C H A P T E R 19

1.1K 225 3
                                    

" Bad Luck "

Hari itu, salju turun menutupi kawasan sekitar. Rasannya... sepi, tidak nyaman, dan sesak. Pria bersurai putih itu mengelus rambut seorang gadis yang terbaring tanpa jiwa di depannya. Hatinya berat. Dia tahu gadis itu tidak meninggalkannya. Sesuatu telah terjadi dan merebut jiwa gadis itu berpindah ke tempat jauh yang tidak dia ketahui.

Draco Malfoy, dia melalui hari-harinya begitu tersiksa. Dadanya sesak saat dia tahu bahwa itu kesalahannya yang tidak bisa menyelamatkan gadis itu. Dia hanya anak kecil... Anak kecil yang bahkan tidak sampai menginjak umur sepuluh tahun.

"My precious... I hope this all just a nightmare. I've been so worried sick about you, please, wake up. For me..."

Pria itu mengecup dahi sang gadis dengan lembut. Dia sangat menyayanginya. Dia rela melakukan apapun jika itu untuknya. Tetapi melihatnya berbaring di atas kasur tanpa kehidupan seperti ini begitu menyayat hatinya.

Ini salahnya.

"I'll do anything. I'll take you back. I won't let you leave my sight once I get you back."

"So please, just let me know where you are.."

Draco merengkuh tubuh kecil gadis itu di dalam pelukannya. Dia rasanya ingin melakukan sesuatu, apa saja, bahkan jika itu harus membuat kontrak dengan iblis. Dia hanya ingin harta karunnya kembali, merasakan tubuh hangatnya di dalam pelukannya.

Bahkan untuk menemukan tubuh gadis itu dia sudah berusaha mati-matian. Tetapi apa yang dia dapatkan? Tubuh tanpa jiwa. Sesuatu merebut jiwa gadis itu darinya, dari pelukannya. Dan dia akan berusaha menemukan siapapun-itu yang bertanggung jawab atas hal ini.

Dan tidak akan pernah memaafkannya. Maupun dirinya sendiri.

***

Kelopak mata [Name] berkedut. Sekelebat bayangan Draco yang memeluk tubuh kecilnya melintasi pikirannya. Tetapi dia tidak bisa menggapai bayangan itu. Sesuatu menghalanginya, memanipulasi penglihatannya.

[Name] menatap ke sekitar, dia melayang-layang di udara, dan warna pink bercampur hijau, kuning, dan lainnya membuatnya mual. Dia ingat. Cell War melempar tubuhnya ke dalam sini. Sepertinya dia jatuh tidak sadarkan diri dan dia terjebak di sini, tidak tahu bagaimana caranya keluar.

Samar-samar dia bisa merasakan keberadaan Rayne. Tetapi di mana? Dia tidak bisa mendeteksinya. Mungkin saja itu berada di luar ruang hampa ini.

Tidak ada salahnya mencoba.

[Name] menarik napasnya dalam-dalam sebelum dia berteriak dengan nyaring.

"RAYNE!!!!"

Tidak ada jawaban. Dia akan mencobanya berulang kali.

"RAYNEEEE!! APA KAU MENDENGARKU???"

Seharusnya Rayne merasakan kehadirannya di dalam tubuh Cell War jika mereka saat ini sedang berhadapan satu sama lain.

"RAAAYYYYNEEEEEE!!! MENIKAHLAH DENGANKUUUU!!

Teriakannya begitu nyaring sampai terjadi sebuah retakan kecil. Matanya mengerjap polos. Wah... separah itukah suaranya?

Gadis itu dengan cepat menendang retakan itu agar terbuka lebih besar daripada sebelumnya. Tetapi itu jauh lebih sulit dari bayangannya. Dia harus menendangnya dan menghantamnya lebih kuat... Lebih banyak tenaga.

- 'M A S H L ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang