Bab 17

6 1 0
                                    

Alura membuka matanya ketika ia merasakan belaian halus di pipinya. Dapat ia lihat saat ini Cakra tengah menatapnya sembari tersenyum kecil.

"Bangun heh, udah siang ini, " ujar Cakra.

Alura membulatkan matanya, ia reflek hendak beranjak dari sofa, namun Alura baru sadar saat ini tengah di peluk erat oleh Cakra itu sebabnya ia kembali jatuh ke sofa.

"Lo bilang bangun tapi masih meluk gue! " protes Alura. "Lepas, kita udah terlambat sekolah tau! "

Cakra meraih ponselnya dan menunjukkan jam yang tertera di ponselnya pada Alura. Alura kaget melihat jam yang sudah tertera pada angka 8.

"Cakra kita ujian loh hari ini? Lo gila enggak bangunin gue! " Wajah Alura berubah panik. Semalas apapun ia sekolah, ujian adalah hal yang terpenting karena Alura tidak ingin nilainya turun dan membuat keluarganya malu.

Cakra menghela napas, mungkin Alura baru bangun jadi tidak sadar hari apa ini.

"Kenapa diam aja? Lepasin gue! "

"Tck tck, sekedar info tangan lo juga meluk leher gue, " ujar Cakra memberitahu.

Alura langsung saja melihat ke arah leher Cakra, benar saja tangannya masih melingkar di leher laki-laki itu. Alura jadi malu sendiri melihatnya padahal baru saja ia minta di lepaskan oleh Cakra. Dengan buru-buru Alura melepaskan kedua tangannya dari leher Cakra.

"Yaudah cepat lepasin gue! "

Cakra bukannya melepaskan malah semakin erat menarik Alura ke pelukannya, dan setelah itu memejamkan kembali matanya. Alura berdecak kesal dengan sikap Cakra, walaupun ia merasa senang Cakra bisa senyaman ini bersamanya namun sekolah saat ini jauh lebih penting dari apapun.

"Cakra kenapa malah tidur! " teriak Alura kesal.

"Sebelum lo ngamuk lebih jauh, coba lihat kalender ponsel lo, " perintah Cakra dengan mata yang masih memejam.

Alura mengambil ponselnya dari saku celana, dan setelah itu menyalakan dan mencari kalender seperti yang di ucapkan Cakra. Wajahnya yang semula panik langsung bernapas lega. Ia dengan cepat memukul pundak Cakra.

"Udah tau? "

Alura mengangguk malu. "Kenapa enggak bilang sih, kalau hari ini libur!"

"Gue kira lo udah tau, karena kalau hari libur gini lo biasanya ingat. " Dari nada suara Cakra terbersit ejekan.

"Tck, setiap siswa juga senang kalau libur, " ujar Alura membela diri.

Cakra meraih kepala Alura dan menyandarkan kepala itu di dadanya. "Balik tidur gih, ini masih terlalu pagi buat lo bangun. "

Alura hanya menurut saja ketika kepalanya sudah berada di dada Cakra. "Emang lo tau gue bangun jam berapa biasanya? "

"Tcih, tau lah. Lo kalau hari libur bangun lama, jam 11 baru gue lihat ada di ruang tamu itu pun dengan wajah ngantuk, " sindir Cakra.

Alura tertawa mendengarnya, memang benar semua yang Cakra ucapkan namun ia tidak menyangka Cakra se perhatian itu hingga tau jam bangunnya.

"Gue cuma memanfaatkan waktu libur. "

Alura melirik ranjang tempat Haniya berada, dapat ia lihat Haniya juga masih tertidur pulas di ranjang. Alura tersenyum melihat betapa lelapnya wanita paruh baya itu tidur setelah kemarin Haniya melawan maut.

"Emang enggak masalah kita pelukan gini? Gimana kalau ada suster yang datang? " tanya Alura.

"Biarin, bilang aja lagi pacaran. "

Status SosialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang