"Ibu, " panggil Cakra masuk ke dalam kamar ibunya.
Cakra dapat melihat wanita paruh baya itu tengah terbaring di kasur tipis dengan mata terpejam, Cakra berjalan menuju kasur dan duduk di samping ibunya.
Tangan besar laki-laki itu mengusap lembut kepala wanita itu, membuat wanita itu menggeliat pelan dan membuka matanya.
"Cakra, udah lama datangnya? " Wanita bernama Haniya itu sontak langsung mengubah posisinya menjadi duduk. Setelah itu ia dekap erat tubuh Cakra.
"Ibu rindu, sudah lama Cakra tidak datang ke rumah. "
Cakra balas memeluk Haniya dengan erat, muncul perasaan bersalah pada ibunya karena semenjak menjadi Bodyguard ia sudah jarang datang menemui ibunya.
"Maaf bu. " Hanya itu yang bisa Cakra ucapkan.
Haniya melepaskan pelukan mereka, senyum hangat muncul di bibirnya. "Tidak masalah, ibu tau kamu sibuk sekolah dan bekerja. Maafin ibu ya, hanya jadi beban di hidup---"
"Ssst, apa yang ibu maksud? Ibu tidak pernah jadi beban Cakra, ini memang kewajiban Cakra sebagai anak laki-laki ibu yang bekerja untuk membahagiakan ibu. "
Mata Haniya berkaca-kaca mendengarnya, putranya benar-benar sudah sebesar ini, walaupun masih SMA, Cakra sudah banyak menanggung tanggung jawab dan beban berat di pundaknya. Haniya kadang merasa bersalah karena telah memberikan semua beban itu pada Cakra, namun ia pun tidak bisa berbuat apa-apa, karena penyakit yang ia derita kini membuat Haniya tidak sanggup lagi untuk bekerja.
"Ayo ke ruang tengah, ada seseorang yang menunggu ibu. " Cakra menuntun wanita itu berjalan.
"Siapa nak? "
Cakra hanya tersenyum tipis, mereka berdua melangkahkan kakinya menuju ruang tengah. Haniya dapat melihat sosok gadis yang tengah berdiri dengan pakaian sekolah yang sama dengan Cakra.
"Cantiknya, dia siapa Cakra? " tanya Haniya bingung.
Gadis itu datang menghampiri Haniya, sesampainya di hadapan Haniya, ia langsung meraih tangan wanita itu dan mencium tangan wanita itu. Haniya tersenyum hangat, atitude gadis itu sangat baik sekali.
"Salam kenal ibu. Nama saya Aylna Bilva, teman sekelas Cakra. "
Haniya menganggukan kepalanya, ia menyentuh pipi gadis itu dan mengusapnya pelan. "Senang berkenalan dengan gadis manis ini. "
Wajah Aylina berubah merah mendengar ucapan Haniya, Haniya yang melihat itu tertawa kecil, wajah malu-malu gadis itu semakin membuat Aylina semakin cantik di matanya.
"Dia pengen lihat ibu katanya, makanya Cakra bawa kesini, " jelas Cakra.
Haniya mengangguk mengerti. "Ayo sayang, duduk dulu. Maaf ya, ibu tidak punya sofa disini, jadi kita duduknya di bawah. "
"Tidak masalah ibu. " Aylina dan Haniya duduk di tikar yang sudah tersedia. Sedangkan Cakra hendak menuju dapur, ingin membuatkan teh hangat untuk Aylina.
Drrrt...
Saku celana Cakra bergetar, Cakra langsung meraih ponselnya dan mengangkat panggilan itu.
"Kenapa? "
"Lo dimana, ha? Bisa-bisanya tinggalin gue sendirian di rumah! "
Cakra langsung menjauhkan ponselnya dari telinga ketika mendengar suara cempreng itu. "Gue ke rumah ibu," jawab Cakra.
"Pulang lo! Gue mau pergi ke festival malam ini! "
"Tck iya, gue pulang sekarang. "
"15 menit, kalau lo nggak pulang bakalan gue aduin ke papa! "
KAMU SEDANG MEMBACA
Status Sosial
ActionCakrawala Abirama "Setiap manusia itu sama, hanya berbeda takdir dengan manusia lainnya. " Cakrawala Abirama, hanya laki-laki sederhana bermata elang, berbadan tegap, dan memiliki wajah rupawan. Ia memiliki semua keindahan itu, namun tidak dengan ta...