Chapter 28 (Life it's not okay)
TOK TOK TOK...
"Permisi nona Kwon, ada kiriman bunga untuk anda pagi ini. Apa anda ingin melihatnya?"
Umji yang baru saja selesai mandi itu segera berlari menuju pintu kamarnya, membuka pintunya dan menatap dengan binaran penuh kesenangan pada salah satu pelayan yang bekerja di rumahnya itu dan baru saja menyampaikan pesan yang paling menggembirakan untuknya. "Apa kau tahu siapa pengirimnya?"
Senyuman kesenangan Umji menular pada pelayannya. Sambil tersenyum, pelayan itu menggelengkan kepalanya dan menjawab dengan sopan. "Seseorang yang sudah cukup tua yang mengirimkannya tapi saya rasa bukan dia orangnya. Dia bilang dia hanyalah orang yang disuruh."
Jun pasti meminta tolong pada sekertaris yang menyupiri dirinya semalam saat Jun mengantarkan dirinya pulang. Entah kenapa Umji merasa cukup yakin akan hal itu. Masih mempertahankan senyumannya, Umji kembali bertanya. "Apa warna dari bunga itu?" Sebenarnya dia sudah tidak sabar ingin melihat dengan mata kepalanya sendiri warna dari bunga yang Jun kirimkan padanya pagi ini tapi Umji yang sudah sangat senang itu tidak mampu untuk terus bertanya-tanya.
"Merah muda! Kiriman bunga itu bewarna merah muda, nona!"
"Terima kasih!" Setelahnya Umji segera berlari keluar dari kamarnya. Dia tidak peduli kalau saat ini kepalanya masih dililit handuk untuk menutupi rambut basahnya. Dia juga tidak peduli kalau selama ini semua pelayan yang bekerja di rumahnya itu akan melihat tingkah konyolnya saat ini.
Si tuan putri kita yang biasanya bersikap sangat anggun dan penuh kesopanan itu kini tengah berlarian dengan wajah gembira, menuruni belasan anak tangga lalu berlari semakin cepat menuju ruang tamu yang berada di lantai satu dari rumah besarnya itu.
Jantung Umji yang berdetak tidak karuan (ditambah berlarian membuat detaknya semakin tidak terkontrol) kini perlahan mereda dan kembali teratur. Kakinya mulai melangkah perlahan mendekati bunga merah muda yang tergeletak dipinggir dari sebuah meja besar yang terbuat dari kaca tebal berhiaskan taplak yang seolah dijahit dari benang emas.
Di sana ada sebuah buket bunga bewarna merah muda! Dari tempatnya berdiri Umji sudah bisa melihatnya dengan jelas tapi bunga merah muda itu bukanlah bunga aster yang seperti semalam dia lihat bersama dengan Jun di taman restaurant. Buket bunga itu adalah jenis bunga yang lainnya walau bewarna merah muda.
Umji meraih buket bunganya, diam sejenak memerhatikan buket bunga yang indah dikedua tangannya itu. Senyumannya kembali hadir tapi terlihat berbeda dari yang sebelumnya.
Rangkaian bunganya indah! Sangat cantik bahkan menurut Umji! Tapi sayangnya bunga-bunga ini bukanlah bunga yang Umji harapkan dikirim Jun untuknya pagi ini. Bunga lili merah muda ini bukanlah jenis bunga yang Umji nantikan sejak semalam.
Bunga lily merah muda melambangkan persahabatan yang tulus! Itu adalah kalimat pertama yang terlintas dalam kepalanya. Sering membaca berbagai macam buku tentang tanaman bunga membuat Umji lebih banyak tahu soal arti dari lambang setiap bunga yang memang dia sangat sukai itu.
Dan persahabatan bukanlah suatu hubungan yang Umji harapkan terjadi diantara dirinya dengan Jun. Yang Umji inginkan adalah hubungan yang lebih dari sekedar sahabat. Kalaupun itu sebuah persahabatan, itu haruslah selamanya! Sahabat yang menemani seumur hidupnya! Bukan hanya sebatas teman yang menemani dikala sendiri dan selalu ada selagi susah. Umji ingin terus bersama dengan Jun, disaat-saat terbaik mereka berdua.
Menghembuskan nafasnya dengan sedikit berlebihan, Umji kembali tersenyum kemudian memangku buket bunga lily merah muda dikedua tangannya lebih benar lagi seperti dia sedang menggendong bayi kesayangannya. Dia kembali berjalan dengan anggun menuju kamar tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Shades Grey Of Mr.Kim
RomanceSeorang Kim Jun terlahir dengan memiliki segalanya Lahir dari keluarga yang terhormat, wajah yang tampan, tubuh yang tinggi-kekar, pintar juga cerdas, karir yang cemerlang, berpendidikan tinggi dan membuat semua orang sudah pasti menyukainya. Tapi k...