#43

117 13 0
                                    

1 bulan kemudian

Mandira tengah bersiap menghadiri acara sakral sahabatnya yg tak lain dan tak bukan adalah Jack. Namun bukannya wajah bahagia yg terpancar diwajah Amanda melainkan wajah cemas yg terlihat.

"Sayang, kamu beneran gapapa? Kita ke rumah sakit ya?" Tawar Amanda mengelus punggung istrinya.

"Aku gapapa kok yank. Mungkin masuk angin biasa aja." Jawab Indira.

"Tapi dari subuh loh kamu bolak balik kamar mandi cuman buat muntah-muntah aja. Tuh liat wajah kamu juga pucat gitu. Kita gak usah dateng ke nikahan temen aku ya." Ucap Amanda cemas.

Indira berbalik badan menghadap sang suami tercinta. Ia mengalungkan kedua lengannya di tengkuk Amanda sembari menatap manik mata sang suami. Elusan lembut dirambut Amanda ia berikan untuk meyakinkan kondisinya pada sang suami.

CUP

Kecupan singkat Indira berikan tepat dibibir Amanda. Senyum manis dibibir dan matanya ia berikan untuk mengurangi kecemasan Amanda.

"Aku gapapa sayangku. Ini mungkin karna kemarin kena air hujan aja jadi aku masuk angin deh. Kita tetap hadir ke pernikahan teman kamu ya. Jangan buat dia kecewa." Ucap Indira.

"Ya udah tapi lepas dari acaranya Jack, kita mampir ke RS ya." Pasrah Amanda.

"Tapi..." Ucapan Indira terpotong oleh suara Amanda.

"Gak ada tapi-tapian. Pokoknya kita harus ke RS." Ucap Amanda tak ingin dibantah.

"Ya udah iya. Yuk berangkat sekarang aja ya takut gak keburu nanti." Ajak Indira lalu menarik lengan suaminya.

Mandira tak membawa ketiga putrinya. Mereka sepakat untuk menitipkan ketiga anaknya pada Dey (mama mertua Indira).

Skip aja ya biar cepet end.

Sepulangnya Mandira dari RS, senyum merekah dari kedua bibir pasutri tersebut entah apa yg terjadi pada mereka tapi sepertinya mereka tengah membawa kabar bahagia untuk keluarga besar mereka.

"Papi!" Panggil Trisha tatkala bocil itu melihat sang papi.

Amanda segera menghampiri dan menggendong tubuh anaknya dan tak lupa menciumi seluruh wajah Trisha tanpa ada sisa sedikitpun.

"Kalian udah pulang?" Tanya Dey.

"Udah mah." Jawab Indira.

"Gimana kata dokter?" Tanya Dey.

Bukannya menjawab pertanyaan Dey, Indira malah memberikan amplop coklat pada mama mertuanya itu.

Dey menerima amplop itu lalu segera membukanya. Sedetik kemudian Dey menutup mulutnya tak percaya dengan berita yg ia dapat dari menantunya.

"Ini serius? Hamil anak kedua?" Tanya Dey tak percaya.

"Iya mah. Tuhan masih kasih kepercayaan kita buat jadi orang tua lagi." Jawab Amanda.

"Wow mama gak sabar pengin liat cucu ke-4 mama nanti." Ucap Dey antusias.

"Ya sabar atuh mah kan masih beberapa bulan lagi baru brojol anaknya." Jawab Amanda.

"Feeling mama sih bakalan kembar tapi gak tau juga sih ya." Ucap Dey.

"Semoga aja mah. Sedikasihnya tuhan aja deh." Jawab Mandira kompak.

Skip

Hari demi hari telah mereka lewati. Bulan demi bulan juga telah keluarga Mandira lalui bersama-sama. Suka duka, susah senang juga telah mereka hadapi bersama-sama sampai saatnya dimana kebahagiaan akan menghampiri keluarga kecil mereka. Beberapa jam lagi kehadiran 2 malaikat kecil akan merasakan udara segar di negara Swiss dan 2 malaikat kecil itu juga sebentar lagi akan bertemu dengan kedua ortunya.

CAN YOU HELP ME INDIRA? [Mandira] [Season 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang