Alura berjalan lunglai memasuki rumahnya, ketika ia membuka pintu semua orang yang tengah berkumpul di ruang tamu langsung menoleh ke arahnya.
Mata Alura langsung berpusat pada sosok wanita yang baru saja ia temui di rumah Cakra tadi, tanpa sadar kedua tangan Alura mengepal erat.
"Duduk, Alura. " Suara tegas dari papanya membuat Alura tersadar. Alura berjalan dan duduk di samping Carlina.
"Kenapa semuanya berkumpul disini?" tanya Alura bingung. Pasalnya semua keluarga besarnya berkumpul disini, bahkan neneknya yang jarang ia temui pun ada saat ini.
"Alura, tante ingin bertanya ke kamu, boleh? "
Alura menatap Ghea, ibu dari Bara itu nampak sangat serius, tidak seperti biasanya.
"Kenapa? " Alura bertanya datar, ia masih mengingat jelas kejadian di rumah Cakra tadi, dimana tante Ghea yang ia kenal sebagai pribadi yang lembut, bisa berubah menjadi pribadi yang mengerikan ketika berbicara dengan Cakra dan Haniya.
"Kamu punya hubungan dengan laki-laki bernama Cakra tadi? Tante bisa lihat kamu ada disana mengintip tante yang sedang berbicara dengan anak itu, " ujar Ghea menatap tajam Alura.
"Anak itu Bodyguard Alura, kak. " Randa, papa dari Alura yang menjawab.
Ghea berdecih, matanya menatap nyalang Randa. "Jangan bohong! Tidak mungkin dia hanya sekedar bodyguard Alura, karena saya bisa melihat dengan jelas kedekatan mereka. "
"Tante tau dari mana saya dekat dengan Cakra? "
"Dari gue, " ujar Bara datar.
Alura mengernyitkan kedua alisnya. "Sekedar informasi, bukan Alura aja yang dekat sama Cakra, tapi Bara juga dekat dengan Cakra di sekolah, bahkan Bara yang mengajukan Cakra untuk menjadi bodyguard. "
Ghea merangkul pundak Bara. "Bara melakukan itu karena dia belum tau anak itu adalah anak yang sudah menghancurkan keluarga kami, jika Bara tau dia tidak mungkin mau--"
"Jangan mengatakan hal itu, tante! " Alura protes tidak terima dengan ucapan Ghea.
"Diam kamu, kamu enggak tau gimana susahnya saya mempertahankan pernikahan saya hanya untuk membuat Bara mempunyai seorang papa, " ujar Ghea sinis.
Alura memandang tajam Ghea, ia tidak habis pikir, wanita yang dulu ia anggap baik dan ia anggap sebagai ibunya, kini mulai menunjukkan sifat aslinya.
"Oh ya? Bukankah Bara bukanlah anak kandung dari Paman Theo? Cakra 'lah anak kandung dari Paman Theo. Ibu Haniya juga bilang Bara di bawa oleh tante secara tiba-tiba ketika tante sudah menghilang beberapa tahun! "
"Alura Anohana, cukup! " Suara Afniya, nenek dari Alura menggelegar memenuhi ruangan itu, sejak tadi ia diam saja melihat lantangnya Alura berbicara tanpa hormat namun Afniya tidak bisa diam begitu saja jika menyangkut cucu kesayangannya, Bara. Tatapan Afniya menusuk tajam pada Alura. "Jangan pernah berbicara sepatah kata pun lagi! "
"Nenek juga, nenek sampai saat ini masih mempertahankan menantu seperti Paman Theo di keluarga ini bukan hanya untuk agar Bara punya sosok papa 'kan? Tapi karena Paman Theo berasal dari keluarga yang memiliki kekayaan yang lebih dari keluarga kita! Nenek hanya melihat orang lain dari harta kekayaannya saja! "
"ALURA ANOHANA CUKUP! "
Alura tidak gentar dengan tatapan itu, karena memang sejak dulu Alura sudah terbiasa dengan perilaku keras dari neneknya, ia bahkan sering kali di rendahkan dan di permalukan oleh neneknya di acara keluarga, jika Alura mendapatkan peringkat yang rendah.
"Saya berbicara fakta, nek. Semua orang pun sudah tau, bahwa faktanya Bara bukanlah anak kandung dari Paman Theo! Jangan hanya karena tante Ghea adalah anak kandung dari nenek, nenek bisa seenaknya begitu saja memperlakukan orang lain! "
KAMU SEDANG MEMBACA
Status Sosial
ActionCakrawala Abirama "Setiap manusia itu sama, hanya berbeda takdir dengan manusia lainnya. " Cakrawala Abirama, hanya laki-laki sederhana bermata elang, berbadan tegap, dan memiliki wajah rupawan. Ia memiliki semua keindahan itu, namun tidak dengan ta...