannya. "Flu ringan juga sebuah penyakit! Aku akan membungkusimu lauk! Tunggu sebentar lalu pulanglah, beristirahat!

Apa Anna boleh menangis terharu saat ini? Kenapa bibi Kwon yang bukanlah ibu kandung atau sambungnya (tidak ada hubungan darah sama sekali) ini bersikap begitu manis padanya? Ibunya sendiri bahkan belum menghubungi Anna hingga saat ini setelah terakhir kali Anna mengirimkan uang untuknya. Ibunya seolah lupa kalau dia punya seorang putri seperti Anna dan baru ingat ketika dia membutuhkan uang dari Anna. Anna tersenyum, menutupi segumpal perasaan aneh yang terasa pedih setiap kali dia mengingat sikap ibunya yang tidak terlalu baik padanya. "Tidak perlu membungkusi aku lauk, bi! Bukankah sudah aku bilang kalau aku punya banyak makanan di rumahku sekarang ini?"

Itu benar! Park Anna kan semalam habis mendapatkan banyak uang! Anna baru saja disiksa semalam kemudian dibayar dengan harga yang sangat fantastis. 

"Kenapa akhir-akhir ini kau terus saja menolak lauk dariku?"

Anna segera menimpali, tidak begitu setuju dengan bibi Kwon kali ini. "Bukan lauk dari bibi, tapi dari tuan Kim! Bibi Kwon sendiri yang sering mengatakan kalau aku harus sangat berterima kasih pada tuan Kim yang sempurna itu, yang sangat baik itu dan yang sangat dipuja puja olehmu itu!"

Raut wajah bibi Kwon sedikit terkejut tapi sedetik kemudian tersenyum lebar, membayangkan seseorang yang sebenarnya belum pernah dia temui secara langsung namun kabar terus saja menyebar luas tentang kesempurnaannya itu. "Benar juga! Omong-omong apa kau yakin kau belum pernah bertemu dengan sosok sempurnanya itu?"

"Siapa? Tuan Kim?"

Bibi Kwon menganggukan kepalanya kemudian Anna berpikir sejenak. Anna rasa dia belum pernah bertemu langsung dengan tuan Kim, si pemilik mall paling besar di kotanya ini yang katanya sangat baik dan sempurna itu. Tapi Anna mengenal tuan Kim lainnya! Ada tuan Kim alias si tuan gila yang senang menyiksa perempuan juga tuan Kim yang sangat tampan yang baru dua kali dia temui namun sangat menyebalkan (apalagi setiap kali Anna mengingat jumlah uang yang harus dia keluarkan hanya untuk mengganti rugi satu potong kemeja dan sepasang sepatu walau Anna diminta untuk membayar setengahnya tapi setengahnya saja sudah sangat mahal menurutnya). Ada berapa banyak orang yang memiliki sebutan tuan Kim di dunia ini memangnya? Dan harus berapa banyak tuan Kim yang berhubungan dengan Anna saat ini?

Anna tersenyum lebar pada bibi Kwon sebelum membuka suaranya. "Aku rasa aku tidak akan pernah bisa bertemu dan berterima kasih langsung pada tuan Kim! Bertemu dengan orang besar, baik dan sempurna seperti dia pastilah sulit!" Anna melirik ke arah minuman yang berada di atas meja, di belakang bibi Kwon. Minuman termahal yang telah dia beli untuk sedikit membayar balas budinya selama ini pada bibi Kwon yang telah sangat baik padanya. "Bibi harus menghabiskan minumannya! Katakan padaku kalau ada sesuatu yang ingin bibi makan atau minum! Akan aku belikan semua itu untukmu!"

Bibi Kwon membalas senyuman Anna untuknya. Senyuman dari perempuan cantik yang sudah dia anggap seperti putrinya sendiri. Senyuman yang sebenarnya terlihat menyedihkan sejak pertama kali bibi Kwon melihatnya.

Seven Shades Grey Of Mr.KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang