chapter 39

2.2K 406 62
                                    


Lisa pov.

Drrrtt..

Drrrtt..

Drrrtt..

"Haissh" mau tidak mau aku terpaksa membuka mataku, suara ponsel di sampingku sangat bising.

Lalu mataku terbuka sempurna saat melihat id sang penelepon.

"Jane!" Aku buru-buru menggeser tombol hijau ke atas.

"Ekhm ekhm" aku menetralkan suaraku agar tidak terlalu gugup.

Jane

"Halo, Jane akhirnya.." aku berucap lembut.

"Temui aku di Namsan tower, sekarang"

Tutt

Panggilan di matikan begitu saja.

"Baby bangun, aku menemukan Jane" aku mengguncang lengan Jennie.

"Emmh Lili berisik sekali" rengek Jennie.

"Nini, eonnie mu ketemu. Ayo cepat bangun, kita akan menemui Jane" aku dengan tidak sabar mengangkat Jennie ke gendonganku.

"Benarkah Lili! Ayo mandi, Nini tidak sabar bertemu dengan eonnie" Jennie menjadi bersemangat.

Aku tersenyum dan kami masuk kedalam kamar mandi setelahnya.

-

Author pov.

Jane sudah menunggu dengan sebatang rokok di tangannya, wajahnya sangat datar dan tatapannya menunjukkan banyak pikiran.

Hufff

Jane menghembuskan gumpalan asap rokok dari mulutnya.

"Eonnie!"

"Jane"

Jane bahkan tidak menoleh kebelakang untuk melihat Jennie dan Lisa.

Hug

Jane membiarkan Jennie memeluknya dari belakang.

"Nini sangat merindukan eonnie" manja Jennie menggesekkan hidungnya di punggung Jane.

Jane menghela nafas berat, dia sangat merindukan adiknya namun dia masih kecewa atas tindakan mereka.

Lisa tersenyum lirih, melihat bagaimana pucat nya wajah Jane dan rokok di tangannya, membuat hati Lisa hancur.

Kemudian Jane berbalik dan menatap Jennie dan Lisa bergantian.

"Ukhuk ukhuk, bau" Jennie menutup hidungnya saat menghirup asap rokok.

Jane menjatuhkan rokoknya lalu menginjaknya.

"Kamu merokok sekarang" kata Lisa.

Jane hanya menatap Lisa dengan datar.

"Ini karena mu. Aku tidak pernah menduga bahwa putus cinta akan sesakit ini"

"Maaf" Lisa mendudukkan kepalanya, menyesal.

"Eonnie masih marah ya?" Lirih Jennie.

"Aku hanya kecewa. Sudahlah semuanya sudah terjadi bukan?" Jane terkekeh lirih.

Jennie mengulum bibirnya sambil memainkan jari-jarinya.

"Maafkan Nini eonnie" kata Jennie dengan kepala tertunduk.

"Aku akan memaafkan kalian semua, tapi dengan satu syarat.." Jane menggantung kalimatnya.

Jennie dan Lisa langsung menoleh menatap Jane.

"Apa eonnie?"

"Aku akan memenuhinya selagi aku mampu Jane"

"Kamu harus menikahi ku Lisa, dan kamu harus merestui pernikahan kami Jennie"

Terdiam.

Jantung Jennie berdetak kencang, dia tidak bisa menerimanya begitu saja. Apalagi Lisa, dia tidak mungkin menduakan Jennie.

"Kenapa diam? Tidak sanggup ya? Kkkhh sudah kuduga. Sudahkah kalau tidak sanggup mending kalian pergi saja, tidak ada gunanya lagi aku hidup di dunia ini, aku ingin mengakhiri hidupku saja agar tidak merasakan sakit lagi" lirih Jane lalu mendongak menatap awan berwarna gelap.

"Eonnie jangan bicara sembarang! Hikss eonnie tidak boleh meninggalkan Nini lagi" Jennie menangis memeluk tubuh Jane erat-erat.

"Mengakhiri hidup bukan satu-satunya solusi untuk menyelesaikan masalah Jane. Pikirkan orang tuamu dan adikmu yang sangat menyayangi mu. Aku juga menyayangi mu, tolong jangan berbuat nekad Jane" lirih Lisa.

"Cih, sayang apanya? Kalian semua mengkhianati ku saat keadaan ku sekarat. Dan kamu sangat brengsek Lisa, kamu menghancurkan hatiku dan membuatku cinta mati padamu. Kamu sangat tidak bertanggung jawab! Aki ingin mati saja dari pada merasakan sakit cinta!" Teriak Jane lalu mendorong Jennie dari pelukannya.

"Eonnie! Tidak jangan seperti ini hikss andwe.." Jennie menggeleng saat Jane menaiki pagar pembatas.

"Jane tolong pikiran lagi, jangan seperti ini please" Lisa ingin mendekat namun Jane meneriakinya.

"Aku akan langsung melompat jika kamu berani mendekat Lisa! Satu kesempatan lagi untuk kalian berdua, nikahi aku Lisa, dan restui kami Jennie!"

Jennie tidak bisa berpikir jernih, begitu juga dengan Lisa yang pikirannya sedang berkecamuk.

"Hikss baiklah eonnie, Nini merestui eonnie menikah dengan Lisa" kata Jennie dengan suara bergetar.

"Jennie" Lisa menatap istrinya dengan lirih.

"Nikahi eonnie Lili, hmph Nini tidak apa-apa. Nini ikhlas.." lirih Jennie dan meremas dadanya yang terasa seperti ditusuk-tusuk.

Lisa meremas tangannya, hatinya sakit sekali mendengar tangisan lirih Jennie.

"Sekarang turunlah eonnie, Nini mohon" Jennie mengulurkan tangannya.

Jane tersenyum, dia menerima uluran tangan Jennie dan turun dari pagar pembatas.

Lalu Jane mendekati Lisa dan langsung memeluknya.

"Aku pusing sekali babe, sepertinya aku akan pingsan karena penglihatan ku mulai gelap" Jane meringsek di leher Lisa.

Lisa buru-buru mengangkat Jane ke gendongannya.

Jennie cemburu, tapi dia sekuat hati menahannya.

"Ayo pulang Lili, eonnie butuh istirahat" Jennie berjalan duluan, ingin terlihat baik-baik saja namun tidak bisa karena sekarang dia kembali menangis dan berlari kecil meninggalkan Lisa dan Jane.

Lisa menghela nafas berat, lalu ikut melangkah kakinya menyusul istrinya.

•••

Tbc

06/09/24

Duh aduh memang asik punya istri dua.. kasian Nini 🥺

Vote komen lanjut.

Jennie or Jane? [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang