Bab 20

7 1 0
                                        

"Alura! "

Alura yang baru saja keluar kelas menghentikan langkahnya, ia menoleh pada Laksa yang datang menghampirinya. Alura langsung saja tersenyum manis.

"Hai Laka. "

Laki-laki itu mengulas senyum. "Hai. Lo udah mau pulang? "

Alura mengangguk kecil. "Lo mau latihan ya? " tanya Alura sembari melirik singkat gitar yang berada di punggung Laka.

"Iya nih, gue belum bisa pulang. Padahal gue tadi mau ngajak lo pulang bareng, eh si Romi malah nyuruh latihan, " keluh Laka.

Alura tertawa kecil, ia mengedipkan satu matanya. "Maaf anda kurang beruntung. "

Laka terkesiap sekejap, melihat Alura tertawa begitu membuat Alura semakin mempesona di matanya, bolehkah ia mengatakan bahwa gadis di depannya ini sudah membuat ia jatuh cinta dengan segala pesona yang Alura miliki.

"Heh, kok bengong? "

"Eh? Sorry. " Laka menggaruk kepalanya. "Yaudah gue lanjut latihan dulu ya, lo hati-hati pulangnya. "

Alura mengangguk kecil. Laka berbalik badan dan melangkah pergi meninggalkan Alura.

***
Baru saja Alura membuka pintu pagar rumahnya, ia dikejutkan dengan Cakra yang baru keluar dari pintu rumah Alura, terlihat laki-laki itu berjalan tergesa-gesa.

"Cakra, buat apa kesini? " tanya Alura bingung.

Cakra menatap datar Alura. "Gue di panggil papa lo. "

Alura mengernyitkan alisnya bingung, tumben sekali Randa memanggil Cakra. "Buat apa? "

"Bukan urusan lo! "

Alura di buat semakin bingung dengan sikap Cakra yang terlihat dingin dengannya, padahal kemarin Cakra masih terlihat biasa saja. Bahkan di sekolah tadi Cakra masih menegurnya.

"Lo kenapa ninggalin gue tadi? Gue udah lama nunggu lo di gerbang, terus satpam bilang lo udah pulang dari tadi, " keluh Alura.

"Minggir, gue mau lewat." Bukannya menjawab ucapan Alura, Cakra malah menyuruh Alura minggir karena menghalangi jalan Cakra untuk keluar dari gerbang.

Alura menggeleng. "Enggak mau, lo kenapa sih tiba-tiba jadi dingin gini? Gue ada salah sama lo? "

"Minggir."

"Enggak mau! "

"Minggir gue bilang, lo budeg? "

Alura merentangkan kedua tangannya, menghalangi Cakra yang hendak menerobos. "Gue enggak bakalan minggir sebelum lo kasi tau alasan lo jadi cuek gini! "

Cakra menatap datar Alura, tidak ada ekspresi apapun di wajah itu, membuat Alura menjadi sedikit gentar.

"Gue ada salah? Kalau gue ada salah, gue minta maaf, " suara Alura mulai memelan.

"Jangan buat gue mengulangi kata-kata lagi, minggir! " Cakra masih bersikeras untuk pergi.

Alura menggigit bibirnya kecil, ia bingung dengan sikap Cakra saat ini.

"Lo memang enggak bisa di lembutin ya! " Cakra tiba-tiba saja mendorong tubuh Alura, Alura yang tidak siap menahan tubuhnya langsung terjatuh di hadapan Cakra.

Alura terkejut tentu saja mendapat perlakuan kasar dari Cakra, ia mendongok menatap Cakra yang saat ini menatapnya tajam bak silet.

"Mulai sekarang jangan pernah dekati gue lagi, anggap saja kita enggak pernah saling mengenal jika bertemu di sekolah maupun di luar, " tegas Cakra sembari berjalan melewati Alura begitu saja.

Status SosialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang