28

3.2K 214 46
                                    

Hola! Bad day or good day today?!

Ada Damn, He's Hot! chat version/AU version di instagram! Yang penasaran bisa langsung klik link instagram aku di bio wattpad ku, ya! Jangan lupa like, comment dan follow!

***

Belvina menunggu North dengan tenang. Tenang dalam artian, tidak berbicara. Lagipula mau berbicara dengan siapa ia? Jadi meski mulutnya bungkam. Tingkah gadis itu tetap tidak dapat terbungkam. Dengan kreatifitas tinggi, Belvina berhasil membuat satu inovasi, berasal dari rasa penasaran yang tak kalah tinggi dengan balkon kamar North.

Dengan senyum bangga, Belvina menatapi juluran kain yang terikat kuat, terbentuk dari kain sprei yang ia ambil dari lemari North yang banyak sekali. Ikatan kain-kain itu sudah berhasil mendekati rerumputan taman belakang. Yang berarti, berhasil. Belvina dapat turun dari balkon, walau tidak sejago Juna yang hanya melompat dari satu tembok ke tiang lalu mendarat di tanah dengan aman tanpa tali seperti yang akan Belvina lakukan.

Belvina hampir saja melangkah kan satu kakinya menuju luar pembatas, namun panggilan keras membuatnya terhenti.

"Belvina!" North berlari menghampiri dengan kaos hitam dan celana pendek yang ia pakai. Rambutnya yang basah menetes seiring langkah cepatnya.

"Look!" Belvina melangkah mundur, melepas tangannya dari pembatas lantas menghampiri North dengan senyum lebarnya yang terlihat bangga sekali dengan hasil karyanya.
"Gue mau kayak rapunzel! Juna bisa lompat tanpa tali sampai bawah. Gue juga pengen walaupun pakai tali. Tapi malah kelihatan kayak rapunzel! How cool is it! Isn't it?"

North menghembuskan napas lelah, tak habis pikir dengan tingkah Belvina yang hampir membuatnya jantungan di usia muda.
"Ada tangga. Kenapa milih yang susah, Belvi?"

"Ini tuh namanya inovasi. Seru gini kok! Ayo barengan ke bawahnya. Eh, lo aja dulu. Nanti gue rekam dari atas. Terus kalo udah, lo rekam gue turun dari bawah. Let's make a vlog about this cool idea!"

"Fool idea," ucapnya. North melangkah tegas menuju juluran kain yang terikat. Menyentuh, mengecek seberapa kuat ikatan yang gadis itu buat.
"Lo bisa aja jatuh, Bel. Look? Gak kenceng gini?" North menarik juluran kain itu menuju atas. Akan ia perbaiki hingga dapat gadis itu gunakan.

"Emang iya?" Belvina mendekat. Melihat North memperbaiki ikatan satu persatu. Ikatan yang tidak Belvina lakukan. Ia asal saja tadi, asalkan ditarik tidak lepas berarti cukup kuat, pikirnya.

"Ambil kameranya, atau mau pakai handphone?"

Belvina menampilkan cengiran senangnya. Ternyata North menyetujui gagasan hebatnya.
"Kamera. Dua ya? Jadi gak usah lempar-lempar."

North mengangguk. Membiarkan gadis itu berlalu guna mengambil handycam di kamarnya. Ia dengan hati-hati mengikat satu persatu kain yang entah mendapat hidayah dari mana hingga Belvina memilih kain sprei sebagai bahan inovasinya yang luar biasa sekali. Padahal North yakin  mereka berdua sudah ditunggu di rumah Belvina untuk sarapan bersama, jam bahkan sudah menunjukan angka delapan.

"North? Ini kan?" Belvina kembali dengan dua kamera di tangannya. Ia mendekat, memperhatikan North yang telah sampai pada simpul terakhir.
"Udah?"

North melepas kain-kain itu, melemparnya ke bawah.
"Lo yakin bisa gak?" tanyanya memastikan seraya meraih satu kamera dari tangan Belvina.

Damn, He's Hot!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang