chapter 18

2.8K 490 74
                                    


Author pov.

"Jane!" Begitu tiba Lisa langsung berlari masuk kedalam ruangan Jane.

"Eonnie.." Jennie berkaca-kaca menghampiri Jane.

Jane telah sadar dari komanya, dengan wajah pucat dia memberikan senyum tipisnya pada Jennie dan Lisa.

Hug

Lisa memeluk tubuh Jane.

"Akhirnya kamu bangun sayang, i miss you" lirih Lisa.

Dengan lemah Jane membalas pelukan Lisa.

"I miss you too, babe" balas Jane dengan suara pelan.

Jennie yang melihat itu melengkungkan bibirnya kebawah, bahagia Jane bisa kembali sadar dan cemburu saat Lisa memeluk mesra eonnie nya itu.

"Eonnie" Jennie tidak mau kalah memeluk Jane dan sedikit menggeser tubuh Lisa.

Lisa mengalah membiarkan Jennie dengan leluasa memeluk Jane.

"Adik eonnie" Jane mengelus sayang rambut Jennie.

"Nini sangat merindukan eonnie, percaya kan?" Jennie mendongak menatap Jane.

Jane tersenyum menganggukkan kepalanya.

"Percaya Nini" lembut Jane mengelus pipi mandu Jennie.

"Hihihi Nini sayang eonnie, banyak-banyak"

"Benarkah? Sebanyak apa?"

Jennie mempoutkan bibirnya dan mengetuk-ngetuk dagunya.

"Sebanyak bintang di langit!"

"Waah banyak sekali. Eonnie juga sangat menyayangi Nini, sangat banyak sampai tak terhingga"

"Xixixi" Jennie terkikik menutup mulutnya.

Chup

Jane gemas mencium sayang pipi Jennie.

Setelah itu keduanya kembali berpelukan dengan lama.

Melihat interaksi kakak beradik itu Lisa tersenyum hangat, dia suka melihat Jane memperlakukan Jennie dengan lembut, juga bahagia melihat Jennie kembali ceria dengan kembalinya Jane.

"Ekhm, babe bisa tolong ambilkan aku air?" Pinta Jane.

"Sure" Lisa tersenyum menuangkan air ke gelas.

"Ini sayang, minum dengan perlahan" Lisa membantu Jane memegang gelas.

Jennie menekuk wajahnya sambil memainkan kancing baju Jane.

"Terimakasih babe" Jane mengecup singkat pipi Lisa.

Lisa tersenyum mengelus lembut pelipis Jane.

"Apa masih sakit?" Tanya Lisa.

"Sedikit perih babe" Jane memejamkan mata saat Lisa mencium lama keningnya.

Melihat itu Jennie merasa panas langsung menyembunyikan wajahnya di lekukan leher Jane, dia cemburu dan marah pada Lisa.

"Kaki mu terluka cukup parah sayang, apa bisa di gerakkan?" Lisa khawatir menyentuh kaki Jane.

Jane dengan susah payah menggerakkan kakinya.

"Emmh sakit babe" Jane meringis.

"Eonnie gwenchana?" Jennie khawatir.

"Sayang jangan di paksakan dulu, nanti biar dokter Park yang memeriksa" Lisa juga khawatir.

Jane menghela nafas berat merasa cemas dengan kakinya.

"Babe bagiamana jika aku mengalami kelum-" Lisa menghentikan ucapan Jane.

"Sst itu tidak akan terjadi"  tegas Lisa.

"Aku takut" lirih Jane memeluk pinggang Lisa.

"Jangan takut, ada aku di sisimu sayang" Lisa mengusap-usap lengan Jane lalu menunduk mencium puncak kepala Jane.

Jennie hanya bisa menghela nafas pelan, dia mencoba mengenyampingkan rasa cemburunya karena Jane lebih membutuhkan Lisa saat ini.

"Ada Nini juga, eonnie jangan takut ya" Jennie menangkup pipi Jane.

Jane mengangguk lalu menggenggam tangan kanan Jennie yang berada di pipinya.

Lisa menatap Jennie, dia juga menghela nafas karena tanpa sadar telah mengabaikan Jennie.

Seharunya Lisa tidak boleh bersikap seperti itu, dia jadi merasa bersalah pada kedua kakak beradik itu.

"It's okey" senyum sendu Lisa mengusap lembut rambut Jennie.

Jennie menggerakkan kepalanya tidak mau di sentuh Lisa.

Lisa mengerti Jennie cemburu tapi baiklah dia akan membujuk istrinya itu setelah ini.

•••

Tbc

26/06/24

Prahara di mulai.

Vote komen lanjut.

Jennie or Jane? [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang