Setelah kejadian tadi malam, Alura jadi merasa bersalah. Lihatlah dari berangkat sekolah hingga siang ini, laki-laki itu sama sekali tidak berbicara sepatah kata pun kepadanya, padahal Alura saat ini ingin sekali berbelanja ke mall. Ngomong-ngomong Cakra saat ini tengah membantu papanya membawa barang-barang untuk di masukkan ke dalam bagasi.
Ya, papa dan mama Alura akan pergi selama satu minggu, karena nenek Alura yang jatuh sakit di Belanda. Sebenarnya Alura ingin ikut, namun ujiannya belum selesai saat ini.
"Alura, kamu sedih mau di tinggal papa mama? " Randa datang dan merangkul pundak gadis itu.
Alura menjatuhkan kepalanya di pundak kekar Randa, serta mengangguk kecil. "Iya, apalagi baru kali ini Alura nggak ikut, biasanya Alura bakalan ikut kemana pun papa dan mama pergi. "
Cakra yang ada di samping mereka hanya diam menyimak, melihat kemesraan papa dan anak itu membuat Cakra jadi rindu pada ibunya.
"Aduh, papa jadi berat buat ninggalin kamu sendirian. "
Alura terkekeh kecil. "Gak boleh gitu, sana-sana masuk ke dalam, nanti papa sama mama ketinggalan pesawat. "
Wajah Randa memberengut, ia mencium kening Alura. "Selama papa gak ada, kamu harus bersama Cakra selama 24 jam, jangan pergi tanpa pengawasan Cakra, mengerti? "
Carlina datang dan berdiri di samping Alura, wanita itu tertawa kecil. "24 jam? Gak sekalian di nikahin aja, pa? " goda Carlina.
"Mama! "
Randa dan Carlina sama-sama tertawa. "Boleh juga tuh, tapi nanti ya kalau udah lulus sekolah. "
Bibir Alura memberengut. "Apaan tuh, dia sama sekali bukan tipe Alura ya! " tunjuk Alura pada Cakra.
Cakra yang di tunjuk hanya tetap diam, walaupun saat ini laki-laki itu terlihat kesal dengan perkataan Alura.
"Yaudah papa sama mama sana cepetan pergi. " Alura mendorong tubuh kedua orang tuanya pelan.
"Alura senang ya di tinggal mama? " wajah Carlina berubah sedih.
"Pliss deh, ma. Jangan buat drama disini, gak bakalan habis-habis tau. "
Carlina terkekeh geli, ia mencubit pipi gadis itu pelan. "Yaudah kalau gitu, mama sama papa pergi dulu ya. Kamu jaga diri, jangan lupa makan ya. "
Alura mengangguk. "Oke mama. "
Setelah berbicara dengan Alura, kali ini Randa menatap ke arah Cakra. Pria itu memegang kedua bahu Cakra dan sedikit meremasnya.
"Saya titip putri saya ya, tolong jaga dan awasi dia. "
Cakra mengangguk mantap. "Siap pak!"
"Kamu juga harus awasin pola makan Alura ya, jangan sampai dia gak makan, karena Alura punya maag yang udah parah, " pesan Carlina.
"Baik."
Setelah berbincang-bincang, Randa dan Carlina pada akhirnya pergi juga, meninggalkan Cakra dan Alura yang berdiri di depan pintu.
"Gak jadi pergi? "
Suara Cakra terdengar. Alura sontak menoleh ke arah Cakra. "Gak, gue mager. " Gadis itu berjalan masuk ke dalam rumah.
"Lo ngapain ngikutin gue? " Alura dapat melihat Cakra yang mengekor di belakangnya.
"Ini waktunya makan siang, gue cuman mau lihat lo makan. " Cakra menatap jam di pergelangan tangannya.
Alura menggeleng. "Gue makan nanti, sekarang lagi gak mood. "
Cakra menghela napas panjang, menyusahkan pikirnya. "Ada ya, orang yang nunggu mood baik dulu baru makan? Aneh lu. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Status Sosial
ActionCakrawala Abirama "Setiap manusia itu sama, hanya berbeda takdir dengan manusia lainnya. " Cakrawala Abirama, hanya laki-laki sederhana bermata elang, berbadan tegap, dan memiliki wajah rupawan. Ia memiliki semua keindahan itu, namun tidak dengan ta...