Bab 2

24 1 0
                                        

"Lo kenapa semalam? "

Cakra yang sedang menghapus papan tulis berhenti sejenak, ia menaikkan satu alisnya. "Apa? "

Bara menghela napas. "Kemarin gue lihat Alura nangis di belakang sekolah."

Cakra semakin bingung. "Terus? Masalahnya buat gue apa? "

"Ya itu gara-gara lo! "

Cakra berdecih, ia kembali fokus menghapus papan tulis. "Terus gue harus gimana? "

Bara mengendikkan bahu. "Gue cuman  infoin, lagian gue tau kok Alura yang salah. " Bara melangkahkan kakinya mendekati Cakra. "Bro, gue ada kerjaan buat lo nih, mau? "

Cakra tidak menjawab, ia memilih fokus pada pekerjaannya. Bara, laki-laki itu mana pernah serius dengan perkataannya, selalu ber main-main dan itu membuat Cakra malas meladeni kegilaan Bara.

"Kali ini gue serius. Om gue lagi cari bodyguard baru, soalnya bodyguard dia yang lama mau nikah, jadi berhenti dari pekerjaannya. "

"Gak minat, " jawab Cakra singkat.

"Serius? Padahal gajinya besar loh. Sekitar 30 juta. "

Mata Cakra mendelik, ia langsung menoleh ke arah Bara. "Jangan main-main lo! "

"Yaelah, gue serius. "

Cakra terdiam, ia terlihat berpikir keras.

"Terima aja, lagian kerjanya nggak sulit, apalagi lo lagi butuh duit buat perawatan ibu lo. "

"Jagain siapa? "

Bara tersenyum miring. "Jagain dan pantau anaknya. "

Cakra mengangguk mengerti. "Gampang kalau gitu. "

"Lo gak mau tau, anaknya siapa? "

"Siapa? "

"Alura Anohana. "

"Oh."

Bara menatap Cakra heran, reaksi laki-laki itu terlihat biasa saja. "Lo nggak keberatan? "

Cakra menghela napas. "Dari lo bilang om lo cari bodyguard anaknya, udah gue tebak itu Alura. "

"Kenapa bisa? " tanya Bara bingung.

"Pikir sendiri, " jawab Cakra sembari mengetuk kepala Bara.

"Terus gimana, lo mau? "

Cakra mengangguk. "Boleh, cuman jaga gadis itu doang 'kan? "

Bara tersenyum menyeringai. "Kalau lo beruntung, lo bisa tuh sekalian jadi menantu om gue. "

"Ogah! "

****
"Ganti bodyguard lagi? " tanya Alura.

Randa mengangguk, pria paruh baya itu walaupun sudah berumur, namun tetap tampan, gagah dan tegap, Alura senang sekali bersandar di pundak papanya, seperti sekarang ini.

"Udahlah pa, nggak perlu pake bodyguard. Lagian kalau untuk jaga Alura, si Bara 'kan udah ada. "

Randa menggeleng. "Nggak bisa, Bara kalau di sekolah fokusnya belajar, nggak sepenuhnya bisa jagain kamu. "

Alura menghela napas, memang susah untuk berdebat pada pria paruh baya ini, ada saja hal yang membuat Alura di buat diam.

"Yasudah, Alura ngikut aja. "

"Papa melakukan itu untuk menjaga kamu, sayang. Jadi di maklumi ya, " ujar seorang wanita paruh baya yang duduk di depan mereka.

Alura mendengus. "Alura bisa jaga diri sendiri, mama 'kan tau Alura itu pandai bela diri. "

Status SosialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang