Cakra memarkirkan sepeda motornya, dan setelah itu berlari memasuki tempat di mana Alura berada sekarang. Ia menatap sekeliling taman untuk mencari keberadaan Alura.
"Udah datang lo. "
Cakra berbalik badan ketika mendengar suara yang tidak asing baginya, dapat ia lihat Bara yang berdiri di belakangnya.
"Alura mana? "
"Lo datangnya telat, Alura udah keburu di temenin sama cowo lain. " Bara menunjuk Alura yang berdiri tidak jauh di tempat mereka, di samping Alura terlihat seorang laki-laki yang berdiri merangkul bahu gadis itu.
"Gue nggak peduli, gue datang kesini mau minta maaf sama dia. "
Bara mengangkat bahunya. "Yaudah sana, gue cabut duluan. "
Cakra mengangguk, ia berjalan ingin menemui Alura secepatnya dan meminta maaf.
"Oh iya, tunggu bentar. "
Cakra menoleh ke arah Bara, namun belum sempat ia berbicara Bara sudah terlebih dahulu memukul wajahnya dengan keras, hingga membuat kepala Cakra tertoleh ke samping.
"Lo mau mati, " desis Cakra.
"Ini sedikit hadiah buat lo karena nyakitin adek gue," ujar Bara dengan senyum tipis. "Gue cabut duluan. " Bara pergi dengan santainya, tanpa memperdulikan Cakra yang mengerang kesakitan karena pukulan Bara yang tiba-tiba. Ia ingin membalas namun saat ini Cakra tidak ingin menyiakan kesempatan meminta maaf pada Alura.
"Tcih, awas aja lo. " Mengabaikan rasa sakit di pipinya Cakra berjalan mendekati Alura.
"Alura! "
Gadis itu menoleh pada Cakra, matanya membulat lebar melihat Cakra datang ke arahnya. Tangan Laka yang melingkar di bahu Alura, langsung Alura singkirkan.
"Cakra? Ngapain dia kesini? " tanya Lura heran.
"Anu---itu dia mau jemput gue, lo tau 'kan dia bodyguard gue, " jelas Alura dengan wajah panik.
Laka mengangguk mengerti. Ia mengalihkan pandangannya pada Cakra. "Hai bro, lama nggak jumpa. "
Cakra tidak menjawab sapaan Laka, saat ini fokusnya hanya berpusat pada Alura yang saat ini berpura-pura tidak melihatnya.
"Alura, gue---"
"Laka, lo pulang aja ya? Bodyguard gue udah datang nih, maaf ya gue nggak bisa pulang bareng lo. " Alura melihat ke arah Laka.
Wajah Laka berubah kecewa, namun bagaimana lagi, ia tidak bisa memaksakan kehendaknya. "Oke, nggak masalah kok. Hati-hati ya, nanti sampai rumah kabarin gue. "
Alura mengangguk sembari tersenyum manis pada laki-laki itu. Sebelum pergi Laka mengelus rambut Alura dan memeluk gadis itu sebentar, barulah ia benar-benar pergi.
Sekarang hanya tinggal Cakra dan Alura, Alura masih enggan melihat wajah laki-laki itu jadi ia memilih menyibukkan diri dengan ponselnya.
"Maaf." Hanya itu yang dapat Cakra sampaikan.
Alura diam tidak menjawab.
"Gue--gue tau gue salah, gue orang yang nggak tau diri, bisa-bisanya nggak ingat lo--"
"Nggak masalah, " Alura langsung memotong ucapan Cakra, ia hanya tidak ingin mendengarkan ucapan menyakitkan itu keluar dari mulut Cakra, karena itu hanya akan mengingatkan Alura dengan kejadian tadi pagi.
Cakra berjongkok tepat di depan Alura.
"Lo ngapain? Gue lagi nggak nyumbang orang, " sinis gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Status Sosial
ActionCakrawala Abirama "Setiap manusia itu sama, hanya berbeda takdir dengan manusia lainnya. " Cakrawala Abirama, hanya laki-laki sederhana bermata elang, berbadan tegap, dan memiliki wajah rupawan. Ia memiliki semua keindahan itu, namun tidak dengan ta...