chapter 35

2.6K 467 65
                                    


Author pov.

"Morning Lili" bisik Jennie dengan suara mengalun lembut.

Jennie tersenyum kala Lisa tidak terganggu sama sekali.

"Tidur Lili nyenyak sekali" Jennie memandang wajah damai Lisa, jari-jari terangkat mengelus lembut pipi istrinya.

"Apa Lili tidak mau bangun? Hemm hemm" Jennie menguyel-uyel pipi Lisa.

"Nggh" Lisa sedikit terusik kemudian membalikkan badan agar tidak di ganggu Jennie.

"Xixixi kiyowoo" lalu Jennie merangkak naik ke atas tubuh Lisa.

"Mmhh N-nini.." Lisa sedikit membuka matanya untuk melihat istrinya.

"Bangun Lili, ini sudah pagi" Jennie meletakkan telinganya di dada Lisa, dia mendengarkan detak jantung Lisa.

"Aku masih mengantuk" kata Lisa dengan mata terpejam.

"Kita bisa ketahuan kalau Lili belum balik ke kamar eonnie" lirih Jennie.

Lisa akhirnya membuka mata.

"Tapi aku ingin bersamamu Nini" Lisa merapikan rambut Jennie.

"Nini juga ingin selalu bersama Lili" Jennie mempoutkan bibirnya.

Lisa memajukan bibirnya lalu mencium bibir Jennie.

"Kamu sudah sembuh baby? Badanmu tidak panas lagi" Lisa memeriksa dahi Jennie.

"Eum, Nini sudah tidak panas lagi tapi Nini masih sedikit pusing. Ini berkat Lili Nini bisa cepat sembuh, thank you honey" senyum Jennie lalu menghadiahi Lisa kecupan cinta di pipi.

Lisa tersenyum lebar.

"My pleasure baby" Lisa mencolek hidung Jennie.

"I love you wifey" tulus Lisa.

"I love you more honey" balas Jennie sambil tersenyum.

Mereka saling tatapan sampai akhirnya Lisa menyambar bibir Jennie.

Jennie dengan senang hati membalas lumatan Lisa.

"Aaahh" erang Jennie begitu tangan nakal Lisa meremas lembut payudaranya.

Tanpa melepaskan ciuman, Lisa membalikkan badan Jennie menjadi di bawahnya.

Sekarang Lisa mengukung tubuh istrinya.

"Ngghh L-lili, Nini miss you.." Jennie melepaskan ciumannya sebentar namun Lisa langsung memagut nya dengan tergesa-gesa.

"I miss you too baby" balas Lisa saat melepaskan ciumannya.

"Huh huh tunggu dulu Lili, Nini huh kehabisan nafas" Jennie ngos-ngosan menahan tubuh Lisa

Lisa tersenyum.

"Kamu sudah mulai bisa berciuman agak lama ya, peningkatan yang bagus baby" Lisa mengecup dalam kening Jennie.

Jennie memerah.

"Ni-"

Ceklek

"Lisa! Jennie! Apa yang telah kalian lakukan!" Teriak Jane begitu melihat Lisa sedang mengukung Jennie, terlebih lagi keduanya bertelanjang dada.

Lisa segara menarik selimut menutupi tubuhnya dan Jennie.

Prang!

Mangkuk bubur yang di pegang Jane terjun bebas ke lantai.

"Eonnie~" Jennie ketakutan, dia gemetaran dan Lisa langsung menggenggam lambut tangannya.

Mata Jane di penuhi dengan amarah, meskipun sudah mengetahui Jennie dan Lisa sudah sah tapi tetap saja menyaksikannya secara langsung terasa sangat menyakitkan dan mengecewakan.

"Jane-"

"Diam!" Pekik Jane sampai urat lehernya keluar.

Lisa memejamkan mata sejenak lalu mengambil nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nya.

"Sepertinya tidak bisa di tutupi lagi baby" Lisa menatap Jennie.

Jennie tidak memberikan respon, dia hanya memeluk Lisa karena takut melihat wajah Jane.

"Ada apa ini ribut- omo!" Eomma Kim pura-pura terkejut melihat Jennie dan Lisa.

"Lalisa Manoban, Kim Jennie. Pakai baju, setelah itu temui kami di ruang tamu" tegas Appa Kim lalu pergi.

"Brengsek!"

Brak

Jane membanting pintu dan pergi setelahnya.

Eomma Kim menatap lirih ke arah Jennie, dia menghela nafas sebelum menyusul Jane dan suaminya.

"Lili hikss Nini takut"

Lisa mengelus kepala Jennie dengan sayang.

"Ada aku kamu tidak perlu takut Nini" Lisa mencium lama kening Jennie.

Jennie meremas pundak Lisa seakan mentransfer ketakutannya.

•••

Tbc

16/08/24

Yeyy 👁️👄👁️

Vote komen lanjut.

Jennie or Jane? [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang