C H A P T E R 39

882 166 5
                                    

" Born as a Majestic "

Mash hanya terbaring di atas kasur dan di dalam sebuah penghalang sihir. Sementara Meliadoul berusaha menahan Innocent Zero.

Meliadoul, Wahlberg, dan Innocent Zero, mereka adalah tiga murid dari penyihir terkuat di dunia— Adam Jobs. Wahlberg yang menjadi kepala sekolah Akademi Easton dan mantan Visioner Suci, Meliadoul dengan kehidupan normalnya, dan Innocent Zero yang memutuskan berada di jalur ambisi.

Pada masa kejayaan mereka, Meliadoul bahkan lebih kuat dari Wahlberg. Dan saat ini, wanita itu mempertaruhkan hidupnya melawan Innocent Zero.

Sekali serangan yang mengorbankan keselamatannya, Meliadoul berhasil melukai Innocent Zero. Wanita itu jatuh dimasa kritis, sementara Innocent Zero yang sudah mendekati 'manusia sempurna' kembali beregenerasi.

Jika Innocent Zero berhasil mendekati Mash, mereka akan berakhir. Karena itulah mereka berjuang sekuat tenaga untuk melindungi Mash.

Rayne dan Ryoh mengalirkan energi sihir mereka yang tersisa ke dalam tubuh Mash untuk mempercepat penyembuhan diri pria itu yang kini terbaring di atas kasur.

Sementara Dot, Finn, dan Lance bekerja sama menahan Innocent Zero. Dot sebagai pengalih, Finn sebagai pertahanan, dan Lance sebagai penyerang.

Mereka bekerja sama dengan baik. Tetapi hanya sebatas itu saja pun tidak cukup untuk mengalahkan Innocent Zero. Setidaknya mereka berusaha menahan Innocent Zero selama 66,8 jam. Apakah bahkan mereka sanggup?

"Yang kalian lakukan sia-sia," Ucap Innocent Zero.

Innocent Zero mampu menahan dan memberikan serangan balik dengan skala yang lebih besar kepada mereka bertiga.

"Itu strategi yang bagus. Pengalihan, pertahanan, dan penyerang. Tetapi itu saja tidak cukup untuk mengalahkank—"

Perkataan Innocent Zero terpotong saat [Name] terjun bebas dari atas sana lalu tubuhnya menimpa tubuh Innocent Zero, "Banyak bacot!"

Mereka berdua terjatuh keras menghantam tanah. Tubuh [Name] hancur, tetapi gadis itu menggunakan reborn dengan cepat untuk menyembuhkan dirinya.

Belum sempat Innocent Zero bereaksi, tangan [Name] bergerak untuk menarik rambut panjang pria itu sebagai balasan yang tadi, "Kubalas yang sebelumnya!"

Dia menyeret pria itu dan membakar rambut Innocent Zero dengan korek api, entah yang dia dapatkan dari mana asalnya.

Api merambat dengan cepat di rambut Innocent Zero, pria itu benar-benar marah dibuatnya. Dia melancarkan serangan berskala kecil namun dengan dampak luka yang tinggi.

Yah, tapi gadis itu bisa menggunakan reborn.

Jika mereka bertempur satu sama lain, mungkin tidak akan ada habisnya. Tubuh Innocent Zero berulang kali beregenerasi dan tubuh [Name] berulang kali beregenerasi. Gadis itu tidak terlalu hebat dalam penyerangan, jadi mereka akan seimbang.

Daripada disebut pertempuran sengit, pertempuran ini lebih sempurna saat kamu menyebutnya pertarungan ketahanan tubuh. Kekuatan regenerasi dan kecepatan adalah yang utama.

"Reborn."

"Darkness."

"Reborn."

"Timez."

"Reborn."

"Spaces."

Benar. Benar-benar pertarungan orang gila. Mereka monster— tidak, mereka iblis.

Mereka beradu kekuatan dan sihir yang tidak ada habisnya. Mungkin jika gadis itu, mereka bisa bertahan hingga Mash sadar, selama 66,8 jam. Tetapi mereka mengkhawatirkan stamina [Name].

Lance menangkap tubuh [Name] saat gadis itu terlempar oleh salah satu serangan Innocent Zero.

Darah gadis itu menempel jelas di telapak tangan Lance yang bergetar. Dia tahu gadis itu bisa menggunakan reborn segera untuk mengobati lukanya, tetapi tetap saja, ini terlalu berlebihan.

"Aku akan menangani ini.. [Name] hentikan," Ucap Lance, cara bicaranya sedikit bergetar, "Aku akan menahannya. Aku akan menahan Innocent Zero. Kamu, jagalah Mash—"

"Apa? Jangan mengaturku. Kamu pikir kamu bisa bertahan dengan kondisimu yang menyedihkan seperti ini?"

Sudah cukup omong kosongnya. [Name] merasa jengkel dengan orang yang berlagak sok mengorbankan diri saat situasinya sendiri tidak memungkinkan. Mereka hanya akan mati sia-sia tanpa manfaat.

Ya, dia tahu Lance khawatir dan hanya ingin melindunginya. Tetapi tetap saja itu memuakkan. Melihat seseorang berusaha melindungimu saat mereka yang lebih terlihat menyedihkan.

Ada yang salah dengan otak mereka.

"Jagalah Mash bersama dua temanmu itu."

[Name] tidak bermaksud ketus. Tidak berniat untuk menolak perlindungan Lance dan mengacuhkan kekhawatiran pria itu. Dia hanya ingin menghadapi semua ini secara realistis.

Kondisi yang paling mencakupi untuk menahan Innocent Zero adalah [Name]. Mereka yang terluka hanya akan menguras sisa sihir mereka dan mati sia-sia. Bahkan mungkin tidak memiliki waktu untuk melancarkan sedangan dan mati lebih dulu.

Jadi dia akan melakukannya untuk menghindari hal ini.

Bro menolak untuk berotak Muzan.

"Menyerahlah," Ucap Innocent Zero dengan intonasi dingin.

[Name] mengorek telinganya tidak peduli, "Matilah."

Pertarungan itu terus berlanjut sampai akhirnya Mash sadar dan mulai mengambil alih panggung pertarungan milik [Name] seenaknya.

Tidak ada yang tahu, bahwa Mash bertemu dengan sosok yang mengakui dirinya adalah malaikat. Dan Innocent Zero bahkan tidak sadar sudah menebak sesuatu yang sungguh terjadi pada Mash.

Seolah malaikat membantumu.

Semua orang terpukau, siapapun itu yang melihat cara Mash bertarung tanpa sihir dan berhasil memojokkan Innocent Zero.

Sementara itu, [Name] menggerutu kesal. Panggung pertarungannya diambil oleh sang Tokoh Utama asli dunia ini, dan itu menyebalkan saat tokoh sampingan sepertinya tidak akan berarti apa-apa.

Tiba-tiba sebuah tangan menarik gadis itu ke pelukannya, Rayne Ames. Pria itu mengelus rambutnya pelan, napasnya tampak terengah-engah karena luka yang dideritanya.

"Kau tampak sekarat."

Mata Rayne sedikit melebar sebelum memasang senyum kecil, membelai pipi gadis itu, "Dan kau tampak cantik."

"Aku serius."

Tangan Rayne terus bergerak mengelus rambut gadis itu, "Kurasa aku tampak sangat menyedihkan saat ini," Dia mengeratkan pelukannya pada [Name], tidak ingin melepaskannya.

"Ya," [Name] mengangguk.

"Tetapi itu tidak masalah, jika kamu baik-baik saja..." Rayne menempelkan ujung hidungnya di pipi lusuh gadis itu, menghembuskan napas hangat dengan tatapan penuh kasih sayangnya.

"Dan kamu sangat hebat," Lanjut Rayne.

Gadis itu kembali mengangguk, "Aku tahu itu."

"Lalu, apakah kamu tahu kalau aku sangat mencintaimu?"

"... Ya."

Dentuman keras terdengar. Tubuh Innocent Zero berubah, mengalami sebuah evolusi besar. Kini dia tampak seperti sosok dewa yang sangat agung dan tidak terkalahkan.

Tampak sangat bersinar di tengah pertarungan ini, semua orang yang melihatnya mulai bersujud. Ah, sosok agung itu... mereka berpikir mereka berhadapan dengan sang Dewa.

"Dewa cacat."

[Name] menyadari Rayne jatuh tak sadarkan diri dengan dahinya bersandar di pundaknya, pria itu sudah mengeluarkan terlalu banyak stamina dan kekuatannya.

"... Kurasa mengakhiri hidup para dewa itu adalah hal yang keren."


Nellswtars —
17 Juli 2024

- 'M A S H L ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang