chapter 17

2.9K 464 24
                                    


Lisa pov.

Kalian tau bagaimana rasanya mendapatkan pengakuan dari orang yang kalian cintai?

Rasanya sangat membahagiakan dan terharu saat Jennie mengatakan suka padaku.

Aku senang akhirnya perasaan ku terbalaskan.

Tapi yang jadi masalahnya adalah aku harus memikirkan Jane juga, aku masih menyukainya dan menyayanginya. Kalau cinta aku belum yakin namun yang pasti aku menunggu kesadarannya.

"Lili.. Nini mau nonton Monsters, inc" lamunanku buyar begitu mendengar rengekan lucu istriku.

Saat ini kami berada di ruang tamu, aku menemani Jennie menonton dengan segelas susu coklat hangat.

"Pororo nya sudah selesai?" Aku mengelus rambutnya.

"Sudah, Nini ingin Monsters, inc saja sekarang" manja Jennie menyenderkan kepalanya di pundak ku.

"Baiklah" aku berdehem kemudian mencari film yang ingin di tonton Jennie.

"Lili suapi Nini kentang ya, please" Jennie memberikan wajah imutnya.

Aku tersenyum mengapit hidungnya.

"Kiss dulu" aku memajukan bibirku.

Semenjak kami berciuman di bibir aku tidak segan-segan lagi meminta ciuman padanya.

Jennie mempoutkan bibirnya kemudian mendekatkan kepalanya untuk menempelkan bibir kami.

Chup

Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan melumat bibir bawah Jennie.

"Lili curang.." rengek Jennie memukul pelan dadaku.

Aku tertawa meremas lembut pipi mandunya.

"Mianhe baby" aku menggesekkan hidung kami setelahnya.

Jennie mengulum bibirnya tersipu malu setia kali aku memanggilnya baby.

"Nini maafkan" cicit Jennie setelah itu fokus menonton film.

Sesuai permintaannya aku menyuapi kentang kedalam mulutnya.

Saat mengunyah pipi mandu Jennie bergerak naik turun dan itu sangat-sangat lucu di mataku.

"Minum Lili" pinta Jennie tanpa menatapku.

Aku mengambil air putih di atas meja kemudian menyodorkannya pada Jennie.

"Nini minum, Lili tolong pegang kan gelasnya ya" Jennie menatapku.

Aku berdehem.

Kemudian Jennie mulai minum dengan aku tidak menegangkan gelasnya.

Setelah minum Jennie kembali fokus menonton.

Aku juga ikut menonton namun gagal fokus melihat wanita cantik di sampingku.

Kkkhh istriku benar-benar cantik aku sampai tidak bisa berkata-kata.

"Boo!" Tiba-tiba saja Jennie mengagetkan ku.

"Astaga Nini" aku terkejut memegangi jantungku.

"Hahahaha Lili lucu hahaha" Jennie terbahak-bahak memegangi perutnya.

"Senang hemm" aku tersenyum mengusap kepalanya, tidak marah sama sekali.

"Nee eh maaf Lili.. xixixi" Jennie terkikik menutup mulutnya.

"Dasar nakal" aku mencium pelipisnya.

"Sowwy" Jennie menunjukkan puppy eyes nya.

Bagiamana aku bisa marah? Tidak akan pernah! Wajah istriku terlalu lucu dan menggemaskan.

"Yes baby" aku mengecup singkat pipinya.

Jennie tersenyum kemudian memelukku.

"Sayang Lili" kata Jennie dengan suara pelan hampir tidak terdengar.

Untung telingaku masih berfungsi dengan sangat baik.

"Sayang Nini juga" balasku dan Jennie memegang di pelukanku.

Setelah itu aku menidurkan kepalaku di puncak kepalanya.

Drrrtt..

Aku segera mengambil ponselku yang terletak di atas meja.

"Dokter Park" gumam ku.

Aku berdehem sebelum membuka suaraku.

Dokter Park.

"Nee dokter Park"

"..."

Tanganku bergetar dan jantungku berdetak kencang mendengarnya.

Brak

Ponselku tiba-tiba jatuh  dari tanganku.

"Lili kenapa?" Jennie menatapku penuh khawatir.

"Jane.." lirihku berkaca-kaca.

"Kita ke rumah sakit sekarang" aku langsung menarik tangan Jennie keluar dari rumah.

Untungnya Jennie tidak banyak bertanya, dia hanya diam saat kami menuju rumah sakit.

Satu tanganku menggenggam tangan Jennie sambil fokus berkendara.

•••

Tbc

24/06/24

Ada apa dengan Jane? Jangan jangan..

Vote komen lanjut.

Jennie or Jane? [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang