Author pov.Setelah sarapan keluarga Kim dan Manoban berkumpul di ruang tamu, ingin membicarakan tentang hubungan Lisa, Jane, dan Jennie.
"Jennie hanya menggantikan peran Jane, jadi untuk sementara waktu berpura-purlah menjadi Jane sampai Jane terbangun dari koma nya" tuan Manoban menatap Jennie.
"Jennie tidak perlu berpura-pura menjadi Jane, seperti yang kamu bilang barusan Jennie hanya menggantikan peran Jane jadi sudah cukup sampai disitu" kata tuan Kim.
Jennie hanya mendengarkan sambil memeluk lengan Eomma nya.
"Meskipun atas nama Jane tapi aku menikah dengan Jennie. Jennie istriku jadi biarkan Jennie tinggal bersamaku untuk sementara waktu. Selanjutnya akan kita bicarakan setelah Jane sadar dari koma nya" tegas Lisa tidak mau di bantah.
Semuanya menghela nafas mau tidak mau setuju dengan keputusan Lisa.
"Jadi.. Nini akan tinggal bersama Lisa?" Jennie menunduk memainkan jari-jari nya.
"Hem" dehem Lisa.
Jennie melengkungkan bibirnya kebawah, sedih akan berpisah dengan orang tuanya.
"Lisa, tidak bisakah kita tinggal di rumah Nini saja?" Lirih Jennie penuh harap.
"Tidak, orang yang sudah menikah harus mempunyai rumah sendiri dan tidak boleh tinggal di atap yang sama dengan orang tua. Kamu tanggung jawabku sekarang" tegas Lisa.
Jennie menenggelamkan wajahnya di dada nyonya Kim, terisak kecil meremas baju Eomma nya.
Melihat putri bungsunya menangis, tuan Kim tidak bisa berbuat apa-apa karena ini memang sudah menjadi tanggung jawab Lisa.
"Hiks Nini kan hanya menggantikan eonnie saja, kenapa harus ikut dengan Lisa"
"Karena kamu yang menikah denganku Jennie, bukan Jane"
"Hikss.."
Lisa menatap dalam wajah Jennie, pikirannya berkecamuk sekarang.
Tiga puluh menit menumpahkan tangisannya, Jennie akhirnya berhenti menangis meskipun masih sedikit sesenggukan.
"H-haus" kata Jennie dengan suara serak.
Lisa langsung menuangkan air kedalam gelas lalu memberikannya pada Jennie.
"Makasih" Lisa mengangguk lalu tangannya terulur mengelus kepala Jennie.
"Sekarang bisakah kita pergi?" Lembut Lisa memegang tangan Jennie.
Jennie menatap dalam mata Lisa, mengangguk pelan karena tidak punya pilihan lain.
"Lisa tolong jaga putri Eomma" lirih nyonya Kim.
"Aku akan memperlakukan Jennie dengan baik Eomma" Lisa memberikan senyum tipisnya.
"Appa memegang janji mu Lisa" tuan Kim menepuk pundak Lisa.
"Ya Appa"
"Sesekali berkunjung ke mansion, Lisa" nyonya Manoban mengusap lengan Lisa.
"Pasti Mommy" Lisa memeluk Mommy nya sebentar.
Setelah itu Lisa membawa koper Jennie kedalam bagasi mobil nya.
Lisa bersandar di kap mobilnya, menunggu Jennie yang masih betah berpelukan dengan kedua orang tuanya.
"Sudah?" Tanya Lisa saat Jennie menghampirinya.
Jennie mengangguk dengan wajah sedih.
Lisa menggenggam tangan Jennie, sebelum pergi Lisa berpamitan pada orang tua dan mertuanya.
Setelah itu Lisa dan Jennie pergi meninggalkan villa.
Di dalam mobil Jennie tampak murung, terus menundukkan memainkan jari-jari kecilnya.
Lisa menghela nafas samar.
"Mau eskrim?" Tawar Lisa dan Jennie mengangguk kecil.
"Tunggu ya" Lisa menepikan mobilnya lalu berhenti di depan toserba.
Melihat Lisa keluar dari mobil, Jennie menghela nafas berat kemudian menatap lurus ke depan.
Lisa kembali membawa kantong kresek di tangannya.
"Ini, ada cemilan kesukaanmu juga di dalam" Lisa menyodorkan kantong kresek.
Jennie menerimanya dan mengucapkan terima kasih setelahnya.
Lisa tersenyum tipis kemudian kembali melajukan mobilnya.
•••
Tbc
11/06/24
Lisa jangan galak-galak nanti Nini atut.
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jennie or Jane? [Jenlisa]√
Fanfictionplagiat menjauh cok! star : 06/06/24 end : 09/09/24 hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 29.