chapter 40

3K 353 99
                                    


Lisa pov.

"Kalian telah resmi menjadi sepasang istri, sekarang kalian boleh berciuman" kata pendeta.

Chup

Belum sempat aku bereaksi, Jane sudah lebih dulu mencium bibirku.

Pada akhirnya aku menikahi Jane, ini kehendak Jennie dan aku dengan terpaksa menurutinya.

Kami hanya melaksanakan pernikahan sederhana di rumah, di hadiri oleh Mommy, Daddy, beserta Eomma dan Appa.

Terkahir istriku yang cantik.

Awalnya aku tetap menolak namun Jennie mengancam akan menceraikan ku jika aku tetap tidak mau. Di tambah lagi dengan dorongan kedua orang tuaku dan  perkataan Eomma yang akhirnya membuatku benar-benar pasrah.

Huh, pikiran ku sungguh kacau, ini tidak akan mudah kedepannya.

"I love you babe" lamunanku buyar saat mendengar ungkapan cinta Jane.

Aku hanya tersenyum dan menganggukkan kepalaku.

"Aku menyayangimu" aku mengelus pipinya.

Lalu pandanganku beralih menatap Jennie yang tengah duduk di dekat Appa.

Aku tidak tega melihat istriku melamun, dia menatap ke depan dengan tatapan kosong.

"Jane, aku ingin berbicara dengan Jennie"

"Baiklah. Aku tunggu di ruang tengah babe"

Aku mengangguk lalu melangkahkan kakiku menghampiri Jennie.

"Nini" aku menyentuh pundaknya.

Jennie tersadar dan menoleh ke arahku.

"Lili" Jennie memaksakan senyumnya.

"Kalian berdua bicaralah, Appa akan bergabung dengan yang lain" Appa menepuk pundak ku sebelum pergi ke ruang tengah.

Aku kemudian duduk di samping istriku.

"Nini melamun kan apa hemm?" Aku membawa Jennie ke pelukanku.

Jennie menggeleng lalu menyamakan posisi kepalanya di dadaku.

"Jangan berbohong baby" aku mengelus rambutnya.

"Tidak Lili, Nini hanya lelah dan ingin cepat-cepat beristirahat"

"Kamu tidak pandai berbohong. Katakanlah baby, apa yang kamu pikirkanlah hemm?"

Jennie menghela nafas berat.

"Rasanya sulit di ungkapan Lili, tapi yang pasti di sini sangat sakit" Jennie membawa tanganku ke dadanya.

"Maaf, ini semua pasti karena aku. Maafkan aku Nini" lirihku.

"Aniya Lili tidak perlu minta maaf, ini juga kemauan Nini. Tidak perlu di sesali Lili, semuanya sudah terjadi bukan?"

Aku menghela nafas dan semakin mengeratkan pelukan ku.

"Aku sangat mencintaimu Nini, jangan pernah berpikir untuk meninggikan ku ya?" Aku menangkup pipi Jennie.

Jennie tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Tidak Lili, Nini juga sangat mencintai Lili" Jennie mengelus pipiku.

Aku lega mendengarnya.

"Lili, nanti Lili akan tidur dengan siapa?" Jennie menatapku dengan mata sayu nya.

"Dengan istriku yang cantik ini" aku mengecup kilas bibirnya.

"Jane eonnie juga istri Lili sekarang. Bukankah Lili harus bersikap adil?"

Jennie or Jane? [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang