Hola! Bad day or good day today?!
Ada Damn, He's Hot! chat version/AU version di instagram! Yang penasaran bisa langsung klik link instagram aku di bio wattpad ku, ya! Jangan lupa like, comment dan follow!
***
Belvina berderap cepat saat memasuki ruang kelasnya yang begitu ramai. Bahkan mungkin terisi oleh murid selain teman kelasnya. Mereka memutari sesuatu. Belvina semakin mengernyit saat bau tak sedap merasuk ke dalam indera penciumannya seiring langkahnya mendekat. Ia menerobos kerumunan itu hingga... menemukan kotak yang telah terbuka, di atas mejanya.
Untuknya?
"Gu-gue beneran gak tau, Bel. Tiba-tiba ada di sini. Gue penasaran, baunya busuk banget. Ternyata i-isinya—" Okta, orang yang mungkin membuka benda itu tak mampu melanjutkan perkataannya. Dua tangannya terangkat rendah, membuka dengan getar yang kentara. Suaranya menyiratkan ketakutan.
Tentu, siapa juga yang akan bersikap biasa saja saat melihat beberapa potongan jari mengisi kotak itu, lengkap dengan kucuran darah yang nampak membeku?
"Bel?"
Ada seseorang yang menyentuh bahunya, namun tatapan Belvina masih terpaku pada benda itu. Di meja yang ia tempati, bahkan ada namanya pada tutup kotak berwarna wine tersebut. Kelopak mawar berjatuhan di mejanya, mungkin tadinya kelopak itu mengisi di atas kotak sebelum terbuka.
"Belvina?"
Belvina meremas rok sebatas lutut yang ia kenakan. Perasaan takut itu, menjalar. Memenuhi ruang napasnya hingga sesak.
Untuk apa? Untuk apa benda itu? Kenapa tertuju padanya? Benarkah nasib Belvina akan setragis itu? Ia pada akhirnya akan mati?
Dan siapa? Kenapa Belvina? Kenapa dirinya yang diincar oleh mereka?
Belvina hanya hidup dengan kobodohan, dengan ketidaktahuan yang kerap terlihat konyol. Belvina hanya seorang remaja SMA yang baru saja akan melangkah ke jenjang selanjutnya, yang bahkan belum Belvina tentukan apa yang benar-benar ia tuju. Lantas kenapa ia harus mati?
Belvina mengerti jika Dimitre, sang ayah bukanlah pebisnis biasa. Ia luar biasa dengan kegagahannya memimpin perusahaan besar. Dan Belvina juga mengerti jika bukan hal mudah untuk berdiri di sana, mempertahankan kedudukan yang pasti akan diwariskan oleh Thomas, bukan dirinya. Belvina juga tidak berminat sama sekali.
Jadi, untuk apa nyawanya harus berakhir?
Dilandasi alasan apa hingga keberadaannya harus lenyap dengan cepat?
"Belvina?"
"Bel?!"
"Belvi?!"
Belvina terlonjak. Ia mengerjap, memfokuskan pandangannya, yang tiba-tiba saja berganti dengan wajah cemas North. Sejak kapan pria itu berdiri di depannya dan menangkup wajahnya?
Mata Belvina bergulir, menyadari jika dirinya kini tidak lagi berada di dalam kelas. Namun di luar. Orang-orang masih berlalu lalang. Ditambah dengan para satpam dan guru yang berderap panik kesana kemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn, He's Hot!
Teen Fiction18+, be wise guys! Di mata Belvina, North itu menyebalkan, jahil, dan overprotective. Maka dengan ketiga pandangan itu Belvina melabeli North sebagai musuh besar yang harus selalu ia recoki tiap hari. Hingga Belvina menemukan North bertelanjang da...