Bab 15

13 2 1
                                        

Sesampainya di rumah Bara, Alura benar-benar menceritakan segalanya yang terjadi di rumah sakit pada Bara,  Bara yang sedari tadi mendengar itu hanya diam menyimak walaupun di hatinya saat ini ingin menghajar Cakra habis-habisan.

"Lo tunggu disini gue mau keluar. " Bara berdiri dari duduknya.

"Jangan bilang lo mau datangi Cakra? "

Bara berdecih. "Memang, lo diam jangan ikut gue. " Bara berjalan pergi, namun Alura langsung berlari dan mencegat jalan Bara.

"Minggir Alura. "

Alura menggelengkan kepalanya. "Lo mau menghajar Cakra 'kan? Please, jangan lakuin hal itu. "

"Kenapa? Dengan semua perlakuan buruk dia ke lo, lo masih mau bela? " Bara menatap geram Alura.

Alura menggigit bibirnya kuat. "Dia selalu perlakuin gue baik kok, baru kali ini aja dia gitu. Tapi gue benar-benar nggak masalah, gue tau dia nggak sengaja mengabaikan gue karena dengar ibunya udah sadar, " jelas Alura.

"Minggir! "

Alura menggeleng, ia menyentuh lengan Bara. "Gue tau lo nggak terima, tapi gue mohon jangan hajar dia. "

Bara menepis tangan Alura dari lengannya, ia menatap Alura jengah. "Lo kenapa jadi gini? Biasanya lo nggak akan mau bela orang yang terang-terangan nyakitin lo, tapi sekarang? Gue nggak nyangka Alura Anohana yang gue kenal bisa kasihan ke orang lain. "

Alura tersentak kaget, wajahnya berubah kecut. "Gue sejahat itu ya? Sampai-sampai lo nganggap gue nggak pernah merasa kasihan ke orang-orang. "

"Bukan itu maksud gue! "

Alura meremas kedua bajunya. Ia menatap sayu Bara. "Gue tau kok gimana kejamnya gue dulu, tapi lo tau? Semenjak gue dekat dengan Cakra gue berubah. " Alura menatap kedua tangannya. "Lo nggak akan percaya kalau tangan gue ini semenjak bersama Cakra sangat berguna buat orang-orang yang kesusahan di luar sana. "

Gadis itu terkekeh kecil.

"Gue nggak pamer ya, gue cuma mau bilang kalau Cakra adalah orang yang mengubah gue menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya, jadi gue  nggak akan rela melihat dia terluka oleh orang lain karena jika ada orang yang ingin melukainya gue adalah orang yang pertama maju untuk melindunginya bahkan lo sekali pun akan gue lawan. "

Bara menghembuskan napas kasar. "Lihat gue. "

Alura mendongok menatap mata Bara.

"Lo suka sama dia 'kan? "

Suka ya? Alura pun tidak tau apakah perasaan yang ada di hatinya ini bisa di sebut rasa suka. Mungkin benar Alura sudah menyukai sosok Cakra yang saat ini ia anggap begitu sempurna itu sebabnya Alura merasa kecewa saat Cakra mengabaikannya.

Bara menepuk kepala Alura. "Udah gue duga lo suka sama Cakra, itu sebabnya lo mati-matian bela dia. Tapi gue tetap bakalan ngasih laki-laki itu sedikit pelajaran. "

"Udah gue bilang jangan! Gue nggak segan buat matahin lengan lo kalau lo berani menyentuh dia! "

"Aduh, kenapa ini ribut-ribut? " Seorang wanita masuk ke dalam rumah menghampiri Bara dan Alura.

"Tante Ghea! "

Wanita bernama Ghea itu merentangkan tangannya, Alura yang melihat itu langsung saja berlari masuk ke pelukan Ghea.

"Aduh, anak gadis tante. Tante rindu banget tau sama kamu, " ujar Ghea menciumi pucuk kepala Alura.

Bibir Bara mengerucut. "Mama ini ya, pulang-pulang bukannya peluk anaknya malah peluk orang lain. "

Status SosialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang