Aku tidak tahu dari mana keberanian itu berasal. Mungkin karena Duchess Donovan tidak mengenaliku. Lagipula, saat ini aku bukanlah Mabel. Aku adalah seorang remaja yang dimana warna mata dan rambutku berbeda dari Mabel.
Aku yakin aku hanya terlihat seperti orang asing bagi Duchess saat ini.
Ini berarti aku tidak akan pernah mempunyai kesempatan seperti ini lagi jika aku tidak mengambilnya sekarang.
"Aku hanya butuh waktu sebentar..."
Aku memberi tahu Duchess Donovan yang sambil terus mengamatiku.
"Bisakah Anda memberiku waktu anda?"
Aku menatapnya sekuat tenaga. Rasanya agak janggal karena aku belum pernah meminta bantuan seperti ini padanya sebagai Mabel.
"Soalnya, saya sedang menunggu kakak laki-laki saya sekarang dan punya banyak waktu sebelum mereka datang... Oh, tapi tidak apa-apa jika Anda sibuk!"
Aku melambaikan tanganku dan mundur selangkah. Lalu aku tersentak begitu menyadari bagaimana aku mengerutkan lengan baju Duchess Donovan.
Untungnya, Duchess menjawab.
"Tidak apa-apa."
Kurasa aku tidak bisa menahannya jika dia menolakku, pikirku.
Dan saat itu, dia bertanya,
"Ada sebuah kafe di dekat sini yang sering saya kunjungi. Apakah Anda ingin pergi ke sana?"
Aku mengangguk dengan sungguh-sungguh.
*
*
*
Aku mengikuti dari dekat di belakang Duchess sambil terus melirik ke belakangku.
Aku yakin Oscar dan Aidan mengikutiku dengan cukup baik.
Meskipun aku merasa tidak enak karena acara makan kami akan tertunda, kupikir tidak apa-apa karena sepertinya Duchess Donovan dan aku tidak akan berbicara terlalu lama.
Dia membawaku ke sebuah kafe yang tidak banyak orangnya, dan kami duduk dekat jendela di lantai dua dan memesan minuman kami.
"Tolong, kopi." kata Duchess kepada pelayan.
"Saya juga."
Aku memesan minuman yang sama dengannya.
Setelah mendengarku, Duchess Donovan menatapku.
"Ini akan menjadi pahit."
"Saya baik-baik saja dengan itu!"
Entah kenapa, sang duchess tampak membuat ekspresi aneh. Mungkin karena saya tidak terlihat seperti orang yang suka kopi.
Ada beberapa asumsi yang dibuat orang tentangku hanya karena penampilanku. Salah satunya adalah mengira bahwa aku pasti suka yang manis-manis, tapi itu tidak benar. Aku hanya menyukai apa pun yang rasanya enak.
Kopi adalah minuman yang dianugerahkan Tuhan kepada kita!
Itu menyelamatkanku berkali-kali di kehidupanku yang lalu ketika aku tidak punya pilihan selain bekerja paruh waktu meskipun aku sangat mengantuk.
Duchess Donovan meletakkan cangkir kopi panasnya di atas meja dan bertanya padaku,
"Jadi, Anda sedang menunggu saudara-saudara Anda?"
"Ya. Tapi menurut saya mereka sudah pulang,"
Jawabku dengan canggung, sambil memikirkan Oscar dan Aidan, yang mungkin sedang memperhatikanku dari suatu tempat yang tak terlihat. Aku agak khawatir mereka akan bertengkar satu sama lain saat mereka tidak terlihat olehku.