CHAPTER 43

89 5 0
                                    

21++

Para sahabatnya tengah asik dengan pasangannya masing-masing dikamar mereka, sedangkan gadis bermata kucing itu masih nyaman dalam pelukan sahabat kecilnya, semenjak keduanya memasuki kamar Jenlisa tidak berbicara apapun, sampai akhirnya Jennie memberanikan dirinya untuk membuka suara.

"Honey" Panggil Jennie pelan

"hmm, kenapa? masih pusing? atau sesak?" Tanya Lisa khawatir

"anniyo, aku sudah baik-baik saja Honey" Jawab Jennie meyakinkan

"huh, baiklah. baby tidur yaa biar gak sakit" Ucap Lisa

"Hon, kamu masih marah sama anak-anak?" Tanya Jennie pelan

"gak usah bahas, aku gak mood" Jawab Lisa

"Honey aku paham kamu khawatir dengan kondisiku saat ini, kamu gak boleh marah Honey kamu tau sendiri bagaimana sikap para sahabat kita kepadaku. mereka juga sangat menjaga kesehatan aku sayang. hanya saja tadi mereka terlalu kencang memeluku jadi membuat aku tersedak Honey" Ucap Jennie

"tetap saja itu bisa mencelakai kamu! aku gak bisa Baby melihatmu kesakitan! udah biarin aja, aku harus tegas! biar mereka tidak melakukan kebodohan lagi!" Sahut Lisa

"tapikan aku gak papa sayang, please maafkan sahabat kita ya?" Ucap Jennie

"anni!" Sahut Lisa

"Honey!" Panggil Jennie

"hmm" Gumam Lisa

gadis bermata hazel itu tengah asik menghirup wangi kesayangannya sesekali memberikan kecupan di pucuk kepala kesayangannya.

"kamu harus memaafkan mereka, kan itu tidak disengaja honey. kenapa lala menjadi keras kepala seperti ini humm?" Sahut Jennie menatap mata hazel itu lekat

"ini semua karena aku gak mau kamu terluka! cukup kamu sakit begitu lama Baby, aku gak mau kehilangan kamu karena kecerobohan orang bodoh!" Sahut Lisa kesal

"aku paham Honey, sini sini tatap aku" Suruh Jennie menarik wajah Lisa

"cup, kamu bawel. bayi harus tidur" Sahut Lisa mengecup bibir pujaan hatinya

"aaaa kamu mah! nyebelin aku lagi mau ngomong, disuruh tidur mulu!" Rengek Jennie kesal langsung membalikan tubuh mungilnya

"ehh, kok kamu yang marah. iya iya sini sini kamu mau ngomong apa sini sayangku" Sahut Lisa menarik tubuh mungil itu

"gak jadi! awas aku ngantuk" Sahut Jennie ketus

"aihh, emang boleh seketus itu humm. sini baby aku kangen" Sahut Lisa

"gak mau! kamu nakal! aku mau tidur!" Sahut Jennie menepis tangan Lisa dengan kesal

"aaa baby kenapa kamu yang marah! harusnya aku yang marah sayang!" Sahut Lisa gemas langsung menarik tubuh mungil itu agar masuk ke dalam dekapannya

"ahahahaha, aaaaaa honeyy aaa ahhahaa"

"lepas lepas ahahhaha"

"Gak! kamu bayi menyebalkan! harusnya aku yang kesal! kamu segala ikutan marah!" Sahut Lisa terus mengecupi pipi mandu itu

"ahahahaa aaa ihhh Honeyyyyy"

"cup cup cup cup"

"ahahaha ampun ampun ahahahaha"

Seruan gadis bermata kucing itu semakin menjadi dikala sang kekasih melancarkan aksinya menghujami wajahnya dengan ciuman ditambah tangan panjangnya menggelitiki tubuh mungilnya.

"ahahaha cukup cukup"

"dasar bayiii!!! cup cup" Sahut Lisa gemas

kedua mata indah itu saling menatap memancarkan kebahagian yang selalu hadir di benak mereka, detak jantung yang selalu berdetak lebih kencang rasa senang dan penuh cinta Jenlisa dapat rasakan setiap harinya.

"cup eummmmmhhhh"

"cup cup cup"

"eumhhh laaa"

"sshhh baby ummhhhh"

entah siapa yang memulai, Gadis bermata kucing itu sudah berada di bawah kukungan sang pujaan hati, kedua bibir manis itu sudah menyatu dengan sempurna saling melumat, saling mengecup sampai satu gigitan diberikan oleh gadis bermata hazel untuk meminta akses agar kegiatan keduanya semakin intim.

"eumhh laaaaa"

"Yashh baby cup cup"

"eummmhhh yaaaa lebiihhh ahh"

Sahabat kecil impian telah mendapatkan kepemilikannya sebagai pasang kekasih yang saling melengkapi satu sama lain. tidak ada masalah yang terlalu lama menerpa baik Jennie ataupun Lisa sebisa mungkin menyelesaikan masalah berdua dengan kepala dingin. terutama gadis bermata hazel itu memang dituntut untuk menjadi lebih dewasa dibandingkan Gadis berpipi mandu itu yang memiliki kesensitifan cukup besar terhadap pujaan hatinya.

"laaaaahh awwshhhh sakiithhh aaahhh"

gadis bermata kucing itu memekik terkejut dan kesakitan dikala, tangan panjang yang beraksi lebih, karena awalnya hanya mengelus inti miliknya tiba-tiba didorong untuk memasuki miliknya. perlahan namun pasti darah itu mengalir menandakan bahwa itu pertama kalinya untuk gadis mungil itu.

"hihi mian baby, hanya sebentar cup cup"

"ahhhh laaaaa, cup euummhhh"

"aaaaaahhhhkkkkkkk, huh huh"

dengan cepat gadis jangkung itu kembali membungkam bibir manis favoritnya untuk menghilangkan rasa sakit yang rasakan oleh sang pujaan hati. permainan tangan gadis jangkung itu membuat deru nafas gadis bermata kucing itu memburu karena ulah gadis bermata hazel itu yang terus menjalankan aksinya. kecupan terus diberikan entahlah kedua insan yang sedang dimabuk cinta, kini sudah berani bergulat menyalurkan kasih sayang dengan menikmati setiap sentuhan yang Jenlisa berikan seakan mengklaim bahwa mereka sudah berikatan satu sama lain.

"ahhh Hon lebih kencanggg"

"yash baby, seperti inii huh cup eummhhhh"

keduanya memiliki kesamaan, hanya saja gadis bermata hazel itu bisa menjadi sosok tampan membuat para gadis menyukainya jelas membuat gadis bermata kucing itu terkadang dibuat cemburu oleh para gadis cantik yang memuja kekasihnya.

keduanya terus memberikan sentuhan lembut, bahkan kedua inti mereka juga tak mau kalah ikut mencari kenikmatan tiada tara tak lupa memberikan sebuah kecupan sampai memberi tanda bahwa mereka saling memiliki.

"euumhhhh nikmat sekalihh"

"ahhh lalaaaahhh, akuh uhhhh"

"umhhh cup cup"

gerakan kedua insan itu semakin cepat, deru nafasnya bersatu menandakan akan ada yang meledak di bawah sana. pelukan semakin kencang seakan tak ingin kehilangan, kedua bibir manis itu kembali menyatu seakan ikut menyaksikan akhir dari permainan panas keduanya.

"aaahhh lalaaaaahhhhhh, Babbbyyyy" Seruan Jenlisa sangat melengking menggema dikamar mereka

"huh huh huh, gomawo baby gomawo" Gumam Lisa menatap kesayangannya yang masih terengah-engah

"hmm huh, nado Honey" Gumam Jennie mengeratkan pelukannya dan menghirup aroma favoritnya yang selalu melekat pada diri pujaan hatinya

"sini benerin dulu posisinya, Kajja kita bobo" Ajak Lisa mengubah posisi agar kesayangannya berada di atas tubuh kekarnya.

keduanya masih dalam keadaan sangat intim, tak peduli betapa berantakannya kasur dan pakaian yang berserakan. Jenlisa memilih untuk melanjutkan tidurnya karena hari semakin malam dan cukup melelahkan setelah bermain cukup lama untuk pertama kalinya.

tanpa mereka tahu sahabatnya juga sama sedang bergulat mencari kenikmatan masing-masing karena kegiatan itu memang sudah biasa mereka lakukan sebelum Jenlisa melakukannya.

hari begitu cerah pagi ini, masih dengan posisi yang sama saling memeluk satu sama lain tanpa ada penghalang sama sekali diantara keduanya hanya menggunakan selimut sebagai penutup.

"eumhh Laaa dingin"

"sttttt, nde baby" Sahut Lisa

"stttt, tidur yang nyenyak sayang" Gumam Lisa setelah mendengar deru nafas Jennie kembali teratur.

mendengar rintihan gadis berpipi mandu itu, membuatnya terbangun karena kesayangan nya menggeliat mencari kehangatan membuat gadis bermata hazel itu memberikan elusan di punggung Gadis mungil itu berharap rasa dingin yang menyerang akan segera menghilang.

You Belong With Me|JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang