" Hold Back "
Tangan [Name] bergetar saat dia melihat soal mengenai ramuan dan sejarah sihir. Hari ini adalah hari ujian tiba. Waktu tersisa sepuluh menit lagi dan dia masih tersisa sepuluh soal. Dia akan mati. Tamat riwayatnya.
Dia akan dikeluarkan dari Akademi bahkan tanpa Orter menariknya keluar.
'Terima kasih atas jasamu Abel, Abyss, dan Lance... Tamatlah riwayatku kali ini.'
Pertarungan sengit dengan musuh berbahaya dan pertarungan sengit dengan soal ujian adalah dua hal yang berbeda. Tetapi satu hal yang pasti, bagi [Name] pertarungan sengit dengan soal ujian adalah yang terburuk. Paling menakutkan.
[Name] mengisi jawaban dengan asal karena terlalu panik. Hingga akhirnya sepuluh menit berlalu dan bel istirahat berbunyi. Semua kertas ujian dikumpulkan ke depan dengan sihir.
Gadis itu berjalan lesu keluar kelas. Tepat di depan pintu, dia tergeletak begitu saja di lantai dengan mulut berbusa.
"[N-Name] sekarat! Panggil guru!"
***
Begitulah ceritanya saat ujian berlangsung. Dan beberapa hari setelahnya, nilai seluruh murid akan dibagikan. [Name] tidak berharap apa-apa. Jika dia tidak lulus, dia tidak akan terkejut. Jika dia lulus, dia berjanji akan kembali ke tempat Innocent Zero berada dan mencuri ciuman pria it—
.... Wah.
Dia lulus.
Dia ingin menarik kata-kata yang dia ucapkan di dalam hati tadi. Untuk mencuri ciuman Innocent Zero— sial. Harga dirinya dipertaruhkan. Apa seorang bocah kematian sejati akan menarik perkataannya?! Tentu tidak!
Yah, meski dia lulus dengan nilai terendah, sih. Tetapi setidaknya dia lulus. Dan konsekuensi terburuknya adalah melakukan apa yang dia janjikan di dalam hatinya.
Dia memikirkan sesuatu. Saat dia mencium pria itu, di mana kira-kira dia harus menciumnya?
Di pipi?
Di bibir?
Di leher?
Di telinga?
Di ko—
Lupakan. [Name] akan memikirkannya nanti. Saat ini... dia harus memastika tidak ada orang lain yang melihatnya melakukan sihir perpindahan tempat agar tidak dituduh lari dari Akademi.
Dan itu akan berada di kamar asramanya.
[Name] mengunci pintunya, memastikan tidak akan ada orang lain mengganggunya. Dia menatap tajam lurus ke depan dan memasang pose bermeditasi.
"Akan kulakukan."
"Satu, dua... tig—"
Wush!
Api hijau membakar dirinya saat dia melakukan teleportasi menggunakan mantra sihir dunia ini. Dia sudah bisa melakukannya. Lagipula eksistensinya sudah menyatu dengan dunia ini.
Tapi.
Ini masalahnya.
Dia berteleportasi ke tempat yang salah. Tempat yang paling tidak boleh dikunjungi. Tempat paling berbahaya di dunia. Dan berada diposisi yang paling berisiko.
KAMU SEDANG MEMBACA
- 'M A S H L E
FanfictionBiasanya, buku romansa atau fantasi bertema reinkarnasi berakhir dengan tokoh utama yang mati dan berpindah tubuh menjadi anak-anak. Tetapi terjadi sedikit kontras di sini- dicerita ini. Seorang balita berumur 5 tahun yang bereinkarnasi ke tubuh re...