Jennie pov."Huh" aku lagi-lagi menghela nafas panjang, kerjaan ku hanya sibuk menonton film lalu makan dan tidur setelahnya.
Begitu terus sampai dua Minggu ini.
Ya aku dan Lisa telah tinggal di atap yang sama selama dua Minggu, dan menjadi istrinya tentunya.
Lisa memperlakukan ku dengan sangat baik, dia lembut dan penuh perhatian. Sangat menjagaku dan selalu menyempatkan menanyakan kabarku di sela kesibukannya.
Pantas Jane eonnie menyukainya.
Kami rutin mengunjungi Jane eonnie di rumah sakit, tapi tiga hari belakangan ini Lisa sibuk dan kami tidak sempat mengunjungi Jane eonnie.
Aku ingin pergi sendiri saja namun Lisa melarang dengan alasan aku harus pergi bersamanya agar lebih aman.
Aku berkata bisa di temani bodyguard namun Lisa tetap tidak mengijinkan jika tidak pergi bersamanya. Huh Lisa menyebalkan dan aku kesal padanya.
Aku bosan jika di rumah terus, aku merindukan Eomma dan Appa.
Rindu juga dengan Kuma putra ku, huhuu, dia adalah anjing coklat kecilku yang menggemaskan.
Aha! Aku pulang saja, Lisa tidak akan marah karena aku bukan ke rumah sakit.
Aku segera bersiap lalu berlari ke luar mencari paman Won suk, dia bodyguard sekaligus supir pribadi ku.
"Jennie jangan lari-lari nanti jatuh" tegur bibi Choi dan aku segera berhenti dan menyengir.
"Hehehe maaf bibi Choi"
"Jennie mau kemana? Kok sudah rapi sekali" bibi Choi memperhatikan ku dari atas sampai bawah.
"Ingin ke rumah Eomma dan Appa, bibi. Sudah ya bi Nini pergi dulu bye bye" aku berlari kecil dan membuka pintu rumah.
Ah itu dia paman Won suk.
"Paman!"
Paman Won suk kaget hampir menumpahkan kopi di celananya.
"Astaga Jennie, untung saja kopi panas ini tidak tumpah mengenai paha paman" paman Won suk mengelus dada.
"Hihihi maaf paman" aku menyengir.
"Lain kali jangan berteriak nee, paman maafkan" paman Won suk tersenyum.
"Nee. Paman Nini ingin pergi ke rumah Eomma dan Appa, Nini merindukan mereka. Tolong antar Nini kesana ya"
"Sudah ijin pada sajangnim?" Paman Won suk merujuk pada Lisa.
Jika aku berkata belum maka paman Won suk tidak akan mengantarku, jadi lebih baik aku berbohong saja hehehe.
Asal kalian tau saja paman Won suk sangat patuh dan penurut pada Lisa, badannya saja yang besar dan kekar namun jika sudah berhadapan dengan Lisa maka paman Won suk akan langsung ciut dan ketakutan.
"Sudah paman, katanya boleh asal tidak ke rumah sakit" aku menunjukkan raut wajah serius ku.
"Baiklah jika kamu sudah mendapatkan ijin dari sajangnim, maka ayo paman akan mengantar mu" paman Won suk membukakan pintu mobil untukku.
Aku dengan gembira langsung melompat kedalam mobil.
"Hati-hati Jennie, jika kamu lecet sedikit sajangnim akan menyalahkan ku dan memarahiku habis-habisan" paman Won suk khawatir sekaligus panik aku kenapa-napa.
Aku terkekeh.
"Nini tidak papa paman, tenang okey. Sekarang ayo berangkat paman, Nini sudah tidak sabar ingin bertemu Eomma dan Appa, kuma juga"
"Baiklah" paman Won suk menutup pintu untukku, setelah itu ikut masuk kedalam dan melajukan mobil menuju rumah orang tuaku.
-
Lisa pov.
"I'm home" dengan lelah aku berjalan menuju kamarku dan Jennie.
Hari ini sungguh sangat melelahkan, aku butuh Jennie untuk menghilangkan rasa penatku.
Aku selalu merindukan Jennie setiap kali aku tidak dekat dengannya, entah kenapa perasaanku tiba-tiba lebih dominan untuk Jennie daripada Jane.
Aku ingin menyangkalnya namun semakin aku sangkal, semakin jelas wajah menggemaskan Jennie memenuhi otak dan hatiku.
Belum tau pasti apa yang aku inginkan sekarang, tapi yang jelas aku ingin berjalan sesuai apa kata hatiku saja saat ini. Aku juga harus memikirkan Jane.
"Jennie?" aku menemukan kamar kosong.
Aku mendekati pintu kamar mandi, tidak menemukan tanda-tanda bahwa Jennie mandi.
Kemana dia?
Huh aku lelah sekali tapi aku tidak bisa beristirahat jika tidak mendapati Jennie di sampingku.
"Bibi Choi, istriku di mana?" Tanyaku pada bibi Choi yang tengah menyiapkan makan malam.
"Sajangnim" bibi Choi membungkuk hormat.
"Jennie pergi ke rumah orang tuanya, sajangnim" jawab bibi Choi.
Aku mengeraskan rahang ku.
"Siapa yang berani membawa istriku pergi" aku berkata dengan dingin.
Kulihat bibi Choi menegang meremas ujung bajunya.
Tanpa mendengar penjelasan bibi Choi aku langsung melangkahkan kakiku keluar, tujuanku jelas ingin menjemput Jennie dari rumah orang tuanya.
•••
Tbc
14/06/24
Nini udah bisa bohong ya, awas loh di hap Lisa.
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jennie or Jane? [Jenlisa]√
Fiksi Penggemarplagiat menjauh cok! star : 06/06/24 end : 09/09/24 hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 29.