" Collapsed Feelings "
"Bukankah ini seharusnya menjadi ujian kelompok?! Kenapa kita dipisahkan?!" Air mata mengalir deras di pipi Finn. Pria itu terpisah dengan Dot dan Mash. Terlebih dia satu-satunya yang masih memegang kristal kelompok, dia harus melindunginya agar tidak tereliminasi.
'Aah... ini buruk...' Batin Finn.
Dia berjalan menelusuri tempat gelap ini. Tak sengaja dia mendengar suara seseorang yang memohon, Finn mengintip dari balik dinding dan melihat Carpaccio yang sedang menyiksa seseorang dan berakhir memecahkan kristalnya.
'G-Gawat! Aku hanya tembok! Aku hanya tembok! Aku hanya tembok!'
Tetapi dalam sekejap mata, Carpaccio sudah berada tepat di belakangnya. Finn berusaha melindungi kristal itu dan tidak akan menyerahkannya. Meski Carpaccio sudah melukainya begitu parah.
Beruntung Mash datang diwaktu yang tepat dan melawan Carpaccio. Mash mampu mengalahkan Carpaccio yang dipilih oleh salah satu dari tiga belas Master Cane. Pada akhirnya tim Carpaccio menjadi tim yang terkualifikasi. Tim Lance dan Tim Mash berhasil bertahan.
Lalu dibabak selanjutnya akan menjadi pertarungan Mash melawan Margarette Macaron yang diperintahkan oleh Orter untuk menghalangi Mash menjadi kandidat Visioner Suci.
Lance, Finn, dan Dot menonton pertarungan Mash dari bangku penonton. Finn adalah orang pertama yang merasakan kegelisahan Lance sedaritadi. Padahal biasanya pria itu selalu tenang.
"Lance... Kau baik-baik saja?" Tanya Finn khawatir, "Apa sesuatu mengganggumu?"
Alis Lance berkerut. Ya. Sesuatu mengganggunya. Dia tidak menyukai perasaan mengkhawatirkan ini yang dia rasakan sejak ujian babak kedua dimulai. Bahkan dia tidak melihat keberadaan gadis itu di mana pun.
"Aku memikirkan [Name]," Ucap Lance.
"Mungkin saja dia memilih untuk menghabiskan waktunya di rumah dan akan kembali ke Akademi nanti malam?" Ucap Finn berusaha menenangkan pria itu yang tidak jauh berbeda dengan Mash.
Meski perkataan Finn sedikit melegakan hatinya, tetapi perasaan khawatir... aneh.. dan mengganjal ini tidak bisa dihilangkan begitu saja. Sebelumnya dia tidak pernah merasakan hal seperti ini. Ini pertama kalinya. Dan dia merasakan firasat buruk untuk ini.
***
Rintik-rintik hujan tak pernah mereda. Perir bergemuruh begitu hebat di sana. Sebuah tempat berdiri di atas langit, tempat yang sulit untuk diraih, dilacak. Dan mungkin, ini pertama kalinya seseorang berhasil masuk ke dalam sana.
Meski kemalangan adalah akhir hidupnya.
Tubuh gadis itu semakin mendingin. Darahnya berhenti keluar dari lukanya, jantungnya sudah berhenti berdetak dan tidak akan mungkin untuk memompa darah lagi. Tangan dan kakinya bahkan terpisah dari tubuh utamanya.
Begitu mengerikan, pemandangan ini.
Kegelapan tiada akhir menelannya hidup-hidup tanpa satupun titik terang cahaya. Innocent Zero dan bawahannya— termasuk Cell War, berjalan melewati tubuh gadis itu dan meraih seekor naga.
"Anda membunuhnya tanpa ampun," Ucap Cell War saat mengenali siluet gadis itu yang sudah tak bernyawa, 'Aah.. aku tidak sabar mengatakan kematian gadis ini pada mereka.'
Mata Cell War menyipit tajam. Dia sangat tidak sabar, menikmati reaksi mereka nantinya. Apalagi pria itu, pria bersurai kuning dan hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
- 'M A S H L E
FanfictionBiasanya, buku romansa atau fantasi bertema reinkarnasi berakhir dengan tokoh utama yang mati dan berpindah tubuh menjadi anak-anak. Tetapi terjadi sedikit kontras di sini- dicerita ini. Seorang balita berumur 5 tahun yang bereinkarnasi ke tubuh re...