C H A P T E R 17

1.1K 233 4
                                    

" Suspect "

"Up."

Bahkan tanpa tongkat sihir, [Name] bisa menerbangkan sapu terbang itu seperti yang dia pelajari di Hogwarts. Dia menaikinya dan membawanya terbang di atas langit, begitu tinggi.

"Up! Up! Up! Up! Terus ke atas!"

Sapu terbang itu terus membawanya ke atas dan ke atas. Bahkan gadis itu sudah begitu jauh dari posisi awal kakinya menapak di tanah. Dia tersenyum senang dan terus membuat sapu terbangnya melayang lebih jauh.

Dia memejamkan matanya saat dia menembus awan. Ini gila. Dia terbang terlalu jauh. Hingga akhirnya— dia kehilangan kendali atas sapu terbangnya dan terjatuh bebas dari atas langit.

"AAAH!"

Dia memegang gagang sapu terbangnya begitu erat. Kecepatannya terjatuh mengikuti arus gravitasi membuat bulu kuduknya merinding.

"Up! Up! Up!!"

Mantra sihirnya gagal. Karena ini pertama kalinya dia mencoba untuk mengendarai sapu terbang. Di kelas sebelumnya dia juga gagal. Rasa panik dan takut memenuhi relung hatinya. Dia tidak ingin mati konyol karena ini. Tidak sebelum dia kembali ke dunia aslinya.

"Up!"

Sapunya tetap tidak bergeming. Inikah akhir baginya karena kebodohannya?

"UUUPP!!!!!"

Itu tidak berpengaruh apapun.

"UP! UUP! UPPPP!!"

Dia akan mati dalam hitungan detik. Saat kepalanya menyentuh tanah, itu akan hancur tak terbentuk.

"UUPPP! AKU BERJANJI AKAN BERBAKTI KEPADA SIAPAPUN DAN TIDAK AKAN MENJADI ANAK NAKAL! UPP! UUP!"

10 langkah dari tanah ke udara. Dia hampir saja mati di sana, di lapangan terbuka Akademi Easton. Dia berhasil melayangkan sapu terbangnya lagi. Detak jantungnya berpacu cepat saat dia baru saja mengalami situasi hidup dan mati.

"Sapu bod— AAH!" Dalam satu tarikan, sapu itu melaju tidak terkendali. [Name] hanya bisa berdoa dalam hatinya sambil memegang erat gagang sapu agar tidak terjatuh dari sana.

Gerakannya menukik tajam di udara, begitu cepat dan padat sampai dia tidak mampu bernapas merasakan betapa cepatnya sapu terbang itu membawanya terombang-ambil di udara.

Sampai akhirnya— BRUGH!

"O-Ow..." [Name] mengelus bokongnya yang terasa menyakitkan saat dia menabrak jendela kamar asrama seseorang.

Dia mendongakkan kepalanya dan melihat Lance, Mash, pria bersurai kuning hitam dan pria bersurai merah yang masih tidak dia ketahui namanya kini berdiri di depannya. Menatapnya penuh tanda tanya dan terkejut.

"Apa yang kau lakukan, sih?" Lance memijat pangkal hidungnya. Tidak ada hari yang damai di mana gadis ini berhenti berbuat onar, "Idiot. Sepenuhnya idiot."

"K-Kau baik-baik saja?" Pria bersurai kuning hitam itu membantunya berdiri.

Ah, pria ini mengingatkannya pada seseorang. Dia mirip dengan Rayne. [Name] menerima uluran tangan pria itu dan masih mengelus bokongnya yang sakit, "Kamu mirip Rayne.."

- 'M A S H L ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang