C H A P T E R 38

821 166 3
                                    

" Orter's Treasure "

Saat ini, satu-satunya dipikiran mereka adalah membawa Mash lari dan melindunginya. Pria itu harapan terakhir mereka untuk menuju kemenangan. Ochoa datang, tetapi dia justru bersikap seolah memihak Innocent Zero karena ketakutannya.

Rayne, Orter, Ryoh, Finn, Dot, dan Lance— mereka pergi membawa tubuh Mash. Meski pria itu sudah tidak memiliki jantung, tetapi dia masih bisa bernapas. Semangat hidup Mash begitu membara.

[Name] memutuskan untuk tinggal tanpa mereka sadari. Gadis itu ingin sedikit bermain-main dengan Innocent Zero, dan disaat yang bersamaan, Domina datang membantu sebagai bentuk balas budi terhadap Mash.

"Kamu yang kekuatannya air man— air!" [Name] berlari ke arah Domina dan melambaikan tangannya seperti menyapa teman lama. Dia bahkan tidak peduli untuk membaca situasi.

"Menghindar!"

Domina berteriak dan menarik tubuh [Name] dari serangan tak terduga Innocent Zero. Sungguh tercela menyerang tanpa aba-aba. Itu curang, tahu.

"Daddy, no! Jangan serang aku! I want to be your baby," Ucap [Name].

Innocent Zero hanya menatap gadis itu kesal —setengah jijik— dan kembali melayangkan serangannya pada mereka.

"Domina, kau masih hidup," Ucap Innocent Zero.

Domina memasang tatapan tajam, "Ini sebagai bentuk balas budiku untuk Mash setelah memberikanku kehangatan itu."

"Usahamu sia-sia untuk menghambatku. Lagipula kamu tidak akan bisa mengalahkanku saat ini," Ucap Innocent Zero.

Wajah Domina sedikit menggelap, "Aku tahu," intonasinya dingin dan serius. Dia tidak pernah memberikan tatapan ini kepada Ayahnya sebelumnya, "Dan ini tidak akan sia-sia."

"Aku juga akan membant—" Sebelum [Name] melanjutkan perkataannya, Innocent Zero membelah tubuhnya menjadi dua. Kenapa semua orang suka sekali membuat tubuhnya menjadi lego?

"Reborn," Untuk kesekian kalinya, api biru menyelimuti tubuhnya dan melahirkan dirinya kembali, "Hei! Itu tidak sopan tahu! Kau tidak pernah belajar sopan santun? Aku belum menyerangmu, jadi kamu tidak boleh menyerangku lebih dulu!"

Innocent Zero mengabaikannya, pria itu kembali membelah kepala [Name] kali ini.

"Ah, brengsek! Hentikan!"

"Reborn."

Domina tidak bisa memasang ekspresi lain selain kengerian. Oh. Melihat iblis berhadapan dengan iblis. Jika Innocent Zero mendekati keabadian, maka [Name] sudah seperti perwujudan keabadian. Kau membunuhnya berulang kali, dan dia akan terlahir kembali berulang kali.

Kekuatan dengan sistem kerja yang simpel, tetapi mengerikan.

"Baiklah. Kau akan kubunuh."

[Name] melesat cepat ke arah Innocent Zero dan menghilang begitu saja di depannya. Tiba-tiba, gadis itu sudah berada di depan Innocent Zero dan menggigit lehernya.

"Aku lapar, selamat makan."

Dan itu dia. Dia menggigit leher Innocent Zero hingga robek dan mengunyah dagingnya. Gila. Dia benar-benar mayat hidup yang gila. Tubuh Innocent Zero beregenerasi dengan cepat.

Tangan pria itu meraih kepala [Name] dan menjambaknya kasar hingga gadis itu terangkat di udara. Domina berusaha meluncurkan serangan bantuan, tetapi Innocent Zero tetap tidak melepaskan gadis itu.

"Lepasin dong, suka ya?"

"Kubunuh kau."

Sia-sia. Setiap Innocent Zero melukainya, seberapa parah pun itu dan seberapa minimnya itu, dia tetap akan sembuh. Tubuhnya akan kembali seperti semula saat dia mengatakan reborn.

Pria itu menggunakan kekuatan darknessnya untuk mengunci pergerakan sang gadis sementara dia akan menangani Domina.

Pertarungan tidak seimbang antara Domina melawan Innocent Zero. Innocent Zero terlalu kuat, dan Domina baru saja sembuh dari masa kritisnya. Akhir yang sudah tertebak dengan jelas.

Innocent Zero membuang tubuh tak berdaya Domina begitu saja setelah Domina berhasil menahannya selama beberapa menit di sini. Dia berpikir setiap langkah yang dia lakukan tidak akan sia-sian saat dia bisa mengulur waktu.

Melihat Innocent Zero pergi, [Name] menendang pengkhianat Ochoa dan meraih tubuh Domina— membawanya kembali menuju kediaman Meliadoul di mana saat ini akan menjadi tempat seharusnya Mash dan yang lain berada.

"T-Tinggal...kan... Aku..." Ucap Domina putus-putus.

"Memang sih kau ini menghambat," [Name] meletakan tubuh Domina di lantai begitu saja, "Oke, aku duluan."

Dia benar-benar asli tokoh sampingan tanpa kharisma tokoh utama.

***

Orter berusaha melindungi tubuhnya dengan sihir pasirnya. Dia harus menahan tempat ini saat Rayne, Lance, Finn, Ryoh dan Dott membawa Mash untuk pergi menuju Meliadoul.

Seharusnya dia tidak melakukan ini. Seharusnya dia membunuh Mash dan menaati peraturan.

Tetapi jika memang Mash satu-satunya harapan mereka untuk memenangkan pertempuran, Orter hanya berusaha berpikir rasional dengan memercayai Mash.

"Tch!"

Dia mendecih saat monster-monster suruhan Innocent Zero terus bermunculan, sedangkan itu dia hanya sendiri. Dia merobohkan dinding-dinding bebatuan di sana agar menahan para monster itu sekaligus. Tetapi mereka terlalu kuat, bahkan mungkin setiap monster itu memiliki kemampuan yang setara dengan Visioner Suci.

Napasnya memburu. Dia harus bertahan dan memberikan waktu kabur untuk yang lain. Dia tidak boleh mati... Lagipula Dott mengucapkan itu padanya bahwa dia tidak boleh mati.

Lukanya sangat parah, dia mengalami pendarahan hebat dan tubuh Orter sudah benar-benar mati rasa. Dia tidak akan bisa bertahan lebih lama dari ini.

"[Name]...."

Dan satu-satunya orang yang dia pikirkan bahkan disaat masa kritis seperti ini hanyalah gadis itu. Gadis itu memenuhi pikirannya. Apapun caranya, apapun bayarannya, dia akan berusaha untuk membuat dunia ini kembali seperti awalnya.

Mereka harus memusnahkan Innocent Zero. Pertempuran berdarah ini harus segera selesai. Dengan begitu, dia bisa melihat senyum gadis itu setiap hari tanpa gangguan.

Orter merogoh saku celananya, mengeluarkan sebuah liontin kecil dengan foto [Name] di dalamnya. Dia menggenggamnya begitu erat, selama ini selalu menyimpan itu bersamanya.

Dia mendekatkan liontin itu ke bibirnya sebelum mengecup pelan foto sang gadis di dalamnya. Hatinya menghangat. Dia harus kembali hidup-hidup. Mengakhiri semua penderitaan ini dan memulai hidup bahagia bersama gadis itu.

Itu hanya keinginan kecil dari Orter.

Dia tahu ini kesalahannya. Seharusnya dia menepati janji, mencari jalan keluar untuk mengembalikan gadis itu ke dunia awalnya. Tetapi perasaan itu datang begitu saja, menghancurkan janji yang dia katakan sendiri.

Cinta itu merusak segalanya yang sudah direncanakan. Namun, Orter akan menjadi pembohong besar jika dia mengatakan dia merasa terganggu dengan perasaan itu.

Tidak. Dia sangat menyukai perasaan itu. Di mana saat hatimu terasa begitu hangat saat kamu berada di sekitar orang yang kamu cintai. Itu perasaan terbaik bagi Orter. Dan gadis itu menempati seluk yang kosong di hatinya.

Karena itulah Orter tidak akan melepaskannya.

Nellswtars —
17 Juli 2024

- 'M A S H L ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang