C H A P T E R 24

1.2K 269 27
                                    

" Difference "

"Kali ini saja! Aku ingin menunukkan kehebatank—"

"Tidak perlu dipraktikkan bukan? Cukup menjelaskannya," Sela Rayne.

Tidak Orter, tidak Rayne. Mereka berdua tidak berbeda jauh. [Name] menghela napas. Maaf saja, dia terlalu meninggi hingga tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan memperlihatkan kehebatannya di depan banyak orang.

Dengan cepat dia menggunakan sihir ledakan apinya untuk membunuh dirinya sendiri sebelum mereka diberi waktu untuk bereaksi.

"Confringo!"

Tubuh gadis itu meledak dan darahnya berceceran di lantai. Manik mata Rayne melebar, begitupun Orter. Apa yang baru saja mereka saksikan...? Tangan Rayne bergetar. Dia takut. Orter tidak bisa bergerak dari tempatnya, jantungnya berpacu cepat saat melihat darah gadis itu berceceran kemana-mana.

"A-Apa dia waras?" Gumam Ryoh ragu.

Mash sendiri tidak bisa berkata apa-apa. Dia terlalu terkejut menyaksikan kematian gadis itu tepat di depan matanya. Suasana menjadi tegang.

"[Na—"

Reborn.

Api biru muncul di tempat gadis itu membunuh dirinya sendiri sebelumnya. Perlahan tubuh gadis itu kembali terbentuk seperti semula dan jiwanya ditarik kembali.

"Ta-daa!"

Ryoh menatap ngeri. Orter mematung tak percaya. Rayne menatapnya dengan tatapan marah dan rasa lega. Mash berusaha mencerna apa yang sedang terjadi. Sedangkan kepala sekolah Wehlberg hanya terkekeh, merasa terpukau dengan itu.

"Ini sihir baru yang kudapatkan! Hebat bukan?! Cepat puji aku!"

"Tapi kalau begitu..." Seorang pria di sana, salah satu dari Visioner Suci lainnya, Kaldo Gehenna angkat bicara, "Kau tidak bisa mati?"

"Tentu aku bisa! Tapi itu rahasia," Balas [Name] dengan kedipan nakal.

Lagi-lagi pria tampan. Dunia ini mendapatkan point tambahan darinya karena menyebarkan banyak pria tampan.

"Siapa namamu?" Tanya [Name].

"Eh? Kaldo Gehenna..."

Ini dia. Rayne paling membenci ini. Sifat gadis itu yang selalu bertanya nama seseorang dan bersifat begitu ramah. Dia sedikit khawatir gadis itu akan mengatakan kata-kata keramat—

"Menikahlah denganku."

—Itu dia.

Jari telunjuk [Name] menujuk ke arah Ryoh, "Kau juga. Menikahlah denganku. Aku tidak keberatan memiliki banyak suami."

Untuk beberapa alasan... pemikiran bocah lima tahun ini benar-benar berubah drastis.

"Tempat ini bukan ajang untuk melamar. Temui aku di ruanganku setelah ini. Kita berbicara di sana, di depanku," Ucap Orter.

"S-Siap bos!"

***

[Name] berkeringat dingin. Katanya hanya berbicara berdua dengan Orter. Tetapi kenapa ada Rayne di sini? Tatapan kedua pria itu membuatnya semakin gugup dan nyalinya menciut. Menyebalkan.

"Kenapa kau bisa berada di sini?" Tanya Orter memecah keheningan.

[Name] meneguk ludahnya kasar, "K-Karena kamu memgirim surat ingin menarikku keluar d-dari Akademi dan mengekangku. Aku tidak mau itu. Aku ingin kebebasanku."

- 'M A S H L ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang