chapter 32

2.6K 418 29
                                    


Author pov.

Lisa terlihat tidak fokus selama mengerjakan pekerjaannya, dari tadi sibuk melirik ponselnya berharap Jennie menelpon atau mengirim pesan teks.

"Huh apa dia benar-benar mengibarkan bendera perang padaku? Ck menyebalkan sekali" Batin Lisa berdecak kesal.

Lisa terus menggerutu dalam hati, sampai Jane memanggil pun dia tidak menyahut.

"Babe!" Jane terpaksa meninggikan suaranya.

Tersadar Lisa segera berdehem dan menghampiri Jane yang tengah duduk di sofa.

"Ya sayang" Lisa tersenyum lalu memeluk Jane.

Jane menghela nafas pelan.

"Apa yang kamu lamun kan? Aku sudah memanggil mu dari tadi" Jane mengerucutkan bibirnya.

"Aniya bukan hal yang penting sayang, hanya tentang pekerja. Maaf hemm" Lisa mencium pelipis Jane.

"Arasso. Pekerjaan mu masih banyak, babe?"

Lisa menggeleng.

"Sedikit lagi, tapi kita bisa pulang atau pergi keluar jika kamu bosan" Lisa mengelus rambut Jane.

"Aku hanya ingin belajar berjalan. Bantu aku babe aku ingin cepat-cepat berjalan agar kita bisa melangsungkan pernikahan, segara" Jane memegang tangan Lisa.

Lisa terdiam, menelan ludahnya dengan susah payah.

"Ottoke.." batin Lisa.

"Babe? C'mon kamu melamun lagi" Jane mendesah.

"A-ah maaf sayang. Iya ayo" Lisa berdiri kemudian membantu Jane berdiri dengan perlahan.

"Apa masih sakit?" Tanya Lisa khawatir.

"Tidak, aku rasa aku sudah mampu untuk melangkahkan kakiku, babe" Jane tersenyum manis.

Lisa terpesona dan tanpa sadar mengecup bibir Jane.

Jane terkejut namun sangat menyukainya, dia memerah.

Lisa yang tersadar langsung mengulum bibirnya.

"Melangkah dengan perlahan sayang" kata Lisa.

Jane mengangguk kemudian dengan perlahan mulai melangkahkan kakinya.

"Good job sayang, ini kemajuan yang sangat cepat" Lisa tersenyum lebar melihat langkah kaki Jane semakin lancar.

"I told you, babe" Jane tersenyum sombong.

"Sekarang, lepaskan aku babe"

"Tapi sayang, aku takut kamu terjatuh"

"Kamu bisa menangkap ku jika aku terjatuh babe. Aku akan perlahan"

Lisa menghela nafas, dengan hati-hati melepaskan Jane. Namun tangannya tetap waspada takut-takut Jane terjatuh.

Jane menyeimbangkan tubuhnya terlebih dahulu, setelah itu melangkahkan kakinya perlahan-lahan.

Lisa mengikuti dari belakang.

Lama-kelamaan langkah kaki Jane semakin lebar, Lisa tersenyum bangga sambil bertepuk tangan.

Prok

Prok

Prok

Jane membalikan badannya lalu melangkah menghampiri Lisa.

"Proud of you!" Lisa terharu.

"Babe.. aku bisa berjalan" Jane berkaca-kaca lalu merentangkan tangannya.

"Yeah sayang, kamu hebat" Lisa membawa Jane kedalam pelukannya.

Jane memeluk erat tubuh Lisa dan Lisa mengusap-usap punggungnya.

Drrrtt..

Sura ponsel di atas meja mengalihkan perhatian mereka.

"Itu ponselku, sebentar sayang" Lisa melepaskan pelukannya lalu menghampiri meja dan mengangkat panggilan.

Eomma

"Ya, Eomma?"

"Lisa, badan Jennie tiba-tiba panas, dan sekarang dia menangis memanggil manggil namamu"

Lisa mengigit bibirnya sambil mencengkram sudut meja, dia sangat panik dan khawatir.

"Aku pulang Eomma" kata Lisa dan langsung memutuskan panggilan.

Tutt

"Jane kita pulang ya, Jennie sakit" lirih Lisa.

Jane juga panik dan khawatir, bagaimanpun juga Jennie adalah adik kesayangannya.

"Ayo babe" Jane hampir saja terjatuh saat berjalan menuju sofa.

"Hati-hati sayang" Lisa menghampiri Jane lalu membantunya duduk di kursi roda.

"Aku sudah bisa jalan babe" protes Jane.

"Biar cepat sayang" tanpa menunggu jawaban Jane, Lisa langsung membawa Jane keluar dari ruangannya.

•••

Tbc

08/08/24

Ciee mesranya.. sakit kan jadinya 😌

Vote komen lanjut.

Jennie or Jane? [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang