#12

307 23 0
                                    

Waktu terus berjalan. Tugas matahari hari ini untuk menyinari dunia telah usai dan kini digantikan oleh rembulan yg menyinari kegelapan dengan cahaya remang-remangnya. Semua aktivitas manusia pada pagi, siang, dan sore hari pun telah digantikan dengan aktivitas istirahat dari lelahnya pekerjaan maupun sekolahnya.

Hal tersebut terlihat dari seorang pria yg dengan setia duduk disamping branker istrinya. Pria itu terlihat kelelahan lantaran menangisi istrinya yg tak kunjung sadar. Suara denyutan dari alat-alat rumah sakit mengisi kekosongan di ruangan tersebut. Pria menatap wajah teduh istrinya. Kini ia diselimuti oleh kekosongan, kehampaan, kesedihan, kebahagiaan, dan kekhawatiran.

Bagaimana tidak khawatir orang yg tadi pagi masih bisa tersenyum padanya kini tengah terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit dengan alat-alat medis yg menempel pada tubuhnya. Seorang wanita yg telah mempertaruhkan nyawanya demi buah hati mereka menghirup segarnya dunia kini telah berganti menjadi mempertaruhkan nyawa demi melihat buah hati yg ia lahirkan tadi.

Wanita yg beberapa bulan ini selalu mewarnai harinya dengan senyum manisnya kini hanya tinggal wajah lemahnya.

"Sayang bangun yuk anak kita butuh sosok ibu dalam hidupnya. Sayaaanngg.....kamu gak mau lihat bidadari kecil kita kah? Asal kamu tau ya yank, anak kita tuh cantik banget kayak maminya. Senyumnya sama banget kayak senyummu. Dia lucu loh yank. Sayang aku kangen suara kamu. Aku kangen Omelan kamu. Aku kangen keposesifan kamu. Aku kangen semuanya tentang kamu. Bangun yuk sayangnya aku dan anak-anak. Love you sayang. Miss you." Ucap Amanda menggenggam tangan Indira dengan mata yg mulai berair.

Karena terlalu lelah Amanda menangis kini ia sudah tertidur disamping ranjang Indira dengan tangan yg masih setia menggenggam tangan istrinya. Saking capeknya, Amanda tidak mendengar suara disekitarnya sama sekali sampai-sampai suara yg tidak diinginkan oleh semua orang terjadi. Bunyi nyaring memenuhi isi ruangan tersebut.

TIT.....TIT.....TIIIIIIIIIIIIIIIIT.........

"Sayang." Suara tersebut mampu membuat Amanda menoleh ke sumber suara dengan senyum yg tercetak jelas diwajahnya.

"Sayang aku kangen kamu." Ucap Amanda pada sosok didepannya.

"Aku juga kangen kamu Man. Anak kita kemana?" Tanya Indira.

"Anak kita lagi tidur. Sayang kamu cantik banget pakai gaun putih itu. Jadi inget waktu pertama kali kita bertemu. Aku sayang kamu Indira Putri Seruni." Ucap Amanda dan Indira hanya tersenyum manis.

Skip keesokan harinya.

Kini Amanda, Indira, dan putri mereka tengah berada di sebuah taman kota. Kebahagiaan terlihat dari raut wajah keluarga itu. Indira yg sedang menimang-nimang putrinya dan Amanda yg tengah memainkan jari anaknya. Amanda tersenyum melihat interaksi antara ibu dan anak

"Utututu lucunya anak mami." Ucap Indira.

"Iya lucu kayak maminya mana cantik pula kan papinya jadi makin cinta." Ucap Amanda lalu mencium pipi Indira.

Indira yg mendengar itu seketika pipinya memerah seperti uang 100k di dompet para readers.

"Man." Panggil Indira.

"Iya sayang." - Amanda.

"Maaf ya." - Indira.

"Maaf kenapa?" - Amanda.

"Maaf kalau aku belum bisa jadi istri dan ibu yang baik buat keluarga kita." - Indira.

"Enggak enggak enggak. Justru menurut aku kamu adalah istri dan ibu yang baik banget buat keluarga kecil kita. Aku beruntung banget bisa dapet istri kayak kamu yang selalu ada disamping aku saat suka maupun duka. Makasih ya sayang kamu udah istri dan ibu yang hebat buat keluarga kita. Aku selalu berterima kasih pada Tuhan atas pemberian yang tuhan kasih. I love you my wife." Ucap Amanda panjang lebar lalu diakhiri dengan mengecup kening istrinya cukup lama.

CAN YOU HELP ME INDIRA? [Mandira] [Season 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang