Aku segera menyeret ayahku dan Oscar ke restoran terdekat sebelum mereka membuat masalah lagi. Aku memesan makananku dengan kasar, memelototi ayahku dan Oscar, yangmenatapku dengan bingung.
"Ada apa denganmu, ayah? Kamu tidak seharusnya menghabiskan uangmu seperti tiu,"
"Orang yang mempunyai uang yang cukup butuh menghabisknnya-."
"Jangan."
"......."
Setelah itu ayah memilih diam. Dengan dia yang terdiam, selanjutnya Oscar.
"Oscar. Kenapa kamu mengancam orang seperti itu?"
"Karena mereka mencoba mendekatimu-."
"Hah."
"......."
Dalam sekejap, kedua orang itu menjadi diam. Ketika mereka berdua menjadi tenang, aku akhirnya bisa bernafas dengan lega dan berpikir sedikit.
'Aku tidak akan pernah pergi keluar dengan mereka lagi.'
Aku baru keluar sekitar dua jam, dan aku sudah kehabisan tenaga setelah harus berurusan dengan mereka. Mungkin aku bisa menangani satu saja, tetapi hal itu tampaknya menimbulkan lebih banyak masalah jika dilakukan bersama-sama.
Di tengah kesunyian, aku sempat mendengar percakapan pelanggan lain.
"Bukankah aneh bagaimana kita masih mengelolanya?i?"
"Oh iya. Awalnya saya pikir negara ini akan hancur."
'Hah?'
Aku menolehkan kepalaku dan fokus pada sekelompok pedagang.
"Sungguh gila menempatkan bayi yang tidak tahu apa-apa ke tahta kaisar."
Dia berbicara tentangku. Ketika kedua orang itu mendengar cerita yang sama, ekspresi Ayah dan Oscar menjadi dingin.
"Yah, itu masih akan baik-baik saja. Rupanya, kaisar sebelumnya sedang melakukan pekerjaan nyata dalam menjalankan berbagai hal."
"Aku tahu, benar? Bagaimana bisa seorang bayi menjalankan kekaisaran?"
"Aku ingin tahu apakah dia tahu politik."
Aku mengepalkan tanganku pada suara menderu itu. Aku tidak tahan. ...... Ini menggembirakan!
'Iya. Iya! Itulah yang ingin aku katakan!'
Itu sangat bagus! Aku pikir aku aneh karena hanya ada orang- orang aneh di sekitar, tetapi ternyata tidak. Orang normal juga ada di dunia ini.'Lebih, lebih!'
Aku menajamkan telingaku dan fokus pada apa yang dikatakan orang, dengan banyak kegembiraan.
"Jika bayi bisa menjadi kaisar, jadi aku juga bisa menjadi kaisar!"
"Hahahaha!"
Brak!
Saat Ayah dan Oscar berdiri pada saat yang sama, aku menggenggam tangan mereka dan menggelengkan kepala. Keduanya mengertakkan gigi dengan wajah marah.
"Mabel."
"Tidak masalah. Itu tidak salah."
"Tetapi......."
Saat itu Oscar mencoba membantahku.
Bang!
Aku mendengar suara tabrakan dari tempat para pedagang berada. Aku menoleh dan menemukan meja mereka ditendang dan sesosok tubuh berkerudung berjubah hitam memegang kerah salah satu pedagang.