Author pov."Bagiamana? Belum masih ada kabar dari teman mu itu?" Tanya Eomma Kim saat mereka berkumpul di ruang tengah.
Lisa dengan lemah menggelengkan kepalanya.
Eomma Kim berdecak.
"Kalau dalam seminggu ini Jane belum ketemu juga, maka kamu tidak usah datang ke rumah ini lagi"
Lisa tertegun sedangkan Jennie menggelengkan kepalanya.
"Haissh yeobo, jaga ucapan mu. Maafkan Eomma mu Lisa, dia hanya sedang emosi dan pikirannya kacau karena Jane belum ketemu juga" Appa Kim tidak enak hati, menurutnya perkataan istrinya barusan sangat tidak menyenangkan.
"Eomma jangan seperti ini, Nini tau Eomma masih marah tapi tidak harus sampai mengusir Lili dari rumah ini. Eomma sama saja dengan mengusir Nini" Jennie membela Lisa.
Eomma Kim memutar matanya malas.
"Bela saja terus, padahal Jane pergi juga karena dia. Sudahlah lebih baik
Eomma pergi" Eomma Kim bangkit dan beranjak pergi menuju kamarnya."Jangan pikirkan ucapan Eomma mu Lisa, percaya pada Appa Eomma mu hanya sedang emosi dan kacau. Appa akan menyusul Eomma mu" Appa Kim bergegas mengikuti istrinya.
Lisa menunduk dan menghela nafas berat.
"Kacau sekali" lirih Lisa memijit pelipisnya.
Jennie mengusap bahu Lisa.
"Mau berendam?" Tawar Jennie.
Lisa menoleh lalu meletakkan keningnya di pundak istrinya.
"Nini" panggil Lisa dengan lembut.
"Hemm" dehem Jennie sambil mengelus rambut Lisa.
"Aku ingin pulang ke rumah kita saja, aku ingin memenangkan pikiran ku. Eomma tidak menyukai ku disini Nini, aku tertekan. Kita pulang ya" Lisa memeluk pinggang Jennie setelahnya.
Jennie menghela nafas.
"Nini tidak bisa pergi Lili, Nini masih menunggu Jane eonnie. Kita harus mendapatkan maaf dari eonnie, setelah mendapatkan maaf dari eonnie barulah Nini tenang, setelahnya kita bisa tinggal di rumah lagi. Maaf ya Lili, untuk sementara ini kita di sini dulu, dan soal ucapan Eomma Lili jangan masukkan ke hati, Nini dan Appa kan masih ada jadi jangan merasa tertekan lagi ya Lili" Jennie memberikan pengertian.
Lisa mendesah.
"Aku akan mencoba baik-baik saja kalau begitu. Tapi Nini, bisakah sehari saja? Sungguh aku ingin merilekskan pikiran ku, please" Lisa memelas.
"Baiklah, kita pamit dulu pada Eomma dan Appa. Ayo Lili" Jennie tidak ingin egois karena Lisa hanya meminta satu hari saja.
Lisa tersenyum lalu bangkit sambil menggenggam tangan mungil Jennie.
"Ayo" Lisa menarik lembut tangan Jennie menuju kamar mertuanya.
-
Sesampainya di rumah mereka, Lisa langsung menarik tangan Jennie menuju kamar.
"Aku ingin berendam Nini" Lisa menggendong Jennie dan membawanya masuk kedalam kamar mandi.
Jennie tersenyum, menuruti keinginan Lisa.
"Buka baju ku baby" kata Lisa setelah mendudukkan Jennie di atas bathub.
Dengan senang hati Jennie membukakan kancing baju Lisa satu persatu.
"Mau Nini mandikan?" Goda Jennie sambil mengigit bibir bawahnya.
"Eum, kita berendam dulu setelah itu kamu memandikan ku" tangan Lisa ikut membuka dress yang Jennie kenakan.
Setelah keduanya telanjang bulat, Lisa langsung membawa Jennie masuk kedalam bathtub.
Perlahan tangan Lisa menyalakan shower lalu mengukung tubuh Jennie.
Jennie mengerutkan keningnya dan menahan kedua bahu Lisa.
"Mau ngapain?"
Lisa menyeringai.
"Baby, sudah laman kita tidak melakukan itu. I miss you so much" kata Lisa sambil mengecupi leher Jennie.
Jennie memiringkan kepalanya memudahkan Lisa menciumnya.
Mendapat lampu hijau, kini bibir nakal Lisa berpindah mencium payudara Jennie.
"Enghh.." erang Jennie begitu Lisa menjilat putingnya.
Kemudian Lisa mengisap puting Jennie layanan bayi.
"Aaahh Lili.. hisap yang kuat" Jennie menekan kepala belakang Lisa.
Lisa melakukan yang Jennie minta lalu tangannya tidak tinggal diam meremas pelan payudara istrinya yang satu lagi.
Jennie semakin bergerak tidak karuan merasakan nikmatnya remasan Lisa.
"Aaahh aaah Nini miss you too Lili.." Jennie mengigit pundak Lisa.
Lisa menyudahi kegiatan menyusun nya, kemudian Lisa mengangkat Jennie dan mendudukkannya di atas bathub.
"Kamu sudah basah baby" Lisa menyentuh klitoris Jennie lalu memainkannya.
"Mmhhh.." erang Jennie keenakan.
"Enak baby?"
Jennie mengangguk dan menatap Lisa dengan tatapan sayu nya.
"Nini sudah tidak tahan Lili, masuki Nini please" Jennie mengigit bibirnya dan melebarkan pahanya.
Lisa tersenyum puas melihat pandangan indah di depan matanya.
"Call me, Daddy" bisik Lisa sambil meremas buah dada Jennie.
"Aahh Daddy.."
Lisa menyeringai.
Setelah itu Lisa melanjutkan kegiatan panas mereka dengan Jennie yang terus mendesah nikmat di bawah kukungan Lisa.
•••
Tbc
02/09/24
Pemanasan biar ga tegang-tegang amat.
Eyooo aku kembali lagi hehehe 🙆
Makasih atas doanya semuanya, sekarang sudah sembuh, lofyuuuu 🤍
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jennie or Jane? [Jenlisa]√
Fiksi Penggemarplagiat menjauh cok! star : 06/06/24 end : 09/09/24 hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 29.