chapter 08

3K 469 19
                                    


Lisa pov.

Aku terbangun saat mendengar rengekan Jennie.

Ah ternyata dia cuman bermimpi.

Lalu aku melihat jam, sekarang sudah menunjukkan pukul lima sore. Tidak terasa aku dan Jennie tertidur terlalu lama.

"Hik eonnie ayo ke mall, Nini bosan di rumah terus" rengek Jennie menarik-narik bajuku.

Aku mengelus pipi Jennie kemudian membangunkannya dengan perlahan.

"Hei, wake up" bisik ku di telinganya.

"Nggh" Jennie mendusel di leherku.

"Bangun Jennie, kamu ikut ke rumah sakit kan?"

"Nini masih ngantuk hik hik" Jennie membuka matanya dengan malas.

"Kita sudah tidur terlalu lama Jennie. Sekarang mandilah biar aku yang menyiapkan bajumu"

Jennie bangkit dan duduk di atas perutku, dia menguap sambil mengucek kedua matanya.

How cute.

"Sudah nanti matanya perih" aku ikut bangkit mengetikan tangan Jennie mengucek matanya.

Posisinya sekarang Jennie duduk mengangkang di pahaku.

Ekhm posisi ini sangat ambigu.

"Gendong sampai kamar mandi" Jennie mengeluarkan sisi manjanya padaku.

"Baiklah" aku tidak keberatan malahan senang menggendong Jennie ke kamar mandi.

"Nini lapar" adu Jennie mengerucutkan bibirnya.

Aku menurunkan Jennie terlebih dahulu.

"Aku akan menyuruh maid memasakkan sesuatu untukmu. Sekarang mandi dulu okey"

"Hem baiklah"

Aku menatap Jennie sebentar kemudian memajukan wajahku dan melabuhkan kecupan singkat di pipinya.

Entahlah aku tiba-tiba saja ingin mencium pipi mandu yang terlihat menggoda itu.

Jennie tampak diam mematung.

"A-aku keluar dulu" aku buru-buru keluar.

Aku menutup pintu kamar mandi lalu bersandar di belakang pintu, memegang jantungku yang berdetak sangat kencang.

-

"Eonnie bangun, tidak merindukan Nini yang imut ini kah?" Jennie menggenggam tangan Jane.

Jane masih terlihat cantik meski wajahnya pucat dan ada selang menghalangi multunya.

Kondisi Jane sangat parah, pelipisnya robek, kakinya patah dan untungnya masih bisa di selamatkan.

"Janji Nini tidak akan nakal lagi kalau eonnie membuka mata sekarang" Janine menatap sendu Jane.

Jane tidak bereaksi dan Jennie cemberut menundukkan kepalanya.

"Sabar Jennie" aku mengusap lembut kepalanya.

"Huh Nini sangat merindukan eonnie" Jennie menidurkan kepalanya di ranjang Jane.

"Cepat sembuh eonnie" Jennie mencium tangan Jane sambil mengusapnya dengan lembut.

Aku mengelus lembut kening Jane, membungkuk untuk mencium keningnya.

"Semua orang menantikan kesadaran mu sayang, jangan tidur terlalu lama hmm" aku mengelus-elus rambutnya.

"Aku merindukanmu" lirihku.

"Nini tidur di sini bersama eonnie ya, Lisa" Jennie menatapku masih dengan posisi kepala berbaring di ranjang.

Aku menggeleng, bukannya tidak boleh hanya saja di rumah sakit banyak virus dan aku tidak mau Jennie tertular karena itu.

Ruangan Jane sangat bersih namun kembali lagi ini rumah sakit dan banyak segala penyakit yang akan menyerang.

"Kenapa" lirih Jennie melengkungkan bibirnya kebawah.

"Banyak virus Jennie. Di rumah saja ya, kamu boleh mengunjungi Jane kapanpun kamu mau"

"Huh" Jennie menghela nafas berat.

"Aku menjaga kesehatan mu Jennie" aku memberi pengertian.

"Arasso" kata Jennie dengan pelan.

"Jangan marah hmm" lembut ku mengusap pipi nya.

"Hem" dehem Jennie tanpa melihatku.

Aigoo lihat manusia mungil ini, dia jelas merajuk.

Aku tersenyum tipis memilih mendekatinya lalu memeluknya dari belakang.

"Maaf jika aku membuatmu kesal" tanganku otomatis mengelus perutnya.

"Lisa menyebalkan"

Aku meletakkan daguku di bahunya.

"Demi kebaikan mu Jennie" aku menghirup dalam aroma tubuh Jennie, harum sekali seperti wangi bayi.

"Terserah"

Aku diam memejamkan mataku menikmati aroma tubuhnya yang telah membuatku candu.

•••

Tbc

13/06/24

Ada Jane loh disitu 🙄

Vote komen lanjut.

Jennie or Jane? [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang