Two Roadblock

178 37 10
                                    

Chapter 23 (Two Roadblock)

"Ah, sayang sekali! Anna masih mengambil cuti hari ini. Aku dengar kakaknya menikah makanya dia mengambil dua hari cuti untuk pulang ke kampung halamannya dan merayakan pesta pernikahan kakaknya itu."

Kalimat jawaban dari tuan Ryu terus terngiang-ngiang dengan jelas didalam kepala Soekjin, membuat dia lupa kalau saat ini dia sedang berhadapan dengan seseorang yang sudah sepantasnya lebih dia perhatikan. Seseorang yang berada jauh diatas dari levelnya.

"Jadi kau manager baru dari team pemasaran, tuan Kim Soekjin!" Jun seolah lebih menebalkan kata Kim saat dia mengatakan kata-katanya barusan. Dia mengeluarkan senyuman (palsu tentunya) dan menambahkan. "Aku dengar manager baru dari team pemasaran kita ini baru saja kembali ke negaranya setelah kurang lebih tiga tahun bekerja di negara orang. Selamat datang kembali ke sini, Kim!"

Soekjin tersenyum, menundukan kepalanya. "Terima kasih, tuan Kim!" Kepalanya kembali tegak lurus dan dengan pandangan memujanya (Baru pertama kali berhadapan dengan si tuan sempurna yang kemarin dia sudah dengar dari banyak orang) dia juga melanjutkan. "Tolong panggil saja Soekjin atau Jin!"

"Benar! Sedikit lucu karena nama depan kita sama-sama Kim dan nama panggilanku dan panggilanmu hanya berbeda satu huruf. Jun dan Jin!"

Masih menampilkan senyuman tulusnya, Soekjin mencoba berbasa-basi walau sebenarnya dia merasa ada yang aneh dari tatapan yang diberikan tuan Kim padanya saat ini. Dia bahkan sudah merasakannya sedari awal. Sejak tuan Kim meminta dirinya untuk datang ke ruang kerjanya, memperkenalkan dirinya padanya secara langsung. Tatapan tuan Kim masih belum terbaca olehnya memang. Tapi menurut Soekjin, dalam tatapan lelaki yang duduk dan terlihat sangat berkuasa dihadapannya ini memiliki sesuatu yang lain, yang disembunyikannya karena tidak ingin ketara darinya.

Yang dikatakan orang-orang terhadap tuan Kim sepertinya memang benar. Lelaki itu begitu sempurna, sangat pintar hingga orang sepintar Soekjin pun belum bisa melampaui kepintaran dari si tuan sempurna dalam hal menyembunyikan maksud dan tujuannya itu.

"Anda terlalu memuji tuan! Saya tidak pantas disamakan dengan anda!"

Jun menggelakan tawa kecilnya. "Aku sedang tidak menyamakanmu dengan diriku dan aku sedang tidak memuji anda! Aku hanya menyadari sesuatu yang lucu dari nama kita berdua!"

"Ah...!" Soekjin tidak merasa gatal pada belakang kepalanya tapi dia memberikan gerakan itu, seolah-olah ingin memberitahu pada Jun yang sudah pasti bisa membaca situasinya kalau dia bosan dan ingin segera pergi sebenarnya. "Maaf karena saya kurang peka!"

"Tidak perlu meminta maaf! Tidak ada yang salah jadi tidak perlu merasa sungkan!"

Soekjin tersenyum lagi, "Terima kasih!" Dengan sangat hati-hati, dia memilih kata-katanya sebelum yakin untuk menggerakan kembali mulutnya dan berkata. "Tuan Kim, apa ada hal yang  ingin anda sampaikan pada saya? Jika boleh, saya ingin kembali ke ruangan dan bekerja saat ini!"

Jun mengangkat sebelah alisnya, terang-terangan terkejut dengan keberanian dari ucapan yang dikatakan lelaki yang baru dia kenali ini. Lalu dengan membalas tersenyum (lagi dan lagi dengan senyuman palsunya) Jun mengiyakan permintaan Soekjin. "Kau boleh keluar dari ruanganku kalau memang ingin kembali bekerja! Aku suka seseorang yang bekerja keras sepertimu, tuan Soekjin!"

Soekjin segera berdiri, membungkuk untuk memberi salam hormatnya. "Terima kasih tuan Kim! Saya akan terus bekerja keras seperti yang anda harapkan. Saya kembali ke ruangan untuk sekarang dan anda bisa menghubungi saya jika ada hal lainnya yang anda butuhkan dari saya!" Setelahnya, dengan sikap sopannya Soekjin melangkah keluar dari ruang kerja Jun itu.

Sedang Jun, senyumannya segera hilang saat pintu kerjanya terututup rapat dan membuat lelaki yang menurutnya menyebalkan itu menghilang dari pandangannya. Satu tangannya merogoh saku jasnya, mengambil ponsel dan seperti biasanya. Jun akan menghubungi sekertarisnya untuk meminta bantuan.

Seven Shades Grey Of Mr.KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang