"Manda mana bund?" Tanya Indira setelah sadar dari pingsannya.
"Manda?" Tanya Chelsa tak paham.
"Iya Manda. Suami aku. Ayah dari anak-anak aku." Ucap Indira yg membuat semua orang kebingungan.
"Kamu harus ikhlas sayang." Ucap Chelsa.
"Ikhlas apa?!" Tanya Indira sedikit meninggikan suaranya.
"Ikhlasin Amanda sayang. Biarkan dia tenang dialam sana." Ucap Chelsa memeluk anaknya.
"JANGAN PERNAH KALIAN BERUCAP SEPERTI ITU! MANDA MASIH HIDUP! MANDA BELUM MENINGGAL! PAHAM KALIAN?!" Bentak Indira pada orang-orang.
"Tapi sayang." Ucap Chelsa terpotong oleh ucapan Indira.
"GAK ADA TAPI-TAPIAN! AWAS." Ucap Indira lalu pergi meninggalkan kamar.
"Sayang." Panggil Indira mengelus pipi Amanda setelah ia sampai di ruang tamu.
Semua orang yg mengikuti langkah Indira seketika menghentikan langkahnya tatkala mereka melihat seseorang yg 4 tahun silam dinyatakan meninggal dunia tapi orang tersebut berada dihadapannya dengan kursi roda yg ia duduki.
"Papa?" Panggil Lana tak percaya.
"Iya sayang. Sini peluk papa. Papa kangen kalian." Ucap Amanda merentangkan kedua tangannya.
Dengan air mata yg mengalir deras, ke-3 anak Mandira langsung berlari kencang dan menubrukkan dirinya ditubuh sang papa.
Tangis haru memenuhi seisi rumah Mandira. Rumah yg 4 tahun silam sudah tidak ada warna didalamnya dan kini rumah tersebut seketika memiliki banyak warna hanya dengan kehadiran 1 orang yg sangat amat mereka rindukan selama ini. Sosok kepala keluarga yg selalu menjaga keharmonisan, keutuhan, dan kebahagiaan dikeluarga kecilnya kini telah kembali tetapi tidak seperti 5 tahun yg lalu. Pria itu yg dulu masih dapat berjalan dengan tegap kini ia hanya bisa duduk dikursi rodanya saja. Tubuh kekarnya kini telah sedikit menghilang.
"Kamu kemana aja?" Tanya Indira dengan terisak.
"Maaf sayang." Ucapnya.
"Kamu tega ninggalin aku dan anak-anak sendirian. Setiap kali si kembar nanyain tentang kamu aku selalu diam dan mengalihkan pembicaraan karena setiap kali namamu disebut, aku tak kuasa menahan air mataku. Aku sangat merindukanmu sayang. Muach." Ucap Indira diakhiri ciuman dibibir Amanda.
"Maafkan aku ya." Hanya kata itu yg mampu Amanda ucapkan untuk semua yg terjadi.
Skip selesai acara.
Kini keluarga besar Mandira tengah berkumpul diruang tamu. Canda tawa kembali terlihat di rumah megah tersebut. Dari banyaknya anggota keluarga yg ada, tidak ada 1 orang pun yg menyangka bahwa salah satu anggota keluarga mereka yg selama ini dinyatakan meninggal ternyata masih hidup walau tak lagi seperti dahulu.
Terlihat sedari tadi Indira selalu bergelayut pada lengan sang suami seolah-olah ia enggan untuk meninggalkan ataupun ditinggalkan oleh jantung hatinya.
"Dira." Panggil Amanda.
"Hm?" Jawab Indira.
"Kamu yakin masih mau sama aku?" Tanya Amanda.
"Yakin." Singkat Indira.
"Aku yang sekarang bukanlah aku yang kamu kenal beberapa tahun yang lalu loh. Aku sekarang sudah menyatu dengan kursi rodaku loh. Tubuh kekarku yang dulu juga perlahan sudah mulai hilang loh. Apa kamu yakin masih mencintai pria lumpuh sepertiku?" Tanya Amanda.
"Sssstt." Indira meletakkan jari telunjuknya didepan bibir Amanda.
"Aku udah berjanji pada yang diatas bahwasanya aku akan selalu mencintaimu dalam kondisi apapun itu. Mengenai fisik kamu yang perlahan mulai berubah itu bukan masalah bagiku. Aku mencintaimu tanpa syarat. Besok ku mohon kembalilah kau ucapkan kata-kata suci dihadapan penghulu, para saksi, dan dihadapan ayah. Pinang aku dengan bismillah." Ucap Indira tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAN YOU HELP ME INDIRA? [Mandira] [Season 2]
FantasíaMenceritakan kelanjutan kisah dari seorang gadis bernama Indira yang mencari keberadaan sang pacar yang bernama Amanda Kalian penasaran dengan kisah cinta mereka berdua? Jangan lupa baca, vote, and follow ya kawan . . . GxG (Futa) Cerita hanya fiksi...