#45 End

230 18 2
                                    

Telah lama setelah kecelakaan itu terjadi sampai saat ini tubuh Amanda belum juga kembali pada keluarganya. Entah selamat atau tidak Indira dan keluarga telah berusaha mengikhlaskan kepergian Amanda. Mau bagaimana pun takdir tuhan jauh lebih baik dari segalanya.

Ikhlas gak ikhlas Indira harus terbiasa hidup tanpa kehadiran suami tercinta dihidupkannya. Mengurus ke-5 anaknya yg merupakan pemberian terakhir sang suami yg sangat amat berharga dari semua harta yg ia miliki. Walaupun Indira telah ikhlas, tak membuatnya berhenti menangis begitu saja. Sering kali ditengah malam yg sunyi, Indira menangis tersedu-sedu teringat sosok suami tercinta yg telah menemaninya kurang lebih 2 tahun. Waktunya memang singkat tetapi kenangannya sangat melekat.

Sebelum kepergian Amanda, Indira selalu meminta pendapat sang suami. Setiap langkah yg ia ambil selalu atas dasar persetujuan sang suami tapi kali ini sangat berubah. Ia harus terbiasa melangkah seorang diri tanpa ada yg membantunya melewati setiap badai yg menerjang hidupnya. Hanya anak-anaknya lah yg membuat ia bangkit dan semangat kembali menjalani hidupnya.

Setiap ia melihat ke-5 anaknya, ia selalu melihat sosok Amanda didiri mereka terutama untuk anaknya yg bernama Cakrawangsa Andarini Seruni. Anak laki-laki berumur 3 tahun yg memiliki paras wajah yg mirip sekali dengan sang papi.

Dilain tempat, seorang pria tengah menatap sendu foto anak gadisnya yg kini telah beranjak dewasa. Dengan kursi roda yg selalu membantu setiap aktivitas sehari-harinya. Penderita yg tak berhenti sampai disitu saja. Segala macam obat telah ia konsumsi selama beberapa tahun ini dan juga segala macam terapi telah ia jalani untuk membuatnya kembali dapat berjalan seperti semua.

Bertemu dengan keluarganya adalah kunci bertahan pria itu. Walau tubuh tak ingin lagi bertahan tapi jiwa masih enggan meninggalkan. Dari semua penderitaannya untung saja ia memiliki orang kepercayaan untuk merawatnya dengan tulus.

"Makan dulu yuk." Ucap seorang wanita.

Pria itu menggelengkan kepalanya guna menjawab ucapan wanita itu.

"Kamu harus makan. Ini semua demi kebaikan kamu. Kamu mau pulih dan bertemu keluargamu gak?" Tanya wanita itu yg dibalas anggukan kepala pria itu.

"Nah berarti kamu harus makan yang banyak biar cepet sembuh. Sini ibu bantu kamu." Ucap wanita itu lalu mendorong kursi rodanya menuju ruang makan.

Di tempat Indira.

Terlihat kini Indira tengah berada di sebuah jalan raya yg menjadi saksi kecelakaan suaminya. Ia ditemani oleh anaknya yg bernama Cakrawala dan Cakrawangsa. Kedua anak kembarnya seolah-olah seperti reinkarnasi dari sosok Amanda. Kedua anak itu selalu bersikap manis dan posesif seperti sikap papinya. Mereka selalu menjaga sang mami kemanapun maminya ingin pergi. Entah maminya sedang syuting ataupun tidak mereka selalu memaksa ikut.

Indira dengan senang hati mengiyakan semua kemauan nak kembarnya toh mereka tidak pernah membuatnya repot atau menyusahkan orang lain jadi biarkan saja apa maunya mereka.

"Mami." Panggil Cakrawala.

"Ya?" Tanya Indira.

"Mami jangan sedih ya. Kalau mami sedih kita ikut sedih." Ucap Cakrawala yg diangguki setuju oleh kembarannya.

"Mami, kita pulang yuk." Ajak Cakrawangsa.

"Kamu udah capek?" Tanya Indira yg dibalas anggukan anaknya.

"Ya udah yuk kita pulang. Tapi tunggu dulu mami mau mampir beli jajan dulu. Kalian tunggu mami dimobil aja ya." Ucap Indira.

"NO! Cakrawangsa mau ikut mami." Ucap Cakrawangsa.

"Bentar aja sayang." - Indira.

"Adek bilang no ya no!" Kekeh Cakrawangsa.

"Ya udah iya ayo." Pasrah Indira.

"Ayo." Balas Cakrawangsa menggandeng posesif tangan maminya.

Sesampainya di minimarket Indira segera menuju rak minuman. Ia akan membeli beberapa minuman untuknya, supirnya, dan tentunya untuk anak-anaknya itu. Tak lupa ia juga membeli beberapa Snack untuk dimakan disepanjang perjalanan menuju rumahnya nanti. Seperti biasa kedua Cakra selalu memilih susu rasa coklat dan strawberry rasa kesukaan mereka sedangkan Indira selalu membeli kopi dan teh botol seperti biasa.

Setelah membeli semua yg diinginkan Indira dan 2Cakra balik ke rumahnya karena hari sudah hampir Maghrib. Waktu Maghrib tidak baik untuk beraktivitas diluar rumah takut ada sesuatu terburuk terjadi sepeti yg dianjurkan dalam agama Islam. Maghrib adalah waktu terbaik untuk menghentikan segala aktivitas diluar rumah.

Dilain tempat, seorang wanita dengan telaten menggantikan pakaian seorang pria. Dengan sedikit kesusahan ia memakaikan pakaian ganti pada pria yg kini hanya bisa terbaring diranjangnya dan dikursi rodanya.

"Nah akhirnya selesai. Sekarang kamu tidur ya besok kamu harus melakukan terapi lagi." Ucap wanita itu.

Lalu ia pergi meninggalkan kamar pria itu sendirian.

"Aku kangen. Aku sangat amat kangen sama kalian. Walau aku tak bisa berbuat lebih untuk menjaga kalian, tapi aku telah menyuruh orang untuk menjaga kalian. Semoga aku bisa segera kembali dan berkumpul bersama kalian lagi. Tunggu aku sayang." Batin pria itu sedih.












Gak kerasa ini akhirnya chapter cerita 'Can You Help Me Indira?'

Semoga kita bisa bertemu dilain cerita dengan cast yg sama yaitu Mandira

Maaf kalau ada salah kata dan penulisan nama di setiap chapternya. Maaf juga kalau endingnya gk sesuai atau gak nyambung sama chapter sebelumnya

Makasih buat kalian semua yg udah setia nunggu setiap chapternya

Dan aku Salsabila dari pulau Jateng mengumumkan untuk segera lanjut cerita lainnya😇

Segini dulu ya ges

Maaf kalau gk nyambung sama chapter sebelumnya

Semoga kalian masih suka ya sama ceritanya

Janlup vote and komen ya

Happy reading ges

See you next story🥰







[26-6-2024]

IG: salsabilafahrunnisa1

📍 Salatiga, Jawa Tengah







END

CAN YOU HELP ME INDIRA? [Mandira] [Season 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang