#44

110 12 0
                                    

8 hari setelah kelahiran sang buah hati, Amanda tengah sibuk menata keperluan yg akan ia bawa di kota Lampung nanti. Dengan berat hati Amanda harus meninggalkan istri dan kelima anak-anaknya. Sebenarnya ada rasa tak tega didiri Amanda mengingat istrinya belum lama ini melahirkan anak mereka tetapi harus Amanda tinggal keluar kota untuk waktu yg cukup lama.

"Sayang, perasaan aku gak enak loh. Kamu tunda aja ya kesananya." Bujuk Indira.

"Gak bisa sayang, aku harus tinjau proyek disana. Aku gak lama kok disananya. Cuman 2 Minggu aja lepas tu kita jalan-jalan ke Jepang. Gimana? Mau gak?" Tanya Amanda.

"Mau sebenarnya tapi jujur perasaan aku gak enak. Ada yang ngeganjal dihati aku." Jawab Indira menumpahkan kegelisahan dihatinya.

"Tenang aja aku bakal baik-baik aja kok. Nanti kalau udah sampai sana aku kabarin kamu ya. Kamu jaga diri baik-baik disini. Aku udah telfon bunda buat jaga kamu. Nanti siang mungkin bunda batu sampe sini." Ucap Amanda mengecup kening istrinya.

"Ya udah aku berangkat dulu ya. Love you my wife and my girl." Ucap Amanda lalu mencium lama bibir istrinya setelahnya mencium kening kelima anaknya.

"Bye sayangnya papi." Ucap Amanda melambaikan tangannya sebelum menancapkan gas mobilnya.

Setelah kepergian mobil Amanda, hati Indira semakin diselimuti rasa gelisah yg amat mendalam. Entah apa yg akan terjadi pada suaminya nanti yg jelas Indira sudah harus menerima kemungkinan-kemungkinan terburuknya.

"INDIRAAAA MAIN YUK!" Seseorang dari balik pintu rumahnya.

Indira melirik jendela rumahnya untuk mengecek siapa gerangan yg mengajaknya main. Ternyata yg mengajaknya main adalah teman-temannya. Ella, Ashel, Lyn, Lia, Callie, Raisha, olla, dan juga Jessi. Segera Indira membukakan pintu untuk mereka.

"Eh kalian. Yuk masuk." Suruh Indira.

"Laki lu mane?" Tanya olla.

"Baru aja berangkat ke Lampung kak." Jawab Indira.

"Sendiri?" Tanya Callie.

"Iya. Kenapa?" Tanya Indira balik.

"Wah ati-ati loh Dir sekarang lagi jamannya orang jahat beraksi. Belum lama ini pacarnya temenku mobilnya disadap sama orang terus waktu dipakai mobilnya mengalami kecelakaan terus korban sampai sekarang belum ditemukan keberadaannya." Kompor Callie.

"Iis jangan gitu ah gak lucu tau mana anak-anak masih kecil-kecil." Ucap Indira kesal.

"Ya maap bukan maksud ngomporin kamu tapi emang kenyataannya gitu. Tapi semoga aja gak terjadi di Manda deh." Ucap Callie lalu memeluk tubuh sahabatnya.

Diperjalanan Amanda tengah santai menikmati jalanan yg tak begitu ramai. Ia tak sendiri ke Lampung nya melainkan ia mengajak salah satu anak buahnya untuk membuntuti mobilnya sampai tujuan nanti. Belum juga sampai tempat tujuan tiba-tiba mobil Amanda diserempet oleh sebuah mobil Fortuner dengan plat mobil merah. Karena kaget, Amanda refleks membanting setirnya ke jalur yg berlawanan dengannya sekarang dan naasnya lagi dijalur berlawanan ada sebuah mobil Jeep yg menabraknya cukup keras membuat mobil yg dikendarai Amanda hancur lebur pada bagian depannya.

Asap terlihat mengebul dari body depan mobil membuat para warga yg ingin menolong dibuat panik. Dengan sekuat tenaga dan waktu yg tersisa para warga mencoba mengeluarkan tubuh kedua korban tersebut.

Setelah kedua korban dievakuasi terlihat salah satu dari mereka yg tubuhnya ditutupi dengan daun pisang yg menandakan korban telah meninggal dunia. Dengan segera anak buah Amanda menghubungi istri bosnya itu.

Di sisi Indira.

Ponsel terlepas dari genggaman tangan Indira dengan tatapan kosong dan air mata yg tak henti-hentinya mengalir dari kedua kelopak matanya. Ia menggeleng kuat untuk menyangkal semua yg terjadi pada suaminya. Antara percaya dan gak percaya tapi semua telah terjadi. Anak buah suaminya mengirimi bukti foto padanya yg membuat dirinya semakin lemas dibuatnya.

"Kenapa Dir?" Tanya Lia.

"Manda ci." Ucap Indira menangis.

"Manda kenapa?" Tanya mereka heboh.

"Manda kecelakaan." Jawab Indira terisak.

"Terus gimana?" Tanya Ashel.

"Kata polisi korban tak bisa diselamatkan. Korban meninggal ditempat." Jelas Indira.

"Gak mungkin. Aku yakin suamimu pasti masih hidup. Mungkin polisi salah mengira aja itu mah." Ucap Callie berusaha menguatkan sahabatnya.

"Anak buahnya Manda kirim semua bukti kecelakaan itu Kel." Ucap Indira meninggikan nada bicaranya.

"Tatap mataku kak." Ucap Raisha tiba-tiba.

Indira menuruti ucapan Raisha. Ia menatap mata Raisha begitu dalamnya.

"Percaya sama aku. Aku yakin kak Manda masih selamat. Aku yakin ini semua adalah rekayasa semata yang telah dibuat seseorang untuk menghancurkan keluarga kalian. Ini gak sekali dua kali terjadi gitu aja dihidup aku. Keluargaku sama kak Lulu juga pernah mengalami hal serupa tapi bedanya yg mengalaminya kak Lulu bukan aku. Kita doakan yang terbaik buat kak Manda." Ucap Raisha panjang lebar.

Semua orang dibuat bungkam oleh penuturan Raisha barusan. Apa Raisha tengah mengigau atau apa? Itulah pikir mereka kecuali Indira.

"Aku mohon Man jangan tinggalin aku sama anak-anak. Aku gak mau kehilangan mu. Kamu sangat berarti bagiku. Kamulah cinta pertamaku setelah papa ku. Kembalilah ke rumah ini dengan tubuh yang utuh dan juga nyawa yang masih menyatu dengan tubuhmu. Kembalilah ke rumah ini dan peluklah tubuhku seperti kamu memelukkan setiap saat. Memberi kehangatan didiriku. Memberi kenyamanan yang tak tergantikan. Aku mencintaimu Amanda Puspita Andarini." Batin Indira menangis.











Segini dulu ya ges

Semoga kalian masih suka ya sama ceritanya

Maaf kalau gk nyambung sama chapter sebelumnya

Janlup komen and vote ya

Happy reading ges

See you next chapter 🥰






[26-6-2024]

IG: salsabilafahrunnisa1

📍 Salatiga, Jawa Tengah






BERSAMBUNG . . .

CAN YOU HELP ME INDIRA? [Mandira] [Season 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang