chapter 24

2.9K 447 36
                                    


Lisa pov.

"Lili, sakit" sedari tadi Jennie terus mengadu sakit di area sensitif nya.

Saat kami melakukan hubungan intim, Jennie sempat menangis kesakitan, aku sempat berhenti namun sepuluh menit kemudian Jennie menyuruh lanjut dan berkata akan menahannya.

Aku tidak tega dan berniat menghentikannya saja, namun Jennie bersikeras menyuruh lanjut agar dia perlu terbiasa, katanya.

Akhirnya kami lanjut sampai satu jam lamanya.

Kalau boleh jujur rasanya sangat membahagiakan melakukannya bersama Jennie, rasanya aku ingin lagi namun aku sadar aku tidak boleh egois yang malah membuat Jennie  risih denganku.

"Maaf hemm" aku mengelus sayang pipi Jennie.

Oh iya sekarang kami berada di parkiran rumah sakit, kami belum turun dari mobil di karenakan Jennie masih kesakitan dan kesusahan dalam berjalan.

"Tidak, ini kemauan Nini jadi Lili tidak perlu minta maaf. Ayo turun Lili, Jane eonnie pasti sudah menunggu"

Aku mengangguk segera turun dari mobil lalu berlari kecil membukakan pintu untuk Jennie.

"Silahkan princess" aku mengulurkan tanganku.

Jennie tersenyum menerimanya ukuran tanganku.

"Ssh aaah Lili.." rengek Jennie memegang area sensitif nya.

"Mau aku gendong?"

"Mau" Jennie menyembunyikan wajahnya di leherku.

Aku tersenyum lalu menggendong Jennie ala pengantin.

"Cium Nini" Jennie mempoutkan bibirnya.

Semakin hari Jennie semakin berani meminta ciuman padaku.

Chup

Dengan senang hati aku mencium bibirnya.

Jennie tersenyum malu menyembunyikan wajahnya di dadaku.

Aku terkekeh sambil berjalan memasuki rumah sakit.

"Lili, setelah eonnie pulang Nini juga harus pulang ke rumah kan?"

Aku mengerutkan keningku.

"Kenapa?"

Jennie menepuk keningnya.

"Jane eonnie belum tau kita menikah, Lili.. kalau Nini tinggal di rumah kita, Jane eonnie pasti curiga dan bertanya-tanya"

Aku akhirnya mengerti.

"Aku pasti kesepian Nini" lirihku.

"Nini juga pasti merindukan Lili" cicit Jennie.

"Aku akan sering mengunjungi mu"

Jennie mendongak kemudian mengangguk-anggukkan kepalanya.

Sesampainya di ruangan Jane aku menurunkan Jennie dengan perlahan.

"Sampai sini ya"

"Ya Nini mengerti Lili"

Kemudian aku mengetuk pintu sebelah akhirnya kami masuk kedalam.

Author pov.

"Eonnie.." biasanya Jennie akan berlari menghampiri Jane, namun kali ini dia hanya bisa berjalan dengan langkah kecil dan sedikit mengangkang.

Hati Jane memanas saat melihat cara jalan Jennie tidak seperti biasanya, hatinya seperti di tusuk-tusuk.

Kemudian Jane beralih menatap Lisa.

"Sayang" dengan senyum manisnya Lisa mendekati Jane lalu mengelus rambutnya.

Jane meremas kuat selimutnya.

"Eonnie merindukan Nini ya?" Jennie langsung memeluk Jane.

Jane mengangguk, membalas pelukan Jennie sambil menyembunyikan wajahnya di lakukan leher adiknya.

"Sangat" mengatakan satu kalimat itu saja rasanya bibir Jane sangat berat.

"Nini juga selalu merindukan eonnie" balas Jennie.

Chup

Jennie mengecup pipi Jane setelahnya.

Jennie tersenyum palsu.

"Sudah sejauh itu ya?" Lirih Jane dalam hati.

•••

Tbc

08/07/24

Nini udah di unboxing 😳 Jane be like, kau buatku sekecewa itu 😭

Vote komen lanjut.

Jennie or Jane? [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang