C H A P T E R 12

1.1K 237 7
                                    

" Emotional "

Rayne membantu gadis itu menghapus sisa jejak tangisannya menggunakan sapu tangannya. [Name] hanya terdiam dengan wajah sembab, hidungnya dihiasi lendir lengket. Tetapi pria itu tampak biasa saja dan tidak merasa jijik. Dengan lembut dia membersihkan lendir lengket yang menghiasi hidung gadis di depannya.

Dia menuntun [Name] untuk duduk di kursi dan menghadap cermin. Lalu dia mengambil ikat rambut dan sisir. Memastikan rambut gadis itu tertata rapih dan menjaga penampilannya.

Dia pun mulai memintal rambut [Name] seperti yang gadis itu inginkan. Setelah selesai dengan itu, dia membiarkan gadis itu menikmati hasilnya.

Mata [Name] berbinar senang. Jika Orter adalah Harry Potter, maka Rayne adalah Draco Malfoy. Setidaknya dimatanya. Karena Draco juga selalu membantunya memintal rambut dan membiarkan pria itu menghias rambutnya sesuka hati. Dia menyukai perlakuan manis seperti ini. Tipikal anak-anak yang mudah bahagia karena hal kecil.

"Wah! Bagus! Aku suka!!" Dia terus melihat pantulan dirinya sendiri di depan cermin. Mengagumi hasil pintalan rambut yang dilakukan Rayne untuknya.

Rayne hanya diam memperhatikannya tanpa tersenyum sedikit pun. Pria ini selalu serius di mana pun situasinya berada, "Urusanku sudah selesai di sini. Aku akan pergi ke kelasku."

[Name] melihat Rayne yang meninggalkan kamarnya. Gadis itu memasang senyum bahagia, sifat Rayne mudah menarik seseorang menjadi bergantung dengannya. Begitupun [Name] saat ini. Menatap punggung pria itu yang kian menjauh seolah pengasuh baru.

New korban unlock.

***

Rayne sedikit melamun di kelasnya. Menatap burung-burung di luar jendela kelas yang membuat sarangnya di dahan pohon. Tatapannya tampak tidak menyiratkan apapun. Dia hanya sedikit... memikirkan sesuatu.

Tadi gadis itu menangis di depannya dan hatinya sedikit tergerak, berakhir dia menenangkan gadis itu. Bahkan membantunya memintal rambut. Rayne menatap ke arah telapak tangannya, mengingat bayangan dan perasaan lembut menyentuh kulit halusnya saat rambut gadis itu bertubrukan dengan tangannya.

Dia sedikit menyukai perasaan lembut itu. Seperti selimut berbulu yang dicuci berulang kali hingga membuatnya begitu halus. Siapapun yang menyentuhnya pasti akan merasa nyaman.

Memikirkan gadis itu memasuki kamar asramanya tanpa izin dan menggunakan tempat tidurnya— bahkan dia harus mengalah dan tidur di lantai. Rayne tidak menyukai gadis itu tetapi juga tidak membencinya. Jika sejak awal dia membencinya, dia pasti akan menciptakan jarak di antara mereka berdua.

Tetapi faktanya, dia tidak menciptakan jarak itu.

Tapi dia tidak juga menghapusnya.

Dia hanya sedikit bimbang. Sedikit emosional dibanding hari biasanya. Sekalipun pikirannya tergoyahkan, ekspresinya tidak berubah sedikit pun.

Dia sudah terbiasa hidup di lingkungan yang monoton. Saat kedua orang tuanya meninggal diumurnya yang masih kecil, dia dan adiknya— Finn Ames selalu berpindah-pindah tempat tinggal. Karena kerabat mereka tidak ada yang ingin menampung anak-anak yatim piatu. Tanggung jawabnya sebagai seorang kakak mengantar langkahnya sampai detik ini.

Bersekolah di Akademi Easton adalah salah satu dari banyaknya pilihan lain yang dia ambil. Dia sudah membuat langkah yang besar sejak pendaftarannya dan kini menjadi salah satu siswa terbaik di sekolah itu.

- 'M A S H L ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang